(1.00) | (Mzm 134:2) | (jerusalem: Angkatlah tanganmu....) Bdk Maz 28:2+ |
(0.83) | (Yer 50:2) |
(endetn) Ditinggalkan menurut terdjemahan Junani: "Angkatlah pandji, perdengarkanlah". |
(0.67) | (Yer 9:9) |
(endetn: angkatlah) diperbaiki menurut terdjemahan Junani, Syriah dan Latin (kuno). Tertulis: "Aku akan mengangkat". |
(0.67) | (Rat 2:19) | (jerusalem: angkatlah tanganmu) Mengenai isyarat doa ini bdk Maz 28:2+. |
(0.58) | (Mzm 109:6) | (jerusalem: Angkatlah) Diminta supaya Tuhan mengangkat hakim (dan pendakwa) tidak adil bagi musuh |
(0.17) | (1Sam 8:22) |
(full: ANGKATLAH SEORANG RAJA BAGI MEREKA.
) Nas : 1Sam 8:22 Sekalipun bukan kehendak Allah untuk memberikan Israel seorang raja pada waktu ini, Ia tetap melakukannya. Peristiwa ini merupakan contoh sejarah yang berjalan menurut kehendak Allah yang mengizinkan dan bukan kehendak-Nya yang sempurna (lihat cat. --> 1Tim 2:4; [atau ref. 1Tim 2:4] lihat art. KEHENDAK ALLAH). Allah mengizinkan pengangkatan seorang raja dan pemerintahan kerajaan kendatipun di kemudian hari akan timbul kesukaran dan bencana (ayat 1Sam 8:10-18);
|
(0.15) | (1Sam 8:5) |
(full: ANGKATLAH SEKARANG SEORANG RAJA.
) Nas : 1Sam 8:5 Jabatan raja menjadi bagian dari janji Allah dalam perjanjian-Nya dengan Abraham (Kej 17:6); ketika memberkati putra-putranya, Yakub menentukan bahwa raja itu adalah dari keturunan Yehuda (Kej 49:10). Musa menubuatkan bahwa akan tiba saatnya ketika Israel tidak merasa puas lagi dipimpin Allah secara langsung (Ul 17:14-15; 28:36); nubuat tersebut tergenapi ketika Israel menuntut seorang raja manusia. Allah menganggap permintaan mereka sebagai penolakan terhadap diri-Nya sebagai Raja Israel (ayat 1Sam 8:7) dan sebagai petunjuk dari keinginan mereka untuk mengurangi peranan mereka selaku umat khusus Allah.
|
(0.15) | (Mzm 74:1) |
(sh: Mengadu kepada Tuhan. (Minggu, 09 Agustus 1998)) Mengadu kepada Tuhan.Mengadu kepada Tuhan. Dalam pergumulan hidup yang berat, tanpa sadar kita bersikap sama dengan Asaf. Mengeluh dan mengadu. Bila itu saja tentu dapat diterima. Tetapi bila menuduh Tuhan berdiam diri membiarkan kita sendiri dalam pergumulan itu, benarkah? Tatkala gereja dibakar dan kristen dianiaya, tidak sedikit dari orang Kristen yang berteriak dalam doa. Namun janganlah isi doa kita seolah mau menuduh Tuhan atau menjadi pahlawan bagi Tuhan dengan bertindak sebagai pembela nama dan kehormatan Tuhan. Benarkah sikap demikian? Siapakah kita sehingga kita mau menjadi penasehat Tuhan? Dalam pergumulan hidup bawalah dengan tulus seluruh pergumulan Anda tanpa mendikte Tuhan. Biarlah Allah akan bertindak sendiri sebagai pahlawan kita. Belajar dari kisah Tuhan dalam sejarah. Doa Asaf tidak berhenti di situ. Asaf merenungkan ulang mengingat sejarah perbuatan Tuhan atas umat-Nya, dari Kejadian bahkan Keluaran seterusnya (ayat 12-17). Bukankah dalam sejarah Indonesia Kristen melihat jelas kisah perbuatan dahsyat Allah? Tepat seperti Musa dan Harun, dengan mengangkat hati kita pasrah kepada Tuhan, kita yakin bahwa Tuhan sendiri bertindak demi kehendak dan nama-Nya. Tuhan tahu apa yang harus Ia lakukan untuk Indonesia. Angkatlah hati kepada Tuhan agar perkara yang kita pasrahkan kepada-Nya, diurus dan diselesaikan-Nya. Jangan sekali-kali bertindak menurut batas budi dan daya kita sendiri! Doa: Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga. Kuyakin bahwa hal-hal di bumiku ini sedang Kau urus agar merupakan wujud KerajaanMu. |
(0.12) | (Yeh 20:33) |
(sh: Disiplin Allah harus diresponi dengan pertobatan (Rabu, 5 September 2001)) Disiplin Allah harus diresponi dengan pertobatan
Disiplin Allah harus diresponi dengan pertobatan.
Keinginan Allah menyatakan kemuliaan-Nya, terlihat lewat tindakan-
Nya dengan tangan teracung menghukum bangsa Israel, sekaligus
bertindak menjaga kelangsungan hidup mereka (ayat 33). Kini, Allah
akan memulihkan umat-Nya dengan cara-Nya, sehingga umat pilihan
Tuhan tidak menyeleweng dari Tuhan dengan memuja ilah lain. Allah
akan menggembalakan umat-Nya, supaya mereka mengetahui bahwa
Dialah Tuhan (ayat 34-38). Sambil terus mengecam kebusukan
perilaku Israel, Tuhan memproklamirkan berita anugerah-Nya, bahwa
Ia akan menuntun umat-Nya menuju keluaran yang kedua ( Dalam bagian selanjutnya, tiga kali Tuhan menyuruh Yehezkiel menghadapkan wajahnya ke Selatan (ayat 46). Perintah itu disampaikan kepada nabi-Nya, bukan untuk menyatakan perkenanan-Nya tetapi sebaliknya murka Allah telah berkobar. Hutan Negeb di Selatan akan dibakar oleh Tuhan, bahkan sampai ke Utara akan tertimpa murka yang dahsyat. Tujuan dari hajaran Tuhan bukan untuk memusnahkan, melainkan untuk menyadarkan umat-Nya. Banyak Kristen tidak lagi beribadah secara rutin di gereja, karena pengkhotbahnya membawakan berita kecaman terhadap dosa. Maka mereka mencari pengkhotbah yang menyampaikan berita pengampunan dosa. Tubuh Kristus yang sehat seharusnya menerima kedua berita ini secara berimbang. Bila di dalam kelana rohani, kita tiba di padang pasir yang kering kerontang, justru saat itulah kita telah mendapat kesempatan yang baik untuk menyelami sumur kasih Allah. Tuhan adalah Sang Guru Agung, yang di dalam setiap momen kehidupan mempunyai sasaran tertentu untuk mendidik setiap pribadi yang telah dipilih dan dikasihi-Nya. Renungkan: Firman Tuhan yang kita simak hari ini datang menegur kita. Mari kita mengevaluasi diri. Adakah kita bertanggungjawab di dalam proyek yang dipercayakan kepada kita? Apakah kita tulus ketika memberikan persembahan? Adakah dosa pemberontakan yang tersembunyi? Apakah kita telah menyelewengkan visi dan misi gereja? Apakah kita terlibat di dalam penggelapan harta organisasi? Wahai Kristen, angkatlah kepalamu dan lihatlah tangan Allah yang teracung tidak selalu berarti pemberian anugerah, tetapi juga memberlakukan hukum kedaulatan-Nya atas dosa-dosa kita. |