yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya.<x id="w" />

Jadi masih tersedia suatu hari perhentian<n id="1" />, hari ketujuh, bagi umat Allah.

Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman<x id="q" />",

Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban<x id="n" /> syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir<x id="o" /> yang memuliakan nama-Nya.

Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian<n id="1" /><x id="p" /> dapat masuk ke dalam tempat kudus,<x id="q" />

karena ia lebih suka menderita sengsara<x id="z" /> dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa<n id="1" />.

Dan Musa memang setia dalam segenap rumah<x id="z" /> Allah sebagai pelayan<x id="a" /> untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,

janganlah keraskan hatimu<n id="1" /><x id="g" /> seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,

Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah<x id="l" /> yang hidup<n id="1" />.

Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri,<x id="t" /> karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,

Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku<x id="t" /> lain; dari suku ini tidak ada seorangpun yang pernah melayani di mezbah.<x id="u" />

--sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan<n id="1" /><x id="y" />--tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan<x id="z" /> yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.<x id="a" />

Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru,<x id="o" /> Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua.<x id="p" /> Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.

Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah.

Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan,<x id="h" /> marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.<x id="i" />

Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk<n id="1" /> ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan<x id="h" /> itu juga.

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian<x id="v" /> menghampiri<x id="w" /> takhta kasih karunia<n id="1" />, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Ia tidak berbapa, tidak beribu<n id="1" />, tidak bersilsilah,<x id="i" /> harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah,<x id="j" /> ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.

Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan<x id="f" /> dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah.<x id="g" /> Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara<n id="1" /> mereka.<x id="h" />

Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya,<x id="x" /> tetapi ke dalam sorga sendiri<x id="y" /> untuk menghadap hadirat<x id="z" /> Allah guna kepentingan kita.