Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 26 ayat untuk tangan manusia AND book:[1 TO 39] AND book:10 [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Sam 24:1) (ende)

Mula2 kisah ini tersambung dengan 2Sa 21:1-14

(0.96) (2Sam 7:19) (bis)

Kemungkinan besar artinya: hal itu ... manusia; Ibrani: ini suatu hukum bagi manusia.

(0.96) (2Sam 24:1) (jerusalem) Seluruh bab ini berpasang dengan 2Sa 21:1-14.
(0.90) (2Sam 7:19) (endetn)

Beberapa kata naskah Hibrani ditinggalkan (dan inilah adjaran (hukum) manusia).

(0.83) (2Sam 7:14) (ende)

Radja dianggap sebagai anak-angkat Allah. Jahwe mau berlaku terhadap wangsa Dawud selaku bapak dengan melindungi dan membantu keturunan Dawud. Tongkat insani dan bala anak-manusia berarti: setjara insani,sehingga tertahan dan wangsa Dawud tidak akan dibinasakan, sebagaimana terdjadi apabila Allah menghukum setjara ilahi. Ajat ini menjindir kesalahan2 Sulaiman (1Ra 5:18; 18:16).

(0.83) (2Sam 13:28) (full: PARANGLAH AMNON, MAKA ... MEMBUNUH DIA. )

Nas : 2Sam 13:28

Allah mengizinkan dendam Absalom untuk menghukum kejahatan Amnon terhadap Tamar. Kadang-kadang Allah menggunakan dosa manusia untuk mencapai maksud-Nya, dengan menghukum seorang yang berdosa melalui dosa orang lain.

(0.83) (2Sam 14:17) (jerusalem: malaikat Allah) Dalam nas-nas tua, bdk Kej 16:7+. Malaikat Allah (TUHAN) ialah Allah sendiri yang memperlihatkan diri kepada manusia. Perempuan itu mengatakan bahwa Daud mempunyai hikmat ilahi, bdk 2Sa 14:20
(0.83) (2Sam 17:1) (sh: Rencana manusia dan rencana Allah. (Senin, 06 Juli 1998))
Rencana manusia dan rencana Allah.

Salahkah kita berencana dan menyusun strategi? Tentu tidak. Kita memiliki akal untuk berpikir dan menyusun kiat yang terbaik. Usul serta nasihat Ahitofel sebenarnya sangat jitu! Serangan mendadak itu bisa mematahkan perlawanan Daud yang dalam keadaan letih dan terdesak serta dapat mempersingkat pertumpahan darah berkepanjangan. Tetapi walau manusia merencanakan, akhirnya Allah yang memutuskan apa yang harus terjadi! Apabila dalam hal mencabuli para gundik Husai tidak dimintai pendapat, justru dalam menghadapi usaha pelarian Daud, Absalom melibatkan Husai.

Adu penalaran. Nasihat Husai yang bertolakbelakang ternyata lebih didengar Absalom. Mengapa usul yang sebenarnya mencegah Absalom dari kemenangan itu yang didengar? Sebab usul itu lebih memompa egoisme Absalom. Pasukan besar yang terdiri dari seluruh rakyat Israel, tidakkah itu membanggakan dan lebih meyakinkan? Rasa kurang diri yang mungkin tersembunyi dalam diri Absalom ditutupi pula oleh nasehat tersebut yang sangat pandai memilih penggunaan bahasa (Bdk. ay "Daud diumpamakan seperti beruang marah")

Renungkan: Hal besar yang dalam pertimbangan manusia baik untuk melawan orang kepunyaan-Nya, bisa dibalikkan Allah untuk justru menjatuhkan dan menggagalkan rencana jahat itu.

(0.82) (2Sam 12:14) (jerusalem: menista TUHAN) Dalam naskah Ibrani terbaca: meminta musuh-musuh TUHAn. Musuh-musuh itu ditambahkan supaya terhindar hujat. Dengan berdosa manusia tidak hanya melanggar tata susila atau tata masyarakat saja, tetapi terutama memutuskan hubungan pribadi dengan Allah, bdk Kej 39:9; Maz 51:6; Yes 59:1-2 Hanya Allah saja dapat memulihkan hubungan itu, Maz 65:4; bdk Mar 2:5 dst+.
(0.82) (2Sam 7:1) (sh: Antara "jika" dan "meskipun" (Senin, 11 Agustus 2003))
Antara "jika" dan "meskipun"

Tabut Allah telah dibawa ke Yerusalem, berarti kehadiran Allah sudah mengesahkan dinasti Daud yang baru. Namun, apakah hal itu cukup bagi Daud? Kelihatannya tidak. Daud ingin memastikan bahwa Allah menetap secara permanen di Yerusalem. Karena itu, Daud memutuskan untuk membangun Bait Allah. Dengan demikian Allah akan "berdiam" di Yerusalem, dan kerajaan Daud dipastikan kokoh. Sekali lagi ini adalah tindakan brilian Daud. Ia membuat sebuah simbol keagamaan yang selama ini belum ada, dan lebih dahsyat daripada tabut Allah.

Keputusan Daud memang penting dalam kaitan dengan kehadiran Allah. Namun demikian, Allah yang bebas tidak bisa "diikat" oleh rumah yang didirikan manusia. Manusia tidak bisa mengatur Allah dengan simbol-simbol keagamaan. Allahlah yang mengatur manusia. Daud sekali lagi hampir terjebak untuk mengatur Allah bagi kepentingan politiknya. Demikian juga dengan Natan yang telah mengesahkan keputusan Daud (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">3). Namun, Allah berfirman kepada Natan untuk menarik persetujuannya. Allahlah yang akan membangun "rumah" (bisa berarti dinasti) bagi Daud (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">11).

Janji Allah bagi Daud begitu luar biasa. Allah yang biasanya mensyaratkan ("jika") ketaatan dalam memberikan berkat, kini menjadi tanpa syarat ("meskipun") dalam menganugerahkan kesejahteraan bagi Daud (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">15). Ini adalah pernyataan kasih Allah yang mutlak, tidak tergantung dari tindakan manusia. Dengan janji Allah yang teguh ini, komunitas Israel (dan akhirnya komunitas Kristen) menjadi komunitas pengharapan. Namun demikian, tidak berarti ketaatan tidak diperlukan lagi. Baik respons kita maupun kasih Allah merupakan dua unsur yang terus-menerus hadir dalam Alkitab. Keduanya penting untuk kepenuhan hidup kita.

Renungkan: Kasih Allah dalam Kristus bulat tanpa syarat. Jalanilah hari-hari Anda dengan ketaatan dan ucapan syukur atas kasih-Nya juga tanpa syarat.

(0.81) (2Sam 11:14) (sh: Hati-hati dengan kuasa. (Kamis, 25 Juni 1998))
Hati-hati dengan kuasa.

Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang berbahaya di medan perang. Tujuannya adalah agar Uria terbunuh. Ini dilakukan Daud karena siasat liciknya tidak berjalan sesuai rencananya. Tetapi karena Daud sudah berbuat salah menggauli Betsyeba, maka apapun caranya Uria harus mati. Kemudian Daud menggunakan kuasanya sebagai raja, bukan untuk melindungi rakyatnya, tetapi untuk melindungi kejahatannya dengan membunuh rakyatnya.

Hati-hati dengan rekayasa. Uria sudah mati terbunuh, karena persekongkolan Daud dengan panglimanya, Yoab. Tetapi persekongkolan ini harus tidak boleh terbongkar. Maka dibuatlah rekayasa, yaitu dengan membuat cerita seolah-olah Uria mati dengan wajar karena musuh begitu hebatnya. Kematian yang direncanakan manusia ingin dibuat seolah-olah kehendak Tuhan. Bahaya rekayasa adalah manusia ingin menjadi sama dengan Tuhan, yang menentukan hidup mati seseorang. Daud kini terjerembab ke dalam dosa lebih besar: bertindak seolah Allah merekayasa dengan jalan menipu.

Renungkan: Kita dianugerahi potensi yang dapat digunakan untuk merekayasa. Ingatlah bahwa Tuhan akan menghakimi penggunaannya.

Doakan: Agar kuasa tidak dipakai untuk rekayasa pembunuhan.

(0.81) (2Sam 19:9) (sh: Strategi Daud. (Sabtu, 11 Juli 1998))
Strategi Daud.

Meski Daud telah memperoleh kemenangan dalam menumpas pemberontakan Absalom, tetapi untuk memimpin kembali rakyat yang pernah menolaknya bukanlah perkara mudah. Daud harus bijak supaya ia bisa diterima secara aklamasi, baik oleh kaum Israel, yang semula menyulut pemberontakan, maupun oleh kaum Yehuda.

Keberanian mengakui, keberanian mengampuni. Tidak setiap orang mampu melakukan seperti yang Daud lakukan terhadap Simei, menghapuskan begitu saja perbuatannya yang tak terpuji, walaupun sebenarnya Daud tidak dengan mudah melupakan perbuatan Simei itu (lih. tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">2:8,9">1Raj. 2:8,9). Daud mengambil langkah itu karena tahu bahwa saat itu adalah saat untuk membangun dan memulihkan bukan untuk membalas dendam. Sikap yang sulit ditemukan dalam kepemimpinan dewasa ini.

Pengampunan Kristus. Peristiwa dramatis di kayu salib mengingatkan kita bahwa Kristus memberikan pengampunan dengan memperhitungkan tindakan manusia yang berdosa ke atas diri-Nya sendiri. Hanya pengampunan dari Tuhan yang sungguh membebaskan kita dari tuduhan dan tuntutan dosa akibat dosa.

Renungkan: Melalui ketaatan, disiplin dan latihan, manusia ciptaan yang fana ini tumbuh menuju gambar dan rupa Allah yang kekal (Ireneus).

(0.80) (2Sam 5:6) (full: YERUSALEM. )

Nas : 2Sam 5:6

Daud merebut Yerusalem dan menjadikannya ibu kota Israel. Secara rohani, kota ini kemudian menjadi kota terkemuka di bumi, pusat kegiatan penebusan Allah bagi umat manusia. Yesus disalibkan dan dibangkitkan dari antara orang mati di Yerusalem, dan Roh Kudus dicurahkan atas para pengikut Yesus yang berkumpul di sana. Alkitab menyebut Yerusalem kota Allah (Mazm 46:5; 48:2; 87:3; Ibr 12:22; Wahy 3:12;

lihat art. KOTA YERUSALEM).

(0.80) (2Sam 11:15) (full: SUPAYA IA TERBUNUH MATI. )

Nas : 2Sam 11:15

Daripada mengakui dosanya, Daud memutuskan untuk menyuruh orang membunuh Uria dan kemudian mengambil istrinya. Kata-kata yang diucapkan Rasul Yohanes mengenai Kain dan semua pembunuh lainnya (1Yoh 3:12-15) juga berlaku untuk Daud kali ini, "Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya" (1Yoh 3:15). Ia hanya dapat dipulihkan melalui pertobatan yang sungguh-sungguh dan mendalam di hadapan Allah (lih. pasal 2Sam 12:1-31; Mazm 51:1-21).

(0.80) (2Sam 7:14) (jerusalem: Aku akan menjadi Bapanya...) Ini sebuah rumusan yang lazim dipakai orang dalam mengangkat seseorang menjadi anak angkat. Rumusan itupun terdapat dalam Maz 2:7 dan Maz 110:3 (menurut terjemahan Yunani). Tetapi dalam 2Sa 7:14 ini juga untuk pertama kalinya terungkap pengharapan akan raja penyelamat terakhir (Mesias). Sebab setiap raja keturunan Daud hanya gambar tak sempurna dari raja yang dicita-citakan itu, bdk akhir ayat ini dan Maz 89:31-34. Dalam 1Ta 17:13 ayat ini diterapkan pada Mesias dan karena itu bagian kedua 2Sa 7:14 ini dihilangkan
(0.80) (2Sam 24:1) (full: HITUNGLAH ORANG ISRAEL DAN ORANG YEHUDA. )

Nas : 2Sam 24:1

Perhatikan hal-hal berikut mengenai dosa Daud dalam menghitung jumlah rakyatnya:

  1. 1) Di sini dikatakan bahwa Allah telah menghasut Daud, sedangkan dalam 1Taw 21:1 dikatakan bahwa Iblis "membujuk Daud untuk menghitung orang Israel." Kadang-kadang Allah memakai Iblis untuk mencapai maksud-maksud ilahi-Nya dengan mengizinkan Iblis menguji umat Allah (bd. Ayub 1:12; 2:6; Mat 4:1-11; 1Pet 4:19; 5:8). Allah rupanya mengizinkan Iblis untuk mencobai Daud karena kesombongannya dan ketidakpercayaannya kepada Allah. Kehendak Daud ikut terlibat dalam dosa ini (ayat 2Sam 24:3-4; 1Taw 21:3-4), karena ia dapat melawan Iblis.
  2. 2) Disebutnya "murka Tuhan terhadap Israel" menunjukkan bahwa Israel telah melakukan suatu pelanggaran berat terhadap Allah. Murka Allah hanya bangkit apabila manusia berbuat dosa, dan bangsa itu rupanya telah melakukan sesuatu yang membuat mereka patut menerima hukuman ini (sekalipun dosa yang mereka perbuat tidak disebutkan).
  3. 3) Sifat dosa Daud mungkin berupa kesombongan, terungkap
    1. (a) dalam kepemimpinannya atas suatu bangsa yang kuat dan berjumlah besar, dan
    2. (b) dalam meninggikan dan menyombongkan diri atas berbagai prestasi dan kekuatannya yang besar. Daud bermegah di dalam kemampuan manusia dan jumlah yang besar, bukan dalam kuasa dan kebenaran Allah.
(0.80) (2Sam 11:14) (sh: Hati-hati dengan kuasa (Kamis, 14 Agustus 2003))
Hati-hati dengan kuasa

Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa Mei 1998, ketika bangsa Indonesia menuntut reformasi dan menurunkan penguasa yang berkuasa saat itu. Alasannya adalah bahwa rakyat tertindas, terpasung hak-haknya mengemukakan pendapat, praktik rasialis, dlsb. Pengalaman ini mungkin tidak hanya dialami oleh bangsa Indonesia. Di seluruh dunia pun akan mengalami hal yang sama ketika negaranya diperintah oleh penguasa yang lalim. Akibatnya kekuasaan selalu identik dengan kekerasan, dan tindakan sewenang- wenang.

Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Daud mulai menempatkan kekuasaan pada proporsi yang keliru. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang berbahaya di medan perang. Tujuannya, agar Uria terbunuh. Ini dilakukan Daud karena siasat liciknya tidak berjalan sesuai rencananya. Tetapi karena Daud sudah berbuat salah menggauli Batsyeba, maka apa pun caranya Uria harus mati. Daud menggunakan kuasanya sebagai raja bukan untuk melindungi rakyat, tetapi untuk melindungi kejahatannya dengan membunuh rakyat.

Uria sudah mati terbunuh, karena persekongkolan Daud dengan panglimanya, Yoab. Tetapi Daud berusaha agar persekongkolan ini tidak boleh terbongkar lagi-lagi karena kekuasaan. Maka dibuatlah rekayasa, yaitu dengan membuat cerita seolah-olah Uria mati dengan wajar karena musuh begitu hebatnya. Kematian yang direncanakan manusia ingin dibuat seolah-olah kehendak Tuhan atau insiden semata. Hakikat rekayasa adalah manusia ingin menjadi sama dengan Tuhan, yang menentukan hidup mati seseorang. Daud kini terjerembab ke dalam dosa lebih besar: bertindak seolah Allah, merekayasa dengan jalan menipu.

Renungkan: Kita dianugerahi potensi yang dapat digunakan untuk merekayasa banyak hal. Tetapi ingatlah bahwa Tuhan akan menghakimi penggunaannya.

(0.79) (2Sam 2:8) (sh: Peperangan. (Senin, 16 Februari 1998))
Peperangan.

Peperangan selalu membawa malapetaka.Di pihak pemenang pun tetap ada korban (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">30-31). Peperangan adalah masalah serius yang harus diusahakan jalan keluarnya, karena sangat mengancam kehidupan manusia. Mengapa Abner mengangkat Isybosyet sebagai raja (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">8-10), padahal ia tahu bahwa raja Daud sudah diresmikan sebagai raja, dan ada janji Tuhan (bdk. ">2Sam. 3:9-10). Seandainya Abner tidak mengangkat Isybosyet sebagai raja, lembaran hitam ini tidak akan terjadi.

Masing-masing yakin akan menang (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">3:12-14" context="true">12-14). Abner dan Yoab menyakinkan anak buahnya masing-masing telah rebah, tetapi tidak ada yang segera menghentikan perang. Mereka saling memperhebat serangan (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">17). Secara khusus Asael mengejar Abner (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">19). Abner menasihati Asael, tetapi sia-sia. Akibatnya Abner membunuh Asael (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">19-23). Kematian Asael menjadikan Yoab dan Abisai semakin membenci Abner (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">24-26). Abner berseru meminta Yoab menghentikan perang (ayat tangan+manusia+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A10&tab=notes" ver="">26-28). Namun suara itu seolah teriak di tengah gurun.

Renungkan: Apapun alasannya, peperangan kebanyakan dilakukan oleh pihak yang kalah dalam pengendalian diri.

Doa: Menjadi orang yang suka mengalah demi mewujudkan damai.

(0.79) (2Sam 12:1) (sh: Berita dari Natan. (Jumat, 26 Juni 1998))
Berita dari Natan.

Nabi Natan membuat cerita (bukan kejadian sesungguhnya) tentang perlakuan seorang kaya terhadap seorang miskin. Tujuannya untuk mengusik nurani dan kepekaan akan keadilan dalam diri Daud agar sesudah itu ia sadar akan dosanya terhadap Uria dan istrinya. Perumpamaan itu sangat tajam. Daud menilai bahwa orang kaya itu sangat jahat dan harus dihukum berat. Dengan cerita ini Nabi Natan menyadarkan Daud akan dosanya. Kecaman keras Natan mengoyak hati Daud yang dikuasai dosa. Begitulah, firman Tuhan menusuk langsung hati manusia yang digelapkan dosa.

Berita dari Tuhan. Berita dari Tuhan kepada Daud berisi penghukuman. Walaupun Daud adalah orang yang diurapi dan dikasihi Tuhan, tetapi Tuhan harus berlaku adil. Yang bersalah harus mempertanggungjawabkan kesalahannya dan dihukum. Vonis Tuhan adalah: Daud dan keluarganya akan mati karena pedang, bahkan Daud akan dipermalukan di depan orang banyak. Daud mengakui dosanya. Kasih Tuhan terhadap orang yang bertobat jauh lebih besar dari penghukuman. Ini membuktikan Tuhan kita itu adil dalam kasih-Nya.

Renungkan: Kasih Tuhan mengampuni dan menyertai kita dengan setia agar kita bisa setia kepada sifat dan kebenaran-Nya.

Doakan: Orang yang diperlakukan tidak adil oleh sesamanya.

(0.79) (2Sam 14:1) (sh: Yang pergi. (Selasa, 30 Juni 1998))
Yang pergi.

Absalom yang pergi meninggalkan kaum keluarganya karena takut, tentulah rindu untuk kembali. Tak ada orang yang dapat hidup dengan tenang kalau ia terbuang. Ini adalah gambaran bahwa manusia tidak dapat hidup tenang dan bahagia kalau ia terbuang jauh dari Allah. Tetapi Absalom tidak berani langsung kembali; khawatir ayahnya, Daud masih marah. Yoab menduga Daud sudah tidak marah lagi. Kemudian disusunlah siasat untuk mengetahui apakah benar Daud sudah tidak marah. Perdamaian memang harus diusahakan lebih dari apapun.

Yang menimbang, Seorang perempuan Tekoa diminta bersandiwara untuk meminta pertimbangan apakah kiranya orang seperti Absalom harus dibunuh atau dibiarkan hidup. Inilah cara Yoab untuk meminta pengampunan atas Absalom dari raja. Dari pertimbangannya yang bijaksana Daud mengatakan bahwa orang yang seperti Absalom itu seharusnya jangan dicelakai. "Allah tidak mengambil nyawa orang, melainkan Ia merancang supaya orang yang terbuang jangan tinggal terbuang daripada-Nya" kata perempuan Tekoa ini. Begitulah kasih Allah.

Renungkan: Karya rekonsiliasi Yesus Kristus bertujuan agar orang yang terbuang dari Allah atau pun dari keluarga dapat dipulihkan kembali.

Doakan: Orang yang sudah lama meninggalkan Tuhan.



TIP #08: Klik ikon untuk memisahkan teks alkitab dan catatan secara horisontal atau vertikal. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA