Di sampingnya Meremot<x id="r" /> bin Uria bin Hakos memperbaiki bagian yang berikut, dari pintu masuk rumah Elyasib sampai pada ujung rumah Elyasib.

Di samping mereka Benyamin dan Hasub mengadakan perbaikan di depan rumah mereka. Di samping mereka Azarya bin Maaseya bin Ananya mengadakan perbaikan di samping rumahnya.

Pun kami akan membawa ke rumah Allah kami, yakni kepada para imam yang menyelenggarakan kebaktian<x id="c" /> di rumah Allah kami, anak-anak sulung<x id="d" /> kami dan anak-anak sulung ternak kami seperti tertulis dalam kitab Taurat, juga anak-anak sulung lembu kami dan kambing domba kami.

Mulai dari pintu gerbang Kuda<x id="a" /> para imam mengadakan perbaikan, masing-masing di depan rumahnya.

Dan ada yang berteriak: "Ladang<x id="w" /> dan kebun anggur dan rumah kami gadaikan untuk mendapat gandum pada waktu kelaparan.<x id="x" />"

Adapun kota itu luas dan besar, tetapi penduduknya<x id="l" /> sedikit dan rumah-rumah belum dibangun.

Inilah para imam: bani Yedaya, yakni kaum keluarga Yesua: sembilan ratus tujuh puluh tiga orang;

Pula kami mewajibkan diri untuk memberi tiap tahun sepertiga syikal untuk ibadah di rumah Allah kami, yakni:

Pula Sabetai<x id="s" /> dan Yozabad,<x id="t" /> kepala-kepala orang-orang Lewi, yang mengawasi pekerjaan di luar rumah Allah.

dari Bet-Gilgal, dari padang Geba dan Asmawet, karena para penyanyi itu telah mendirikan desa-desa sekitar Yerusalem.

Kemudian kedua paduan suara itu berdiri di rumah Allah. Demikian juga aku bersama-sama sebagian dari para penguasa,

Tetapi sebelum masa itu imam Elyasib yang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik<x id="y" /> rumah Allah kami, dan yang mempunyai hubungan erat dengan Tobia,<x id="z" />

Aku menjadi sangat kesal, lalu kulempar semua perabot rumah Tobia ke luar bilik<x id="e" /> itu.

Kemudian kusuruh tahirkan bilik<x id="f" /> itu, sesudah itu kubawa kembali ke sana perkakas-perkakas rumah Allah, korban sajian dan kemenyan.<x id="g" />

Aku menyesali para penguasa, kataku: "Mengapa rumah Allah dibiarkan<x id="j" /> begitu saja?" Lalu kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada tempatnya.

Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng<x id="b" /> bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku<x id="c" /> itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku<n id="1" />.<x id="d" />

Ketika aku pergi ke rumah Semaya bin Delaya bin Mehetabeel, sebab ia berhalangan datang, berkatalah ia: "Biarlah kita bertemu di rumah Allah, di dalam Bait Suci,<x id="w" /> dan mengunci pintu-pintunya, karena ada orang yang mau datang membunuh engkau, ya, malam ini mereka mau datang membunuh engkau."

Pula dengan membuang undi kami,<x id="y" /> yakni para imam, orang-orang Lewi dan kaum awam, menetapkan suatu cara untuk menyediakan kayu api.<x id="z" /> Kayu itu harus dibawa ke rumah Allah kami secara bergilir oleh kaum-kaum keluarga kami pada waktu-waktu tertentu setiap tahun, supaya di atas mezbah TUHAN Allah kami ada api yang menyala, seperti tertulis dalam kitab Taurat.

Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka memungut persembahan persepuluhan<x id="i" />. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa persembahan persepuluhan dari pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik rumah perbendaharaan.

Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya!<x id="w" /> Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota,<x id="x" /> tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?<x id="y" />"