(1.00) | (Mat 16:1) |
(sh: Pemahaman yang statis (Rabu, 14 Februari 2001)) Pemahaman yang statisPemahaman yang statis. Orang yang merasa dirinya paling benar, sulit menerima pendapat orang lain, sehingga ia tidak pernah memberi kesempatan bagi dirinya untuk berpikir bahwa ada kemungkinan ia salah. Kesalahan demi kesalahan menjadikan dia hidup dalam dunianya sendiri, karena ia mengisolirkan dirinya dari kebenaran yang ada. Demikianlah dengan orang Farisi yang selalu menganggap diri paling benar. Bila ada yang tidak sependapat atau setingkahlaku dengan mereka, dengan segala usaha mereka berusaha menyingkirkan musuhnya.
Orang Farisi selalu mencari sekutu untuk
menyingkirkan Yesus. Kali ini mereka bersekutu
dengan orang Saduki untuk mencobai Yesus dengan
topik yang sama, yakni meminta Yesus membuat tanda
dari surga. Tanda dinyatakan agar seorang memiliki
iman kepada-Nya dan bukan sebagai ajang pembuktian
diri Yesus. Mereka hanya mengakui Yesus sebagai
anak tukang kayu, tidak lebih dari itu. Analogi
yang digunakan Yesus untuk menjawab mereka (ayat
Mengingat betapa berbahayanya pengaruh orang-orang
Farisi dan Saduki, maka Yesus memperingatkan murid-
murid-Nya agar waspada terhadap ajaran mereka.
Namun murid-murid-Nya memiliki pemahaman yang
statis, artinya dari dulu hingga saat itu tidak
berubah. Seharusnya mereka tidak lagi
menghubungkan peringatan ini dengan hal jasmani,
karena dua mukjizat yang Yesus lakukan (ayat Renungkan: pemahaman yang statis karena kebebalan hati akan menghalangi seseorang untuk beriman kepada Yesus dan kelambanan untuk mengerti akan menghambat seseorang memiliki pertumbuhan iman kepada Yesus. |