Bersabarlah dengan aku, aku akan berbicara; sehabis bicaraku bolehlah kamu mengejek.<x id="a" />

"Bilakah engkau habis bicara?<x id="p" /> Sadarilah, baru kami akan bicara.

Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aku akan melihat Allah<n id="1" />,<x id="l" />

Karena peduli apa ia dengan keluarganya sesudah ia mati,<x id="h" /> bila telah habis<x id="i" /> jumlah bulannya?<x id="j" />

Sehabis bicaraku tiada seorangpun angkat bicara lagi,<x id="u" /> dan perkataanku menetes ke atas mereka.<x id="v" />

(39-11) ia menjelajah gunung-gunung<x id="c" /> padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.

(39-13) Dapatkah engkau memaksa lembu hutan mengikuti alur bajak dengan keluan,<x id="g" /> atau apakah ia akan menyisir tanah lembah mengikuti engkau?

(41-23) Ia meninggalkan jejak yang bercahaya, sehingga samudera raya disangka orang rambut putih.

Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya<n id="1" />.<x id="b" />

Dengan nyaman ia ditutupi oleh gumpalan-gumpalan tanah di lembah;<x id="b" /> setiap orang mengikuti dia, dan yang mendahului dia<x id="c" /> tidak terbilang banyaknya.

Jikalau langkahku menyimpang dari jalan,<x id="y" /> dan hatiku menuruti pandangan mataku, dan noda<x id="z" /> melekat pada tanganku,<x id="a" />

karena mereka meninggalkan-Nya,<x id="q" /> dan tidak mengindahkan satupun dari pada jalan-Nya,<x id="r" />

Kemudian suara-Nya menderu, Ia mengguntur<x id="m" /> dengan suara-Nya<x id="n" /> yang megah; Ia tidak menahan kilat petir, bila suara-Nya kedengaran.

Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat.

Setelah TUHAN mengucapkan firman itu<n id="1" /> kepada Ayub,<x id="s" /> maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu,<x id="t" /> karena kamu tidak berkata benar tentang Aku<n id="2" /> seperti hamba-Ku Ayub<n id="3" />.<x id="u" />