<span class="red">Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.<x id="b" />span>

Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal,<x id="e" /> ia dan nenek moyang kita;

"Hai saudara-saudara dan bapa-bapa,<x id="y" /> dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan kepadamu sebagai pembelaan diri."

Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu<n id="1" />, supaya jangan tawar hatinya.

<span class="red">Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka.span>

Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu<n id="1" />,<x id="i" /> tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.<x id="j" />

di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku,<x id="h" /> empat puluh tahun lamanya.

<span class="red">Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu<n id="1" />; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.<x id="a" />"span>

Nenek moyang kami menyembah di atas gunung<x id="q" /> ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah<x id="r" /> tempat orang menyembah."

Nenek moyang kami telah makan manna<x id="d" /> di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan<x id="e" /> roti dari sorga."

Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan.<x id="y" />

Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir.<x id="d" />

Hai orang-orang<x id="t" /> yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati<x id="u" /> dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus<n id="1" />, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.

Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah<x id="c" /> dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk,<x id="d" /> yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?

Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur,<x id="a" /> yang menurunkan Mesias<x id="b" /> dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu.<x id="c" /> Ia adalah Allah yang harus dipuji<x id="d" /> sampai selama-lamanya. Amin!

Aku mau, supaya kamu mengetahui<n id="1" />,<x id="s" /> saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan<x id="t" /> dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.<x id="u" />

Kata mereka: "Di manakah janji<x id="o" /> tentang kedatangan-Nya itu<n id="1" />? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.<x id="p" />"

<span class="red">Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah,<x id="u" /> sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi<n id="1" />.<x id="v" />span>

<span class="red">Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.<x id="o" />"span>

Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa,<x id="h" /> dengarkanlah<n id="1" />! Allah yang Mahamulia<x id="i" /> telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran,<x id="j" />