Kata perempuan itu: "Biarlah Abisag,<x id="b" /> gadis Sunem itu, diberikan kepada kakakmu Adonia menjadi isterinya."

Mayat orang itu dikuburkannya di dalam kuburnya<x id="k" /> sendiri, maka diratapilah dia: "Wahai, saudaraku!<x id="l" />"

tetapi nabi Natan dan Benaya dan para pahlawan dan Salomo,<x id="o" /> adiknya, tidak diundangnya.<x id="p" />

Tetapi kepada anak-anak Barzilai,<x id="k" /> orang Gilead itu, haruslah kautunjukkan kemurahan<x id="l" /> hati. Biarlah mereka termasuk golongan yang mendapat makanan dari mejamu,<x id="m" /> sebab merekapun menunjukkan kesetiaannya dengan menyambut aku pada waktu aku melarikan diri dari depan kakakmu Absalom.

Sebab itu ia berkata: "Macam apakah kota-kota yang telah kauberikan kepadaku ini, hai saudaraku?" Maka orang menyebutkannya tanah Kabul<x id="n" /> sampai hari ini.

Sesudah itu Adonia mempersembahkan domba, lembu dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel,<x id="m" /> lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja,<x id="n" /> dan semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja;

Lalu katanya: "Engkau sendiri tahu bahwa akulah yang berhak atas kedudukan raja, dan bahwa seluruh Israel mengharapkan, supaya aku menjadi raja; tetapi sebaliknya kedudukan raja jatuh kepada adikku, sebab dari Tuhanlah ia mendapatnya.

Tetapi raja Salomo menjawab ibunya: "Mengapa engkau meminta hanya Abisag,<x id="c" /> gadis Sunem itu, untuk Adonia? Minta jugalah untuknya kedudukan raja! Bukankah dia saudaraku<x id="d" /> yang lebih tua, dan di pihaknya ada imam Abyatar<x id="e" /> dan Yoab, anak Zeruya?"

Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu, orang Israel. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi<n id="1" />." Maka mereka mendengarkan firman TUHAN dan pergilah mereka pulang sesuai dengan firman TUHAN itu.

Lalu mereka melilitkan kain kabung pada pinggang mereka dan tali pada kepala mereka, kemudian mereka pergi menghadap raja Israel sambil berkata: "Hambamu Benhadad berkata: Kiranya tuanku membiarkan aku hidup." Jawabnya: "Masih hidupkah dia? Dia saudaraku."

Orang-orang itu menganggap hal itu sebagai tanda yang baik, maka segeralah mereka berpegang pada perkataannya itu, lalu berkata: "Memang saudaramu Benhadad!" Sesudah itu berkatalah Ahab: "Pergilah, ambil dia!" Jadi keluarlah Benhadad mendapatkan dia, lalu diajak naik ke atas kereta.