Lalu aku melihat ketujuh malaikat,<x id="y" /> yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.<x id="z" />

Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala<x id="h" /> itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.

<span class="red">Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku<x id="l" /> dan ketujuh kaki dian<x id="m" /> emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat<n id="1" /><x id="n" /> dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat.<x id="o" />"span>

Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat:<x id="r" /> ketujuh kepala<x id="s" /> itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,

Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat<n id="1" /><x id="i" /> yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu,<x id="j" /> dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang,<x id="k" /> dan dari ketujuh roh<x id="l" /> yang ada di hadapan takhta-Nya,

<span class="red">"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus:<x id="p" /> Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya<x id="q" /> dan berjalan di antara ketujuh kaki dian<x id="r" /> emas itu.span>

Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh<x id="u" /> yang menderu, dan tujuh obor<x id="v" /> menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh<x id="w" /> Allah<n id="1" />.

Dan sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya,<x id="a" /> tetapi aku mendengar suatu suara dari sorga<x id="b" /> berkata: "Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!<x id="c" />"

Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit;<x id="v" /> dan lihatlah, seekor naga merah padam<x id="w" /> yang besar<n id="1" />, berkepala<x id="x" /> tujuh dan bertanduk<x id="y" /> sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.<x id="z" />

Dan aku melihat suatu tanda<x id="b" /> lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat<x id="c" /> dengan tujuh malapetaka<x id="d" /> terakhir<n id="1" />, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.

Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka<x id="x" /> itu, keluar dari Bait Suci,<x id="y" /> berpakaian lenan<x id="z" /> yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya<x id="a" /> berlilitkan ikat pinggang dari emas.

Dan satu dari keempat makhluk<x id="b" /> itu memberikan kepada ketujuh malaikat<x id="c" /> itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah<n id="1" />, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya.<x id="d" />

Dan Bait Suci itu dipenuhi asap<x id="e" /> karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci<x id="f" /> itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.

Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci<x id="g" /> berkata kepada ketujuh malaikat<x id="h" /> itu: "Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah<n id="1" /> itu ke atas bumi.<x id="i" />"

Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat,<x id="s" /> yang membawa ketujuh cawan<x id="t" /> itu dan berkata kepadaku<n id="1" />: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan<x id="u" /> atas pelacur<x id="v" /> besar<n id="2" />, yang duduk di tempat yang banyak airnya.<x id="w" />

Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian<x id="s" /> dari emas<n id="1" />.

Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk<x id="v" /> itu dan di tengah-tengah tua-tua<x id="w" /> itu berdiri seekor Anak Domba<x id="x" /> seperti telah disembelih<n id="1" />, bertanduk tujuh dan bermata tujuh:<x id="y" /> itulah ketujuh Roh<x id="z" /> Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka<x id="k" /> terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan,<x id="l" /> mempelai Anak Domba<n id="1" />."

Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu,<x id="o" /> sebuah gulungan kitab<n id="1" />, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya<x id="p" /> dan dimeterai<x id="q" /> dengan tujuh meterai.

dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa<x id="y" /> yang mengaum. Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh<n id="1" /><x id="z" /> itu memperdengarkan suaranya.