Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus<x id="j" /> datang, supaya kita dibenarkan karena iman.<x id="k" />

kelemahlembutan, penguasaan diri.<x id="x" /> Tidak ada hukum<x id="y" /> yang menentang hal-hal itu.

Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak.<x id="e" /> Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat.<x id="f" />

Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.<x id="p" />

Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!<x id="k" />"

Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat<n id="1" />? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran<x id="z" />--sampai datang keturunan<x id="a" /> yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat<x id="b" /> ke dalam tangan seorang pengantara.<x id="c" />

Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun<x id="x" /> kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.