(1.00) | (Kej 49:24) |
(endetn) Teks Hibrani: "Namun lestari tetap busurnja, dan bergeraklah tjepat-tjepat kekuatan tangannja". |
(0.70) | (Kej 2:9) |
(ende) Pohon kehidupan melambangkan hidup lestari tidak terantjam maut. Djuga pohon pengertian baik dan djahat mengibaratkan hakekat rohani. Nanti akan ternjata pohon pengertian baik dan djahat membawa kemalangan bagi manusia. Hingga sekarang baginja kedjahatan belum ada. Tetapi sesudah makan buah pohon ini djuga kedjahatan akan diketahui dan dialaminja. Disinipun pengarang ternjata suka menggunakan kata jang sama dengan arti-arti jang agak berbeda. Arti "memahami baik dan djahat" berlainan menurut konteksnja. |
(0.35) | (1Kor 1:1) |
(sh: Ucapan syukur jemaat dan kesetiaan Allah (Jumat, 29 Agustus 2003)) Ucapan syukur jemaat dan kesetiaan AllahApakah sebenarnya yang membuat gereja dapat bertahan sepanjang zaman? Apakah resep bagi langgengnya persekutuan orang percaya?
Sebelum menyampaikan keprihatinannya menjawab persoalan jemaat,
Paulus menyampaikan alasan mengapa ia merasa berhak menyampaikan
kata pengajaran dan nasihat kepada jemaat (ayat 1,2). Bagian ini
penting karena akan menjadi semacam 'dasar hukum' bagi semua yang
akan dipaparkannya dalam seluruh suratnya. Tanpa peranannya
sebagai rasul Kristus yang ditunjuk oleh Allah sendiri ( Paulus menekankan adanya hubungan yang khas di antara orang-orang percaya yang dipanggil untuk dikuduskan. Semuanya menjadi bersaudara, saling mendengar karena mereka semua mempunyai satu Bapa (ayat 3), dan ber-Tuhankan Yesus Kristus yang memiliki semua kuasa dari Allah Bapa. Kini landasan relasi antara Paulus dan Sostenes yang datang bersamanya dengan para pembacanya telah diletakkan. Keterikatan di antara mereka semua tercipta karena berada dalam satu rumah tangga rohani, dengan damai sejahtera melingkupinya. Paulus mengingatkan jemaat bahwa sebagai orang yang berutang kepada Yesus Kristus, karena anugerah keselamatan kekal-Nya, ucapan syukur merupakan hal vital dan tidak boleh terputus dalam kehidupan jemaat. Imbauan Paulus ini didasarkan pada dua hal. [1] jemaat memiliki kemampuan untuk saling bersaksi tentang Kristus. [2], dalam masa penantian kedatangan Kristus kembali iman jemaat tidak akan terombang ambing sehingga jemaat dapat memelihara kehidupan yang bersih dan tidak tercela. Paulus yakin dan optimis karena kesetiaan Allah memungkinkan itu terjadi. Renungkan: Apakah sumbangan kita untuk menjadikan jemaat yang di dalamnya kita tergabung, suatu persekutuan yang lestari? |