Orang yang diurapi<x id="k" /> TUHAN, nafas hidup kami, tertangkap dalam pelubang<x id="l" /> mereka, dia yang kami sangka: "Dalam naungannya<x id="m" /> kami akan hidup di antara bangsa-bangsa."

Ah, betapa terpencilnya<x id="a" /> kota itu<n id="3" />, yang dahulu ramai!<x id="b" /> Laksana seorang jandalah<x id="c" /> ia, yang dahulu agung<x id="d" /> di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.<x id="e" />

Yehuda telah ditinggalkan<x id="j" /> penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman;<x id="k" /> siapa saja yang menyerang dapat memasukinya<x id="l" /> pada saat ia terdesak.

Si lawan mengulurkan tangannya kepada segala harta bendanya;<x id="f" /> bahkan harus dilihatnya bagaimana bangsa-bangsa masuk ke dalam tempat kudusnya,<x id="g" /> padahal Engkau, ya TUHAN, telah melarang<x id="h" /> mereka untuk masuk jemaah-Mu.

Terbenam gapura-gapuranya<x id="b" /> di dalam tanah; TUHAN menghancurkan dan meluluhkan palang-palang<x id="c" /> pintunya. Rajanya dan pemimpin-pemimpinnya berada di antara bangsa-bangsa asing.<x id="d" /> Tak ada petunjuk<x id="e" /> dari TUHAN, bahkan nabi-nabi<x id="f" /> tidak menerima lagi wahyu<n id="1" /><x id="g" /> dari pada-Nya.

"Singkir! Najis!", kata orang kepada mereka, "Singkir! Singkir! Jangan sentuh!"; lalu mereka lari dan mengembara,<x id="y" /> maka berkatalah bangsa-bangsa: "Mereka tak boleh tinggal lebih lama<x id="z" /> di sini."

Selalu mata kami merindukan pertolongan,<x id="d" /> tetapi sia-sia;<x id="e" /> dari menara penjagaan kami menanti-nantikan suatu bangsa<x id="f" /> yang tak dapat menolong.