Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 51 ayat untuk bergumul [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kej 32:28) (bis: Israel)

Israel: Nama ini bunyinya seperti kata Ibrani yang berarti "ia bergumul dengan Allah", atau "Allah bergumul".

(0.88) (Mzm 51:3) (jerusalem: bergumul dengan dosaku) Harafiah: dosaku tetap di hadapanku.
(0.53) (Bil 14:10) (ende)

Adegan ini memperlihatkan keluhuran budi Musa. Setelah ia ditolak oleh bangsanja ia seolah-olah bergumul dengan Allah untuk menjelamatkannja tanpa peduli akan kepentingannja sendiri.

(0.53) (Hak 13:18) (jerusalem: ajaib) Malaikat itu tidak mau membuka namaNya, sama seperti tokoh ajaib yang dengannya Yakub bergumul, Kej 32:29; bdk Kel 3:14+.
(0.38) (Kol 4:12) (full: SELALU BERGUMUL DALAM DOANYA. )

Nas : Kol 4:12

"Bergumul" (Yun. _agonizo_) menunjukkan keinginan yang kuat, berjuang atau berusaha keras dalam doa. Orang percaya PB yang setia tidak hanya bertekun dalam doa (ayat Kol 4:2), tetapi berjuang dengan permohonan-permohonan yang kuat. Kebutuhan keluarga, gereja kita dan dunia tidak kurang penting sekarang ini. Kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, sambil mengetahui bahwa dalam pergumulan kita tenaga Kristus sedang bekerja dengan kuasa di dalam kita (bd. Kol 1:29) dan maksud-Nya sedang diwujudkan untuk kepentingan orang lain.

(0.31) (Kej 32:28) (full: NAMAMU ... ISRAEL. )

Nas : Kej 32:28

Nama Yakub, yang artinya seorang penipu ulung, kini diganti menjadi "Israel" yang artinya "dia bergumul dengan Allah"

(lihat cat. --> Kej 32:29 selanjutnya).

[atau ref. Kej 32:29]

Para pengikut Kristus kadang-kadang disebut "Israel milik Allah" (Gal 6:16) -- yaitu, yang bergumul dengan Allah. Allah tidak ingin umat-Nya bersikap pasif, tetapi ingin agar mereka sungguh-sungguh mencari-Nya untuk memperoleh berkat dan kasih karunia dari-Nya (Mat 5:6; Mat 6:33; 7:7-8; 11:12; Luk 11:5-10).

(0.31) (Ayb 7:1) (jerusalem: harus bergumul di bumi) Harafiah: (Bukankah bagi manusia ada) dinas di bumi? Yang dimaksud ialah dinas tentara (bdk Ayu 14:14) yang berupa perjuangan maupun beban
(0.27) (Mat 26:36) (sh: Berjaga-jagalah dengan Aku (Minggu, 5 April 1998))
Berjaga-jagalah dengan Aku

Tidak jauh dari tempat itu, Yesus sedang bergumul. Dunia dengan segala isinya sedang dipertaruhkan. Ia berjuang sekuat tenaga menggumuli berbagai konsekuensi dahsyat yang harus ditanggung-Nya yang sebenarnya tidak mungkin dipahami seorang pun, apalagi ditanggung bersama dengan-Nya. Ia ingin sekali melepaskan hal yang disebut-Nya cawan pahit itu, tetapi Ia harus meminumnya sampai tetes-tetes yang terakhir. Ironisnya tidak jauh dari tempat di mana Yesus sedang bergumul, murid-murid-Nya malahan tertidur lelap. Pada saat yang sedemikian mendebarkan dimana nasib seluruh isi dunia termasuk ketiga murid itu sedang genting, mereka malah tidak berjaga-jaga bersama Yesus. Syukurlah Yesus berjaga terus, bergumul terus sampai menang bulat dalam penaklukkan diri penuh kepada rencana penyelamatan Allah untuk manusia. Untuk kita para manusia yang tak sanggup bersiaga rohani sendiri.

Kehendak-Mu jadilah. Yesus tidak berdoa supaya yang diinginkan-Nya menjadi kenyataan. Yesus tidak memutlakkan kehendak-Nya, tetapi berserah kepada kehendak Tuhan. Bukan kepentingan sendiri yang diperjuangkan, tetapi kepentingan Tuhan dan kepentingan umat manusia. Tiga kali ia mendoakan hal yang sama, tanda begitu serius Ia menggumuli, memohonkan, menghayati apa yang didoakan-Nya itu. Tiap kali Ia mendoakan, Ia sadar benar akan dahsyatnya penderitaan yang harus ditanggung-Nya. Tiap kali Ia mendoakan, Ia mengakui ketakutan dan keinginan diri-Nya. Tiap kali pula Ia mempersegar komitmen-Nya untuk tunduk penuh kepada kehendak Bapa, betapa pun sulit dan dahsyat hal itu. Tiap kali pula Ia makin mempertautkan diri kepada rencana Allah. Kemenangan Yesus di Getsemani itulah yang menghasilkan Golgota, Gunung Batu Keselamatan kita.

Renungkan: Jika kita gagal dalam Getsemani kita, kita tak akan pernah menjadi instrumen rencana Allah bagi dunia ini.

Doa: Kiranya nafas hidupku serasi dengan doa Yesus: Jangan kehendakku bapa, kehendak-Mu jadilah.

(0.27) (Ayb 10:1) (full: DALAM KEPAHITAN JIWAKU. )

Nas : Ayub 10:1

Dalam pasal Ayub 10:1-22 Ayub terus mencurahkan kepahitan hatinya dan perasaannya kepada Allah karena merasa diperlakukan dengan tidak adil. Tetapi sekalipun Ayub merasa bahwa Allah telah menarik kasih-Nya dari dirinya, dia tetap percaya kepada keadilan Allah dan terus bergumul dengan Allah mencari pemecahan untuk masalah pelik ini.

(0.27) (Mzm 51:5) (full: DALAM KESALAHAN AKU DIPERANAKKAN. )

Nas : Mazm 51:7

Daud mengakui bahwa sejak bayi dia memiliki kecenderungan bawaan untuk berdosa; dengan kata lain, ia mengambil tanggung jawab penuh atas sifatnya yang berdosa. Setiap orang tercemar sejak lahir dengan suatu kecenderungan untuk mengikuti kesenangan dan keinginan diri sendiri, bahkan jikalau itu menyebabkan sakit atau penderitaan bagi orang lain

(lihat cat. --> Rom 5:12).

[atau ref. Rom 5:12]

Kecenderungan ini dapat dibersihkan dari kehidupan kita melalui penebusan di dalam Kristus saja dan dengan Roh Kudus yang mendiami kita

(lihat art. PEMBAHARUAN).

(0.27) (Kej 32:28) (jerusalem: bergumul melawan Allah) Begitu diterjemahkan sebuah kata Ibrani, yaitu sara, yang hanya dipakai di sini dan dalam Hos 12:4. Terjemahan-terjemahan kuno menterjemahkannya dengan engkau telah kuat melawan Allah. Nama "Israel", yang kuat, secara kerakyatan diterangkan sebagai: ia yang telah kuat melawan Allah. Penggantian nama Yakub dengan nama Israel, sekali lagi diceriterakan dalam Kej 35:10, dan nas ini kiranya lebih tua usianya dari Kej 32:28. Adalah mungkin bahwa penggantian nama itu mengungkapkan bahwa ada suku yang berbeda-beda, yaitu suku Yakub dan suku Israel: suku-suku itu kemudian bergabung menjadi satu, bdk Kej 33:20: Allah Israel ialah El.
(0.25) (Pkh 3:16) (sh: Bergumul tentang keadilan. (Kamis, 28 Mei 1998))
Bergumul tentang keadilan.

Kenyataan dunia peradilan membuat kita cenderung menyimpulkan bahwa keadilan adalah sesuatu yang sangat relatif. Memang ada ukuran dalam bentuk hukum atau undang-undang. Tetapi dalam prakteknya seringkali keadilan dan ketidakadilan menjadi rancu. Mengapa? Karena justru di pengadilan keadilan bisa diputuskan tidak adil dan ketidakadilan bisa diputuskan adil.

Pengkhotbah tidak tawar hati. Ada pengadilan yang pasti adil tidak mungkin tidak adil, sebab Hakimnya ialah Allah sendiri. Keadilan itu bukan saja kelak akan diberlakukannya, bahkan sekarang pun Ia jalankan. Fakta kematian pantas menjadi peringatan akan pengadilan Allah itu.

Menggumuli soal penindasan. Dunia ini tidak mungkin maju bila orang-orangnya tidak bekerja. Sayangnya kerja yang merupakan panggilan terhormat dari Allah itu dinodai oleh berbagai hal. Oleh kerja yang dilandasi iri hati dan oleh penindasan. Kerja baru berarti dan mampu memberikan kebahagiaan bagi hidup bila dijalani dalam kehendak Tuhan. Karena fakta ketimpangan-ketimpangan itulah, pengkhotbah seolah pesimis mengatakan bahwa yang paling baik ialah orang mati atau orang yang tidak pernah dilahirkan.

Renungkan: Bahagia kita dalam Tuhan baru lengkap bila kita juga rindu agar orang lain pun bahagia menemukan hidup bermakna dalam Yesus Kristus.

(0.22) (Kej 32:24) (full: SEORANG LAKI-LAKI BERGULAT DENGAN DIA. )

Nas : Kej 32:24

Orang yang bergulat dengan Yakub kemungkinan besar adalah "malaikat Tuhan" (lih. Kej 16:7-11 dst.; Kej 21:17; 22:11; 31:11; Hos 12:5), yang sering kali dihubungkan dengan Allah sendiri (bd. ayat Kej 32:28,30; Hak 6:12-14,22;

lihat cat. --> Kel 3:2).

[atau ref. Kel 3:2]

Sementara Yakub mati-matian bergumul dengan Allah untuk memperoleh berkat yang dijanjikan, Allah mengizinkannya menang (ayat Kej 32:28); tetapi pangkal paha Yakub dicederai Allah (ayat Kej 32:25) sebagai peringatan bahwa Yakub tidak boleh lagi hidup dalam kekuatannya sendiri, tetapi harus bersandar sepenuhnya kepada Allah dan hidup dalam ketergantungan pada-Nya (ayat Kej 32:30-32).

(0.22) (Mzm 10:1) (full: MENGAPA ENGKAU BERDIRI JAUH-JAUH? )

Nas : Mazm 10:1-18

Doa ini bergumul dengan soal kemenangan keadilan Allah yang tampaknya ditunda (bd. seruan orang-orang kudus yang mati syahid dalam Wahy 6:9-10). Pada zaman ini ketidakadilan dan kejahatan merajalela, dan Allah kadang-kadang tampak "berdiri jauh-jauh" dan tidak turun tangan. Umat Allah harus berdoa agar Ia menghentikan kejahatan dan penderitaan. Sementara itu, kita dapat yakin bahwa sekalipun hari keadilan belum tiba, Tuhan telah mendengar doa-doa kita dan memberikan semangat untuk bertahan sampai akhirnya (ayat Mazm 10:17-18).

(0.22) (Mzm 126:5) (full: MENABUR DENGAN MENCUCURKAN AIR MATA, AKAN MENUAI DENGAN BERSORAK-SORAI. )

Nas : Mazm 126:5-6

Kesedihan yang mendalam dan menabur sambil bergumul dalam doa akan mendatangkan berkat-berkat dari Allah berupa pembaharuan, kebangunan, dan perbuatan ajaib (bd. Mat 5:4; 2Kor 9:6). Orang percaya diyakinkan bahwa apa yang mereka taburkan dengan rajin sekarang ini akan diberkati dengan berlimpah-limpah oleh Allah di masa depan. Jadi, marilah kita menabur bagi Allah kesetiaan, kebenaran, dan doa syafaat, kendatipun mengalami kepedihan karena mengetahui bahwa akan ada tuaian berkat Allah yang besar (bd. Yer 31:9).

(0.22) (Tit 2:14) (full: YANG TELAH MENYERAHKAN DIRI-NYA BAGI KITA. )

Nas : Tit 2:14

Kristus mencurahkan darah-Nya di salib (1Pet 1:18-19) supaya

  1. (1) menebus kita dari semua kejahatan dan keinginan untuk menentang hukum Allah dan standar-Nya yang kudus (bd. 1Yoh 3:4), dan
  2. (2) menjadikan kita umat yang kudus, terpisah dari dosa dan dunia untuk menjadi milik khusus Allah sendiri. Mereka yang bergumul dengan dosa dan kuasa Iblis harus mengetahui bahwa jikalau Kristus telah mati bagi penebusan mereka, lebih lagi Dia akan memberikan kasih karunia cukup untuk hidup berkemenangan atas kuasa dosa dan kejahatan (Rom 5:9-11).
(0.22) (Mzm 73:1) (sh: Allah tetap baik (Rabu, 20 April 2005))
Allah tetap baik


Pernah mengalami listrik di rumah padam? Kalau itu terjadi berkali-kali, menjengkelkan bukan? Bagi kita, PLN tidak profesional. Namun, kadang kala pemadaman itu sengaja dilakukan PLN untuk menghindarkan kecelakaan yang lebih besar. Misalnya ketika terjadi kebakaran di perumahan penduduk yang padat.

Contoh di atas menggambarkan betapa terbatasnya pemahaman kita tentang sesuatu. Demikian juga dengan si peMazmur sebelum ia menuliskan Mazmur ini. Mula-mula peMazmur meyakini Tuhan itu baik (ayat 1), tetapi kemudian ia melihat bahwa hidup orang-orang fasik lebih mujur, lebih sehat, dan lebih makmur (ayat 3-5). Padahal mereka sombong, berbuat jahat, dan bahkan takabur menghujat Allah (ayat 6-11). Jadi peMazmur merasa sia-sia mempertahankan hati yang bersih (ayat 13) karena hidupnya malah seperti dihukum dan hampir hancur (ayat 14). Di sisi lain ia merasa bahwa mengikuti jalan hidup orang fasik adalah suatu pengkhianatan iman (ayat 15).

Tuhan tidak membiarkan peMazmur dalam kebimbangan terus menerus. Tatkala peMazmur mendekatkan diri kepada-Nya (ayat 17), ia melihat bahwa pada akhirnya orang fasik akan dihancurkan (ayat 18-20). Oleh karena itu, walaupun sekarang peMazmur masih mengalami dukacita karena pergumulan itu (ayat 21-22), ia memercayakan diri sepenuh-Nya kepada Tuhan. Ia yakin pada waktu-Nya Tuhan akan menyelamatkannya (ayat 23-27). Lebih daripada itu peMazmur bertekad untuk memahsyurkan perbuatan baik Tuhan (ayat 28).

Allah tetap setia dan mengasihi kita walaupun Ia mengizinkan kita menderita sementara orang fasik sepertinya menikmati hidup. Itu hanya masalah waktu. Bagi orang fasik itu adalah kesempatan dalam kesabaran Allah untuk bertobat sebelum dihancurkan. Bagi kita itu adalah kesempatan menyaksikan iman sejati yang tetap percaya bahwa Allah baik!

Renungkan: Bergumul dan bergumul terus demi kebenaran. Pastikan bahwa kita ada di pihak kemenangan Allah, bukan di pihak lawan-lawan-Nya.

(0.22) (Yer 10:17) (sh: Hati seorang Yeremia (Kamis, 14 September 2000))
Hati seorang Yeremia

Sekali lagi di hadapan kita dipaparkan kasih dan kepedulian Yeremia atas bangsanya. Firman yang datang pada saat Yerusalem dikepung oleh tentara Babel pada tahun 597 s.M. memastikan bahwa penghakiman sudah datang (17-18). Kehancuran Yehuda hanya dalam hitungan detik. 'Jangan banyak bicara lagi. Tak perlu lagi berdebat. Segera kemasi barang-barang dan siap pergi ke pembuangan.'

Setelah mendengar kepastian penghakiman Allah, ratapan, dan tangisan Yeremia meledak (19-21). Hati dan pikiran Yeremia sudah menyatu dengan bangsanya, secara mendalam Yeremia mengidentifikasikan dirinya dengan penderitaan bangsanya. Tangisannya adalah tangisan seluruh bangsa Yehuda, karena mereka akan sangat menderita. Lukanya tidak akan dapat disembuhkan. Malapetaka dan bencana itu dilambangkan dengan kemah yang sudah rusak dan semua talinya putus. Yeremia sangat menyesali sikap para pemimpin bangsa yang harus bertanggungjawab terhadap hancurnya bangsa Yehuda.

Kepedulian dan kasih Yeremia terhadap bangsanya sangat mendalam, sehingga tidak mungkin berhenti hanya sampai meratap dan menangis. Ia didorong dengan kuatnya oleh kepeduliannya dan hatinya dibakar oleh rasa kasih terhadap bangsanya, sehingga sampai saat-saat terakhir sebelum penghukuman datang, demi bangsanya, ia masih memohonkan kemurahan Allah (23-25). Permohonannya kini didasarkan pada suatu keyakinan dan pengakuan bahwa Allah berkuasa mutlak atas perjalanan hidup manusia. Bangsanya harus menjalani penghukuman yang dahsyat. Namun ia memohon agar pembuangan Yehuda itu merupakan hajaran Allah untuk memperbaharui kehidupan bangsanya dan bukan untuk melenyapkan bangsanya. Yeremia menghadapi sebuah dilema. Hatinya terdorong untuk memohon kemurahan Allah sementara itu pikirannya menegaskan bahwa penghukuman itu tidak terelakkan lagi. Namun ini tidak membuatnya berhenti bergumul dan berdoa bagi bangsanya.

Renungkan: Kita mungkin juga menghadapi dilema yang sama ketika melihat kondisi bangsa kita. Namun kita harus meneladani Yeremia untuk tidak berhenti bergumul dan berdoa bagi bangsa kita, walaupun nampaknya pembaharuan itu mustahil dapat terjadi.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA