Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 11432 ayat untuk dalam pelayanan [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Raj 2:19) (sh: Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa (Selasa, 16 Mei 2000))
Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa

Seringkali di kalangan aktivis gereja muncul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. Apa hakikat pelayanan Kristen? Atau berita apa yang seharusnya kita sampaikan melalui pelayanan Kristen? Dua pertanyaan itu sebetulnya mengarah kepada karakteristik pelayanan yang sejalan dengan pelayanan Allah. Melalui 2 mukjizat yang dilakukan dalam pelayanan pertamanya, Elisa memperlihatkan karakteristik pelayanan yang sesuai dengan-Nya.

Karakteristik pelayanan Elisa yang pertama tergambar jelas ketika ia menyehatkan air di Yerikho. Kota Yerikho memang sudah dibangun kembali oleh Ahab (1Raj. 16:34), namun tetap menjadi kota yang tidak produktif. Nampaknya kota ini masih terikat oleh hukuman yang pernah dijatuhkan Allah melalui Yosua (Yos. 6:26), sehingga penduduk dan tanahnya mengalami penderitaan. Mukjizat yang dilakukan Elisa membebaskan kota dan penduduk Yerikho dari penghukuman dan membawa mereka pada era yang baru. Dengan kata lain, karakteristik pertama pelayanan Elisa adalah menyatakan anugerah Allah kepada manusia yang membutuhkannya. Sedangkan karakteristik kedua pelayanan Elisa berbanding terbalik dengan yang pertama. Karakteristik kedua ini bersifat menyatakan penghukuman bagi mereka yang tidak hormat kepada Allah. Ini nampak dari peristiwa dimana Elisa mengutuk anak-anak yang mengolok-olok dirinya. Anak-anak ini tidak sekadar menghina Elisa namun sesungguhnya mereka telah menghina Allah yang diwakilinya di depan umum. Penghukuman ini merupakan peringatan kepada seluruh bangsa Israel yang tidak taat dan percaya kepada-Nya bahwa penghujatan terhadap nama Allah tidak bisa ditolerir.

Kedua karakteristik pelayanan Elisa merupakan satu koin dengan 2 sisi yang tidak dapat dipisahkan. Bukankah ini juga merupakan karakteristik pelayanan Allah. Di satu sisi Allah memberikan anugerah-Nya kepada umat-Nya, namun di sisi lain Allah juga menyatakan penghukuman kepada mereka yang menolak anugerah-Nya.

Renungkan: Demikian pula seharusnya Kristen di dalam setiap aktivitas pelayanannya. Apakah itu pelayanan diakonia, koinonia, maupun marturia, anugerah Allah yang membebaskan manusia dari hukuman kekal harus terus dikumandangkan dan penghukuman Allah kepada mereka yang menolak anugerah-Nya pun harus ditegaskan.

(0.91) (Kis 6:4) (jerusalem: doa dan pelayanan Firman) Inilah kedua tugas yang dijalankan para rasul dalam perkumpulan jemaat untuk beribadat, yakni: mengucapkan sembahyang dan memberikan pengajaran.
(0.83) (Rm 15:29) (full: MELAKUKANNYA DENGAN PENUH BERKAT KRISTUS. )

Nas : Rom 15:29

Pelayanan Paulus disertai kelimpahan berkat, kuasa, kasih karunia, dan kehadiran Kristus. Kapan saja dia melayani, berkat ini disampaikan kepada orang percaya lain. Kita yang melayani Tuhan dan gereja-Nya seharusnya mencari kelimpahan yang sama dalam pelayanan kita.

(0.79) (1Kor 16:10) (sh: Senior memperhatikan junior (Minggu, 2 November 1997))
Senior memperhatikan junior

Hubungan Paulus dan Timotius seumpama hubungan pendeta atau pekerja jemaat yang sudah senior dengan para mahasiswa-mahasiswi teologi yang sedang praktek pelayanan dalam jemaat. Cukup sering terdengar keluhan dari para mahasiswa-mahasiswi tentang pengalaman mereka melayani itu. Kadang-kadang mereka tidak dianggap, dibiarkan saja, mungkin karena kemampuan mereka diragukan. Kadang-kadang pendeta sengaja cuti pada waktu musim praktek, sehingga mahasiswa-mahasiswi tersebut diberikan beban pelayanan yang melampaui tingkat kedewasaan dan keahlian mereka. Paulus tidak memperlakukan Timotius seperti itu. Ia melatih Timotius, mendoakan, memberi kesempatan untuk melayani bersama, dan meminta agar jemaat memberikan sikap dan kesempatan yang mendukung perkembangan Timotius.

Pelayanan Tim. Paulus menyadari bahwa dirinya bukan superman. Ia tidak serba bisa, juga tidak akan hidup selamanya. Itu sebabnya ia perlu melatih dan memberi kesempatan bagi Timotius (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">10), mengakui kontribusi pelayanan Apolos (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">12), dan digembirakan oleh kedatangan Stefanus (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">17). Jika Anda bertanya-tanya apa rahasia kebesaran Paulus, jawabnya ialah: ia menyadari kekecilan dirinya dan karena itu membuka diri untuk bekerja sama dengan banyak rekan pelayanan dan memberi diri untuk pelayanan membina generasi muda.

Pelayanan yang mengena. Pernahkah Anda merasakan bahwa apa yang dilayankan Gereja kurang memberikan kemampuan iman bagi warganya dalam menghadapi kenyataan hidup sehari-hari? Apabila pelayanan Gereja hanya bergantung pada bentuk verbal (khotbah) saja sekitar 30 menit pada hari Minggu, maka wajar bila jangkauan pelayanan Gereja menjadi sangat terbatas. Selain berkhotbah, Paulus juga mengunjungi jemaat-jemaat, hidup bersama mereka, mengenal mereka secara akrab. Tidak heran bila surat-suratnya terasa sangat kontekstual dan mengena.

Renungkan: Di balik tiap keberhasilan pelayanan selalu ada orang-orang yang mendoakan, merintis, menindaklanjuti, dlsb.

(0.77) (2Kor 3:8) (full: PELAYANAN ROH. )

Nas : 2Kor 3:8

Paulus menyebut perjanjian yang baru itu "pelayanan Roh". Melalui iman dalam Kristus seorang menerima Roh Kudus, dilahirkan kembali

(lihat art. PEMBAHARUAN)

dan dijanjikan baptisan dalam Roh (Kis 1:8; 2:4). Semua manfaat penebusan dalam Kristus datang melalui Roh itu. Dia yang mengantar kehadiran Kristus dengan segala berkat-Nya (ayat 2Kor 3:9;

lihat art. AJARAN TENTANG ROH KUDUS).

(0.76) (1Ptr 5:4) (jerusalem: Gembala Agung) Yesus kerap kali dikatakan "gembala", 1Pe 2:25; Yoh 10:11+; Ibr 13:20. Tetapi gelar "Gembala Agung" (Kepala pada gembala) hanya terdapat di sini dalam konteks "pelayanan".
(0.72) (2Raj 4:1) (sh: Pelayanan yang mengentaskan kemiskinan (Kamis, 18 Mei 2000))
Pelayanan yang mengentaskan kemiskinan

Tentunya masih segar dalam ingatan kita, ketika kris-mon melanda Indonesia. Gereja-gereja sibuk membagikan atau menjual murah sembako kepada masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Pelayanan ini masih berlanjut hingga sekarang. Harus diakui bahwa pelayanan ini memang dapat membantu meringankan penderitaan masyarakat kelas bawah. Namun dampaknya hanya bersifat sementara. Pelayanan demikian tidak mampu mengentaskan mereka dari kondisi sosial yang terpuruk. Yang lebih mengkuatirkan adalah pelayanan demikian justru akan melanggengkan kemiskinan mereka. Mungkin dalam pikiran mereka akan tumbuh suatu prinsip bahwa 'kerja keras tidak perlu karena pada akhirnya akan ada yang mengulurkan bantuan'.

Elisa yang dalam pelayanannya banyak berhadapan dengan orang-orang kecil dan masyarakat biasa, memberikan teladan yang baik tentang sebuah pelayanan yang mengentaskan. Ketika seorang janda yang anak-anaknya harus dijual sebagai budak untuk membayar hutang-hutangnya datang minta pertolongan kepadanya, maka Elisa menyambut dengan penuh empati dan peduli, menyatakan siap membantunya. Namun, sang janda harus bekerja bersama anak-anaknya meminjam buli-buli sebanyak-banyaknya, menuangkan minyak ke dalamnya, dan kemudian dijual. Dari hasil usaha, yang dibantu oleh mukjizat Allah, sang janda berhasil membayar hutang dan mempunyai uang untuk hidup selanjutnya. Artinya, hidupnya tidak lagi bergantung pada bantuan orang lain.

Apa yang bisa kita simpulkan tentang bantuan yang diberikan Elisa? Bantuan itu tidak hanya membuat orang rajin bekerja tetapi juga makin mengokohkan kesatuan keluarga dengan memberdayakan keluarga tersebut, dapat menanggung permasalahan bersama-sama. Bantuan itu mengentaskan mereka dari permasalahan secara tuntas. Bahkan juga mengangkat derajat sosial mereka dari calon budak menjadi orang merdeka. Dengan bantuan ini pun mereka hidup mandiri.

Renungkan: Pelayanan Elisa di antara rakyat kecil memberikan gambaran kepada Kristen masa kini, bagaimana seharusnya menolong rakyat kecil yang dalam kesulitan ekonomi, agar nantinya pertolongan yang diberikan itu tidak menjadi bumerang bagi si penolong dan tidak menjadi racun bagi yang ditolong.

(0.72) (Mat 12:15) (sh: Jangan katakan kepada siapa pun. (Kamis, 22 Januari 1998))
Jangan katakan kepada siapa pun.

Tuhan Yesus melaksanakan pekerjaan yang mulia tanpa gembar-gembor. Dia tahu, misi yang diemban-Nya sangat penting bagi dunia. Namun Ia tidak menghendaki diri-Nya diiklankan secara besar-besaran, apalagi jikalau dianggap sekadar menyampaikan slogan yang muluk-muluk, yang hanya untuk menarik simpati pendengar-Nya. Tuhan Yesus lebih mengutamakan hasil karya yang segera dapat dirasakan oleh orang banyak yang dilayani-Nya (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">15b). Bukankah tindakan Yesus ini senada dengan pesanNya yang terangkum dalam perumpaan tentang garam dan terang dunia? (">Mat. 5:13-16).

Melayani di dalam Yesus. Kristus adalah teladan dalam pelayanan Kristen. Dia mewujudkan pelayanan yang mampu dirasakan dan dinikmati oleh semua orang tanpa harus melalui promosi berlebihan. Tujuan kedatangan-Nya ke dunia adalah memulihkan dan menyemarakkan kembali iman yang hampir padam karena dosa dan tekanan dunia yang terus-menerus (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">5:20" context="true">20). Sebagai rekan kerja Allah, apa yang menjadi tujuan pelayanan-Nya hendaklah juga menjadi tujuan pelayanan kita.

Renungkan: Apakah pelayanan saya selama ini bertujuan sama dengan pelayanan Yesus? Untuk kemuliaan Tuhankah?

(0.69) (Mat 9:35) (sh: Teladan dan kuasa dalam pelayanan (Kamis, 25 Januari 2001))
Teladan dan kuasa dalam pelayanan

Kemarin kita telah belajar bahwa kita harus tunduk kepada Yesus sebagai Tuhan. Hari ini kita akan belajar bagaimana membuktikan penundukan diri kita. Salah satu caranya adalah melanjutkan misi-Nya di dunia. Kita menjadi pekerja-pekerja-Nya yang digerakkan oleh belas kasihan Yesus untuk mengabarkan Kabar Baik dan menjangkau mereka yang terhilang dalam masyarakat dengan memberikan kesembuhan kepada mereka yang sakit dan menguatkan mereka yang lemah tubuh.

Namun seringkali kita terlalu menitikberatkan kepada pelayanan pemberitaan Injil, sehingga mengesampingkan pelayanan-pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosial orang lain, karena kita menganggap bahwa masalah rohani lebih penting daripada masalah jasmani. Padahal Yesus dengan belas kasihan-Nya berusaha untuk menyembuhkan pribadi manusia secara utuh. Karena itu kita memang harus berkhotbah dan mengajar, namun kita pun harus meneladani pola pelayanan Yesus dan menyatakan kasih Allah seperti yang Yesus lakukan, dengan menyediakan makanan bagi yang lapar, merawat yang sakit, dan membela yang ditindas.

Selain model pelayanan Yesus, kita pun dapat meneladani rasul-rasul yang diutus oleh Yesus. Kuasa yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya memampukan mereka untuk melakukan pelayanan secara efektif dan berdampak nyata dalam kehidupan manusia (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">10:11). Mereka dilengkapi dengan kuasa karena merekalah yang telah dipilih dan dilatih oleh Yesus. Merekalah yang senantiasa berada dekat kaki Yesus dan mendapatkan pengajaran- Nya. Di samping itu mereka semua -- selain Yudas - - adalah murid-murid yang berkomitmen penuh kepada Yesus.

Renungkan: Marilah kita teladani pola pelayanan Yesus dan murid-murid-Nya. Selama ini mungkin pelayanan kita tidak efektif atau tidak memberikan dampak kepada kehidupan manusia secara langsung dan nyata. Jika demikian kita perlu mengevaluasi apakah selain kesibukan dalam berbagai aktifitas, kita senantiasa menyediakan waktu untuk duduk bersimpuh di kaki Yesus dan mendengarkan Dia. Satu hal lagi yang harus diingat adalah bahwa kuasa tidak selalu untuk melakukan mukjizat, tetapi meliputi kuasa untuk mengajar, berkhotbah, dan menghibur sehingga kasih Allah kepada manusia dapat dinyatakan kepada dunia.

(0.68) (Luk 9:1) (sh: Siap melayani (Jumat, 30 Januari 2004))
Siap melayani

Laksana seorang prajurit yang masuk ke medan perang, seorang pelayan Injil Kerajaan Allah memerlukan persiapan bukan hanya pengetahuan tentang medan dan strategi pelayanan, tetapi juga persiapan secara fisik, mental dan spiritual. Untuk itu, ketika Yesus mengutus kedua belas murid-Nya, Yesus memberikan pembekalan agar murid-murid-Nya siap menanggung semua risiko pelayanan yang mungkin dihadapi. Beberapa persiapan penting yang perlu dimiliki seorang pelayan, termuat dalam perikop bacaan kali ini.

Pertama, menerima kuasa Allah (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">1-2,6). Dalam pelayanan Yesus memberitakan Injil sebelumnya Yesus melakukan banyak mukjizat. Banyak orang diselamatkan melalui pembebasan dari kuasa setan, kesembuhan dari penyakit dan peristiwa-peristiwa yang membutuhkan kuasa Allah. Untuk tujuan itulah maka Yesus memberikan kuasa-Nya kepada murid-murid-Nya.

Kedua, memprioritaskan pemberitaan Injil di atas pemenuhan kebutuhan pribadi (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">3-6). Yesus melarang murid-murid-Nya membebani diri dengan kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal yang seolah-olah menjadi prioritas utama dalam melayani. Seorang pelayan harus terfokus pada tujuan pengutusan yaitu memberitakan Injil kerajaan Allah ke segala tempat.

Ketiga, mewaspadai intrik penguasa dunia (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">7-9). Herodes ingin bertemu Yesus (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">9). Untuk apa? Ia pernah membunuh Yohanes Pembaptis karena dendam atas teguran Yohanes padanya. Pasti keinginan Herodes untuk bertemu Yesus didasari oleh motivasi yang tidak baik.

Betapa pentingnya prajurit Kristus mempersiapkan diri dalam memasuki medan pelayanan.

Renungkan: Tanpa kuasa Yesus, pelayanan Anda dalam memberitakan Injil Kerajaan Allah hanya akan menghasilkan pengikut Anda bukan, Dia.

(0.66) (Luk 17:1) (sh: Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan (Senin, 3 April 2000))
Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan

Para Rasul agak takut dan bimbang ketika menghadapi tugas pelayanan yang akan diserahkan kepada mereka. Tugas mereka tidak ringan. Di dalam pelayanan mereka akan menghadapi penyesat- penyesat. Konflik yang akan mereka hadapi dalam kehidupan jemaat juga tak kalah rumitnya. Ada kemungkinan mereka akan mengalami sakit hati atau bahkan mengalami penderitaan fisik. Sikap yang harus ditunjukkan oleh para Rasul adalah mengampuni dengan tidak terbatas. Cara pengampunan yang diperintahkan oleh Yesus sangat berbeda dengan tradisi orang Yahudi (Mat. 5:38-44). Oleh karena itu, mereka memohon agar imannya ditambahkan. Dan jawaban yang diberikan oleh Yesus sangat melegakan yaitu bahwa iman yang hanya sekecil biji sesawi pun sebetulnya mempunyai kuasa yang sangat besar.

Kuasa iman yang besar bisa menimbulkan sombong rohani. Karena itulah Kristus pun kemudian memberikan pengajaran yang lebih lanjut tentang sikap mereka terhadap Allah, yaitu mengenai kerendahan hati (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">7-10). Sikap ini harus dimanifestasikan melalui tindakan yang tidak mengharapkan pujian atau terima kasih, karena mereka sebetulnya hanyalah hamba-hamba Allah. Apa yang harus mereka lakukan adalah kewajiban mereka. Sikap kerendahhatian ini juga harus dimanifestasikan melalui perbuatan dan tindakan yang memuliakan Allah seperti yang didemonstrasikan oleh satu dari 10 orang kusta (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">11-19). Setelah melihat bahwa dirinya sembuh, ia kembali kepada Kristus bukan sekadar mengucapkan terimakasih, namun untuk memuliakan Allah.

Bila uraian di atas kita rangkumkan maka akan tergambar bahwa pelayanan Kristen bukanlah pelayanan yang mudah karena akan menemui tantangan dan serangan terhadap ajaran maupun dirinya secara pribadi. Namun demikian ia tidak boleh begitu saja meninggalkan pelayanannya, karena kedudukannya hanyalah seorang hamba. Apa yang ia kerjakan merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa dibantah. Ia tidak bisa menentukan apa, kapan, dan bagaimana ia akan melakukan pelayanan. Semuanya harus berpusat kepada-Nya.

Renungkan: Seorang pelayan juga tidak boleh melakukan segala sesuatu bagi kepopuleran dan keuntungan dirinya. Semuanya semata-mata bagi kemuliaan-Nya.

(0.66) (Mat 14:13) (sh: Kepekaan dan pelayanan. (Rabu, 11 Maret 1998))
Kepekaan dan pelayanan.

Yesus peka terhadap berbagai keadaan di sekitarnya. Kepekaan itu timbul dari belas kasih yang mendasar dalam diri Yesus. Ia melayani orang banyak (ayat dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">14). Berbeda dengan para murid-Nya. Mereka tidak memiliki kepekaan akan sekitarnya. Tanpa belas kasih dan iman, mereka merasa tidak sanggup memberi makan orang banyak. Di mana saja ada belas kasihan, di situ ada kepekaan yang terwujud dalam pelayanan. Dan, di mana ada pelayanan, di situ ada berkat yang mengalir dengan limpah.

Tuhan Yesus yang peka dan menguasai serta mengatasi segala sesuatu. Dia tidak membiarkan para murid dipermainkan gelombang dan ketakutan. Ia mendatangi mereka, namun para murid yang tidak peka itu tidak mengenali-Nya, bahkan mengira-Nya hantu. Begitulah manusia bila dilepas dalam kondisi dirinya sendiri yang terbatas dan berdos, tanpa terang firman Tuhan kita tidak mampu membedakan Tuhan dan hantu. Tidak stabil iman dan pengharapannya.

Renungkan: Hanya belas kasihan dan kuasa Tuhan sajalah yang dapat memberi kita hati yang melihat dan memiliki kepekaan mengenal Dia dengan benar.

Doa: Tuhan Yesus, berilah kami kepekaan akan sekitar kami; dan biarlah berkat mengalir dari pelayanan kami.

(0.65) (Kis 6:1) (sh: Serangan terdahsyat (Kamis, 3 Juni 1999))
Serangan terdahsyat

Serangan berikut yang dihadapi oleh gereja mula-mula, mendatangkan akibat yang paling buruk bagi perkembangan gereja. Inilah serangan tercanggih yang dilancarkan si Iblis. Para rasul diuji ketangkasannya mengatasi permasalahan sosial jemaat. Meskipun tanggung jawab sosial bukanlah pekerjaan utama, para rasul tetap mengusahakan jalan keluarnya. Ditegaskan oleh para rasul bahwa pelayanan pastoral dan diakonia tidak lebih rendah statusnya dari pelayanan pemberitaan firman. Hal ini berhubungan dengan panggilan Allah kepada masing-masing Kristen. Akhirnya gereja menyetujui apa yang diusulkan para rasul itu; dan mereka memilih tujuh diaken untuk melayani jemaat.

Gereja sehat dan bertumbuh. Apa yang dilakukan para rasul merupakan pelajaran dan contoh yang sangat berharga bagi gereja masa kini. Allah memang memanggil semua Kristen untuk masuk dalam pelayanan-Nya; tetapi dalam bidang pelayanan tertentu sesuai panggilan-Nya. Pemberita firman hendaknya setia memberitakan kebenaran firman Tuhan; para penatua dan diaken hendaknya menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pelayan jemaat. Prinsip pelayanan yang terkonsentrasi pada masing-masing bidang ini sangat vital bagi gereja yang sehat dan bertumbuh (ay. dalam+pelayanan&tab=notes" ver="">7).

(0.65) (Rm 16:1) (sh: Menyambut Pelayan Tuhan. (Selasa, 04 Agustus 1998))
Menyambut Pelayan Tuhan.

Tinggal di kota besar dengan banyak kesibukan, membuat kita kurang dapat memberi perhatian pada tamu. Paulus mengingatkan kita agar menyambut dan melayani mereka yang bekerja keras bagi Injil. Kristus mengingatkan bahwa pelayanan kita bagi seorang murid Tuhan adalah bagaikan menjamu malaikat. Febe, adalah seorang yang sungguh-sungguh memberikan hidup seutuhnya bagi pelayanan Injil. Ia seorang diaken yang setia, melayani orang-orang sakit, yang miskin, kesepian. Ia juga banyak mendukung pelayanan Paulus. Melalui bagian ini kita diingatkan untuk lebih respek (hormat) dan mendukung para hamba Tuhan dan pengurus jemaat di mana kita berbakti.

Menghargai rekan sekerja. Apa rahasia keberhasilan pelayanan Paulus? Kerja tim dalam kebersamaan! Inilah kunci sukses Paulus: mengingat, memuji serta memberi penghargaan secara khusus terhadap teman-teman sekerjanya yang berjuang bagi Injil Kristus. Dengan karunia berbeda, mereka bersatu melayani gereja. Ia ingat akan Priscila dan Aquila yang telah mempertaruhkan nyawa baginya; yang pernah dipenjara bersama-sama dia. Ia menghargai mereka yang lebih senior dan lebih dahulu Kristen daripada dirinya. Dalam pekerjaan dan pelayanan kita prinsip Paulus ini harus kita jalani.

(0.64) (Kis 15:35) (sh: Aku beda, boleh kan? (Selasa, 13 Juni 2000))
Aku beda, boleh kan?

Iklan ini begitu akrab di telinga kita menjelang pemilihan umum 1999 kemarin. Iklan ini menegaskan bahwa perbedaan selera, pendapat, dan pilihan itu wajar, dan memang akan selalu ada bila manusia hidup bersama dalam suatu komunitas. Namun harus diingat bahwa keberbedaan itu tidak boleh menghambat jalannya pembangunan nasional dan proses demokratisasi di negara ini.

Perselisihan tajam antara Paulus dan Barnabas dalam masalah Markus harus dipandang juga sebagai kewajaran yang terjadi di antara dua individu. Namun demikian tidak bisa dikatakan bahwa Allah mentolerir/menyetujui perbedaan yang berakhir dengan pecahnya tim pelayanan mereka yang solid. Dimasukkannya peristiwa ini oleh Lukas dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan gereja memberikan manfaat yang sangat besar bagi gereja sepanjang segala abad dan tempat untuk belajar: 'berbeda secara dewasa dan bertanggungjawab'.

Sehubungan dengan kasus Markus (18), Paulus dan Barnabas bukan sekadar salah paham namun sudah berselisih tajam, sudah sampai pada satu titik dimana tidak mungkin dicari jalan tengah, kecuali harus berpisah. Yang menarik untuk diamati adalah bahwa Paulus dan Barnabas mampu melihat pokok permasalahan secara obyektif dan melokalisir perselisihan tajam, sehingga tidak merambah ke pribadi ataupun pelayanan mereka. Secara pribadi Paulus dan Barnabas dan Markus tidak terlibat permasalahan pribadi. Walaupun tidak dicatat di dalam kelanjutan Kisah Para Rasul, Paulus tetap menghargai dan menilai baik Barnabas (1Kor. 9:6). Bahkan setelah itu Paulus begitu memuji dan membutuhkan Markus (Kol. 4:10; Flm. 24; 2Tim. 4:11). Perselisihan yang terjadi di antara mereka tidak menghambat pelayanan mereka dan merugikan jemaat. Sebaliknya pelayanan mereka berdua pun tetap memberikan berkat bagi jemaat-jemaat yang dilayani (40-41). Bahkan dengan berpisahnya Paulus dan Barnabas memungkinkan terbentuknya 2 tim pelayanan yang solid, yang dipimpin oleh orang-orang yang berdedikasi dan bermotivasi tinggi bagi Injil Kristus (26).

Renungkan: Inilah gambaran 'berbeda yang dewasa dan bertanggung jawab'. Berbeda namun dapat tetap memperkaya pelayanan dan memberdayakan jemaat. Tumbuhkembangkanlah semangat untuk berani 'berbeda' yang dewasa dan bertanggungjawab.

(0.63) (Yes 61:1) (full: ROH TUHAN ALLAH ADA PADA-KU. )

Nas : Yes 61:1-3

Gambaran Mesias dan pengurapan-Nya ini berhubungan dengan tugas atau pelayanan-Nya

(lihat cat. --> Yes 11:2-3

[atau ref. Yes 11:2-3]

di mana Yesaya melukiskan sifat dan keunggulan rohani-Nya dengan lebih langsung). Ketika Yesus memulai pelayanan-Nya, Ia mengutip ayat-ayat ini dan menerapkannya pada diri-Nya sendiri (Luk 4:18-19). Untuk menunaikan pelayanan-Nya, Yesus diurapi oleh Roh Kudus (bd. Yes 11:2; 42:1). Pelayanan-Nya yang terurapi mencakup

  1. (1) pemberitaan Injil kepada orang miskin, rendah hati, dan tersiksa;
  2. (2) menyembuhkan dan merawat mereka yang secara rohani dan jasmaniah sakit dan hancur hati;
  3. (3) membuka belenggu-belenggu kejahatan dan memberitakan pembebasan dari dosa dan penguasaan Iblis; dan
  4. (4) membuka mata rohani orang terhilang sehingga mereka dapat melihat terang Injil dan selamat. Tujuan empat ganda ini menandai seluruh pelayanan Yesus Kristus, dan akan terus digenapi oleh gereja selama berada di bumi.
(0.63) (1Taw 6:32) (full: MELAYANI SEBAGAI PENYANYI. )

Nas : 1Taw 6:32

Menyembah Allah dalam nyanyian adalah suatu bentuk pelayanan kepada Dia (lih. Ef 5:18-20) dan yang sangat berkenan kepada-Nya. Melalui nyanyian, kita dapat mempersembahkan diri kita kepada-Nya di dalam iman dan kasih

(lihat cat. --> Ef 5:19).

[atau ref. Ef 5:19]

(0.63) (Kis 11:27) (full: BEBERAPA NABI. )

Nas : Kis 11:27

Peranan nabi-nabi dalam gereja diakui dalam surat-surat Paulus

(lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA).

(0.63) (Ef 4:7) (jerusalem: kasih-karunia) Yang dimaksudkan di sini ialah karunia khas, karismata, demi pelayanan jemaat, bdk 1Ko 12:1+.
(0.62) (Ul 25:4) (full: JANGANLAH ... MEMBERANGUS MULUT LEMBU. )

Nas : Ul 25:4

Perintah ini menentukan agar hewan yang sedang bekerja menerima makanan yang cukup untuk memelihara kekuatan dan kesehatan. Hewan harus diperlakukan dengan baik serta diberi ganjaran untuk pekerjaannya. Lebih-lebih lagi, orang patut diperlakukan dengan adil sesuai dengan pekerjaan mereka. PB menerapkan prinsip ini kepada para pelayanan Injil (lih. 1Kor 9:9-11; 1Tim 5:17-18). Mereka yang bekerja dalam pelayanan Injil atau untuk lembaga Kristen harus memperoleh upah yang layak dan adil.



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA