Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 2734 ayat untuk Yesus bertanya [Pencarian Tepat] (0.015 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yun 1:10) (bis: dan berkata ... itu)

dan berkata ... itu atau: dan bertanya kepadanya, "Mengapa engkau telah melarikan diri?"

(1.00) (1Sam 28:6) (jerusalem: Saul bertanya...) Bdk 1Sa 14:41+; Kel 33:7+.
(0.87) (1Sam 14:19) (jerusalem: Biarlah) Harafiah: tarik kembalilah tanganmu. Imam mau membuang undi, tetapi Saul menghalanginya, lalu tanpa bertanya kepada Tuhan maju perang.
(0.80) (Luk 10:25) (sh: Hidup kekal dan kepedulian (Senin, 16 Februari 2004))
Hidup kekal dan kepedulian

Ahli Taurat itu mengajukan pertanyaan yang luar biasa penting kepada Yesus tentang bagaimana orang dapat mewarisi hidup kekal. Sayang ia bertanya dengan motivasi salah dan praanggapan keliru. Ia bertanya bukan karena ia sungguh sedang menggumuli pertanyaan itu tetapi karena ia ingin mencobai Yesus (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">25). Ia tidak sedang mencari jawaban sebab ia sudah punya pranggapan bahwa orang dapat mewarisi hidup kekal melalui perbuatan membenarkan diri (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">25,29).

Terasakah oleh Anda betapa mengejutkan jawaban Yesus? Dengan mengacu kepada sari Taurat (Ul. 6:5), Yesus ingin menyadarkan dia bahwa hidup kekal bukan masalah warisan tetapi masalah hubungan. Faktor intinya bukan perbuatan tetapi kondisi hati. Kasih Allah yang telah mengaruniakan hidup dengan menciptakan manusia dan memberikan hukum-hukum-Nya, patut disambut dengan hati penuh syukur dan kasih di pihak manusia.

Mungkinkah orang mengalami kasih Allah dan hidup dalam kasih yang riil kepada-Nya namun hatinya tertutup terhadap rintih tangis sesamanya? Tidak, sebab kasih kepada Allah pasti akan mengalir dalam kasih kepada sesama. Namun, siapakah sesama yang harus kita kasihi itu? Itu menjadi pertanyaan berikut si ahli Taurat kepada Yesus. Lalu, lahirlah jawab menakjubkan dari Yesus tentang perumpamaan orang Samaria yang baik. Pertama, orang-orang yang dalam praanggapan si ahli Taurat pasti akan berbuat benar, ternyata tidak. Kedua, orang yang dalam praanggapan si ahli Taurat pasti salah, ternyata berbuat benar sebab memiliki kasih. Ketiga, ahli Taurat itu seharusnya tidak bertanya siapakah sesamanya tetapi bertanya apakah ia sedang menjadi sesama bagi orang lain.

Renungkan: Untuk dilakukan: Orang yang mempraktikkan kasih seluas kasih Allah menunjukkan bahwa ia memiliki hubungan dengan Allah dan hidup kekal. Sikap dan tindakan apa yang harus kutumbuhkan agar aku menjadi sesama bagi orang-orang di sekitarku?

(0.75) (1Sam 14:36) (jerusalem: menghadap Allah) Yaitu untuk bertanya kepadanya dengan memakai efod, bdk 1Sa 30:8 dan 1Sa 14:18.
(0.70) (Mat 21:23) (sh: Motivasi di balik pertanyaan (Jumat, 25 Februari 2005))
Motivasi di balik pertanyaan

Orang yang mencari kebenaran tentu akan banyak bertanya. Ia akan mencari jawab yang boleh memuaskan pikirannya, hatinya, dan akhirnya memutuskan untuk menerima atau menolak kebenaran itu.

Pertanyaan para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi tentang asal muasal kuasa Tuhan Yesus adalah pertanyaan masuk di akal. Tuhan Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan mereka karena Ia mau menguji ketulusan mereka, apakah mereka bertanya karena mau percaya atau sedang mencari jalan menjebak Dia. Maka Ia balik bertanya.

Pertanyaan Tuhan Yesus kepada para pemimpin Yahudi ini (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">25a) ternyata tidak bisa mereka jawab. Lebih tepatnya mereka tidak mau menjawab. Mereka menghadapi dilema. Di satu sisi orang banyak mengagungkan Yohanes Pembaptis sebagai nabi (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">26). Kalau mereka menjawab baptisan Yohanes bukan dari surga, orang banyak akan kecewa dan meninggalkan mereka. Sebaliknya, kalau mereka mengakui baptisan Yohanes berasal dari surga maka jawaban itu menuding balik kepada mereka (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">25b). Kemunafikan mereka akan terbongkar. Jadi, mereka lebih baik menjawab, "Kami tidak tahu." (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">27a)

Sikap para pemimpin agama ini begitu munafik! Mereka mendengar, melihat, dan menyaksikan kebenaran di depan mereka. Namun, mereka menolak untuk memercayai-Nya. Mereka lebih memikirkan keselamatan status mereka daripada keselamatan rohani, yaitu dibenarkan oleh Tuhan Yesus.

Hari ini banyak orang yang hanya mencari selamat sendiri, bukan mencari kebenaran. Mereka tidak bersedia menanggung konsekuensi percaya dan menerima kebenaran karena hal itu bisa berarti kehilangan popularitas, karir, dan kenyamanan hidup. Terhadap orang-orang yang demikian, jawaban Tuhan Yesus kepada para pemimpin agama di atas memang sepantasnya: "Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu"(ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">27b).

Renungkan: Bila kita tidak sungguh-sungguh percaya, maka ketidakpercayaan itu sudah menghakimi kita!

(0.69) (Mat 13:10) (sh: Percaya dan mengerti (Selasa, 1 Februari 2005))
Percaya dan mengerti

Proses beriman mirip proses belajar. Di sekolah kita belajar banyak hal yang belum kita mengerti. Ketika kita tidak mengerti suatu pelajaran, seharusnya respons kita adalah bertanya. Jadi, orang yang tumbuh dalam pengertiannya adalah orang yang memelihara sikap haus belajar dan berani bertanya.

Para murid tidak mengerti mengapa Yesus mengajar dengan perumpamaan (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">10). Yesus memakai perumpamaan untuk beberapa fungsi. Pertama, untuk menegaskan sifat rahasia Kerajaan Surga. Untuk masuk Kerajaan Surga, perlu pembukaan yang datang dari pihak Allah yang harus ditanggapi dengan iman (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">11). Jadi, inisiatif Allah mutlak diperlukan, baik untuk menyatakan rahasia Kerajaan Allah maupun untuk membimbing orang agar merespons pewartaan Kerajaan Allah itu dengan iman. Kedua, perumpamaan berakibat ganda. Kepada orang yang dikaruniai hati responsif akan terjadi proses bertanya, mencari, beroleh tuntunan, dan aktif mengimani. Orang itu akan mengalami pertumbuhan rohani. Untuk orang yang bebal, perumpamaan akan membuat Kerajaan Surga semakin tertutup baginya bahkan membuat orang itu mengalami proses pembutaan rohani lebih lanjut (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">14-15).

Dampak perumpamaan yang memisahkan pendengar ke dalam dua kelompok itu kini terjadi. Para murid langsung menyatakan ketidakmengertian mereka kepada Yesus. Ini adalah langkah iman. Akibatnya, Yesus memberikan penjelasan dan menerangi hati mereka. Orang banyak tidak demikian. Mereka bertahan dalam kegelapan pikiran dan hati mereka. Karena mereka tidak percaya, maka arti dan makna Kerajaan Allah tertutup bagi mereka. Bahkan, itu menjadi pesan penghukuman bagi mereka. Akan tetapi, bagi yang percaya perumpamaan menyingkapkan arti dan makna Kerajaan Allah.

Ingat: Peliharalah sikap terbuka untuk belajar dan diajar Tuhan, sebab itulah tanda iman yang bertumbuh.

(0.66) (Am 8:5) (full: HARI SABAT. )

Nas : Am 8:5

Para pedagang demikian materialistis sehingga mereka menginginkan hari Sabat cepat berlalu supaya mereka dapat melanjutkan perdagangan mereka. Kita harus bertanya pada diri sendiri: Apakah saya demikian terlibat dalam mencari uang sehingga hampir tidak memperhatikan firman Allah dan kemajuan kerajaan-Nya? Menurut Tuhan Yesus sendiri, kita tidak dapat melayani Allah dan Mamon sekaligus

(lihat cat. --> Mat 6:24).

[atau ref. Mat 6:24]

(0.66) (Luk 8:14) (full: TERHIMPIT OLEH KEKUATIRAN ... HIDUP. )

Nas : Luk 8:14

Kita yang percaya pada Yesus harus selalu berhati-hati agar kewajiban, kelimpahan, atau kenikmatan duniawi tidak akan mengasyikkan pikiran kita sampai kehidupan rohani kita dibinasakan sama sekali. Jenis duri atau rumput-rumputan ini dapat secara perlahan-lahan, namun pasti, menghimpit Firman itu dari kehidupan kita. Marilah masing-masing kita bertanya: Apa yang sedang terjadi dalam hidupku? Apakah saya semakin terpikat oleh hal-hal yang bersifat sementara dalam hidup ini? Ataukah, Firman Allah dan hal-hal sorgawi menjadi semakin penting sementara waktu berlalu?

(0.66) (Luk 17:32) (full: INGATLAH AKAN ISTERI LOT! )

Nas : Luk 17:32

Kesalahan yang mendatangkan malapetaka bagi istri Lot adalah lebih menyayangi masyarakat yang duniawi daripada yang sorgawi (bd. Ibr 11:10). Ia berpaling karena hatinya masih ada di Sodom (Kej 19:17,26;

lihat cat. --> Kej 19:26).

[atau ref. Kej 19:26]

Setiap orang percaya harus bertanya: apakah hati saya lebih terpikat kepada hal-hal dunia daripada kepada Yesus dan pengharapan kedatangan-Nya kembali?

(0.66) (Luk 7:18) (sh: Keraguan-pertanyaan-jawaban (Kamis, 22 Januari 2004))
Keraguan-pertanyaan-jawaban

Ketika kita melihat seseorang dan diberitahu bahwa dia adalah seorang direktur sebuah perusahaan, maka respons kita bisa percaya atau tidak.

Ketika Yohanes mendengar bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus tidak seperti apa yang Yohanes beritakan dalam Lukas 3:15-17, Yohanes meragukan apakah Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan Israel. Jika Yesus benar adalah Mesias, mengapa tidak ada pembebasan bagi bangsa Israel yang sedang dijajah oleh Romawi, dan juga bagi dirinya yang sedang dalam penjara? Mengapa yang Yesus lakukan hanya menyembuhkan dan mengusir roh jahat? Keraguan Yohanes ini muncul karena konsep Mesias (yang orang Israel miliki dan dia mengerti) adalah Mesias yang memiliki suatu kekuatan dan kuasa yang luar biasa untuk membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Oleh karena itu Yohanes bertanya kepada Yesus melalui 2 orang muridnya, “Engkaukah yang akan datang itu ataukah kami harus menantikan seorang yang lain?” (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">19).

Yesus menjawab pertanyaan itu dengan fakta dan kalimat. Secara fakta Yesus sedang menyembuhkan banyak orang dari penyakit, penderitaan dan mengusir roh-roh jahat (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">21). Lalu, Yesus mengkalimatkan apa yang sedang Ia perbuat. “buta melihat; lumpuh berjalan; kusta tahir; tuli mendengar; mati dibangkitkan”(ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">22). Jawaban Yesus dalam ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">22 ini, mengacu kepada apa yang diberitakan oleh Yesaya 35:5, bahwa tanda-tanda kesembuhan merupakan suatu tanda dari hadirnya Mesias dalam dunia ini. Jawaban Yesus tidak menyalahkan Yohanes atas keragu-raguannya. Jawaban Yesus justru menguatkan iman Yohanes dan mengkonfirmasikan siapa diri-Nya yang sesunguhnya, Mesias Anak Allah.

Renungkan: Tuhan tidak pernah memberikan jawaban yang mengecewakan anak-anaknya yang bertanya kepada-Nya bahkan dalam kondisi yang krisis seperti Yohanes, Tuhan tidak memberikan jawaban yang mengecewakan. Puji Tuhan.

(0.65) (Mat 16:13) (sh: Arti sebuah pengakuan (Kamis, 15 Februari 2001))
Arti sebuah pengakuan

Seorang ayah bertanya kepada anaknya yang masih berusia tujuh tahun: "Kata orang, siapakah ayah?" Setelah berpikir sejenak, anak ini menjawab: "Ada yang mengatakan polisi, ada yang mengatakan Pak RT, ada juga yang memanggil Pak Broto!" Kemudian ayahnya bertanya lagi: "Menurut kamu, siapakah ayah?" Dengan wajah ceria, anak ini menjawab: "Ayahku!" Anak ini mengenal ayahnya dengan pengenalan yang bersifat pribadi dan lebih dalam dibandingkan orang lain.

Suatu kali ketika Yesus sedang berada di Kaisarea Filipi, tiba-tiba ia memunculkan pertanyaan yang tidak pernah diduga oleh murid-murid-Nya. Ia menanyakan bagaimana pendapat orang tentang siapakah Anak Manusia. Yesus bertanya terlebih dahulu tentang pendapat orang lain dan bukan pendapat mereka. Maka dengan spontan mereka menjawab bahwa orang mengenal-Nya sebagai Yohanes Pembaptis, seperti pendapat raja Herodes; ada yang mengatakan Elia karena Elia pernah dikatakan akan menampakkan diri lagi (Mal. 4:5); ada pula yang mengatakan Yeremia atau salah seorang dari para nabi. Tokoh-tokoh yang disetarakan dengan Yesus adalah tokoh besar, baik di PL maupun PB; namun mereka hanya memiliki jabatan kemanusiaan. Jadi di antara orang banyak, belum ada yang mengenal Yesus dalam jabatan Keillahian-Nya. Kemudian Yesus mengajukan pertanyaan yang sama kepada murid-murid- Nya. Simon Petrus, murid yang paling cepat berespons mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Inilah jabatan Keillahian Yesus. Yesus menegaskan bahwa Allah Bapa yang memungkinkan Petrus dapat mengenal Yesus sebagai Mesias.

Pengenalan kita akan Yesus adalah pengenalan yang bersifat pribadi, bukan sekadar kata orang atau menyaksikan perbuatan-Nya bagi orang lain, tetapi karena kita mengalami sendiri hidup bersama-Nya. Ia menginginkan pengakuan yang bukan hanya berdasarkan pengetahuan, tetapi pengakuan yang lahir karena hubungan pribadi dengan Dia. Kita mudah mengatakan bahwa Ia adalah Tuhan yang Maha Kuasa, tetapi sungguhkah kita menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya yang Maha Kuasa atau kita sendiri yang masih mengendalikan hidup kita?

Renungkan: Pikirkan arti sebuah pengakuan Anda, siapakah Yesus bagi Anda?

(0.62) (1Sam 22:5) (jerusalem: Gad) Tokoh ini tetap pada Daud sebagai nabi dan "pelihatnya", 2Sa 24:11 dst; seorang pejabat yang bertugas "bertanya kepada Tuhan" sehubungan dengan tindakan yang harus diambil raja.
(0.61) (Mat 11:1) (sh: Mengatasi ragu dan bimbang (Rabu, 26 Januari 2005))
Mengatasi ragu dan bimbang

Yohanes pembaptis dipenjarakan karena berani menegur Herodes Antipas yang menikahi istri saudaranya. Dari penjara Yohanes mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepada Yesus (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">3). Bimbang dan ragukah ia kini? Bukankah ia pelopor dalam pemberitaan tentang Yesus? Tampaknya Yohanes bukan sekadar menyampaikan pertanyaannya pribadi (Perhatikan bentuk jamak `kami' dalam ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">3). Ia dan para muridnya butuh kepastian bahwa Yesus sungguh adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan. Yohanes ingin Yesus memberi bukti jelas melalui perkataan dan perbuatan Yesus bahwa kesaksian Yohanes selama ini tentang Yesus benar. Bagaimana Yesus mengatasi keraguan itu?

Pertama, Yesus menunjuk pada demonstrasi nyata kuasa Allah dalam pelayanan-Nya. Pelayanan Yesus mengokohkan kesaksian Yohanes selama ini tentang Dia. Kedua, ucapan Yesus itu menunjuk kepada Yesaya 35:5-6; 61:1. Yesus adalah penggenap nubuat Yesaya. Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, merupakan petunjuk bahwa Roh Allah bekerja dalam dan melalui diri Yesus. Ini tanda kehadiran Allah di dunia. Ketiga, Yesus menunjuk pada nubuatan Maleakhi tentang peran Yohanes (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">10). Yesus mengakui pentingnya pelayanan Yohanes (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">11a). Posisi Yohanes pembaptis adalah seperti titik temu PL dan PB. Karena itu di antara segala nabi, ia yang terbesar. Namun, karena orang masuk surga melalui Yesus bukan melalui PL, yang terkecil dalam surga pun menjadi lebih besar daripada Yohanes (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">11b).

Pelayanan dan pergumulan Yohanes menunjukkan keutamaan Yesus. Tatkala keraguan muncul, Yesus tidak tinggal diam. Ia tidak ingin orang terus ragu tentang Dia. Karya Yesus, kesaksian firman tentang Yesus, dan perlakuan kasih Yesus akan menguatkan iman dan pengharapan yang tergoyah.

Responsku: Yesus, firman tentang Yesus, karya Yesus untukku, dan firman-Nya kepadaku, ingin kupegang teguh sepanjang jalan imanku.

(0.60) (2Sam 21:1) (sh: Bertanya kepada Tuhan. (Rabu, 15 Juli 1998))
Bertanya kepada Tuhan.

Kelaparan selama tiga tahun adalah malapetaka untuk seluruh bangsa. Daud memahami keadaan itu sebagai amarah Tuhan; karenanya ia datang kepada Tuhan meminta nasihat. Kepekaan terhadap teguran, amarah dan pemeliharaan Tuhan penting untuk kita miliki, supaya kita tak terlarut dalam kesalahan, dan mampu hidup penuh syukur kepada-Nya.

Cinta yang mengharukan. Ketika peristiwa menyedihkan terjadi bagi kaum keluarga Saul, karena tujuh orang dari mereka dihukum gantung, Rizpa binti Aya seorang ibu yang anaknya ikut terhukum, menunjukkan cinta yang luar biasa. Ia menjaga mayat mereka berbulan-bulan lamanya. Daud terharu melihat hal itu lalu mengusahakan suatu penguburan umum terhadap keluarga Saul.

Cinta kasih sejati memang selalu harus disertai pengorbanan, namun betapapun mengharukannya cinta kasih yang didramatisasi pengungkapannya oleh manusia, cinta kasih dan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus tetap tak tertandingi.

Refleksi: Untuk dapat peka terhadap kebaikan dan pemeliharaan Tuhan berupa peringatan dan teguran, serta mampu menanggapinya dengan benar, kita memerlukan Roh Allah.

Doa: Kiranya kisah-kisah nyata dalam catatan Alkitab mendorongku mengungkapkan kasihMu lebih aktif, Tuhan.

(0.60) (Mrk 10:1) (sh: Cita-cita Allah (Selasa, 25 Maret 2003))
Cita-cita Allah

Salah satu topik penting yang terus dibicarakan dan diperdebatkan di kalangan Kristen adalah perceraian. Dari dulu, gereja menggumuli bagaimana mengatasi persoalan ini. Namun, persoalan ini semakin pelik dan sulit dicarikan titik temunya karena masing-masing gereja memiliki persepsi sendiri. Bagaimana Alkitab memandang hal ini?

Dengan tujuan hendak menguji apakah Yesus sepandangan dengan Musa, orang Farisi bertanya tentang perceraian. Namun usaha pengujian ini menjadi sia-sia karena ternyata Yesus justru balik bertanya mengenai apa yang Musa perintahkan. Kemungkinan besar, Yesus sudah tahu maksud orang-orang Farisi yang ingin mengadunya dengan pandangan Musa. Tetapi, orang-orang Farisi itu tidak menjawab apa yang diperintahkan tetapi apa yang diperbolehkan Musa. Memang, menurut Ulangan 24:1, Musa memperbolehkan perceraian dengan syarat ada surat perceraian. Yesus tidak menyangkal hal itu, tetapi ketentuan itu diberikan bukan berdasarkan perintah Allah, yang diberikan sejak awal penciptaan, tetapi untuk memuaskan kedegilan hati orang-orang zaman itu.

Yesus menjelaskan dua hal penting tentang cita-cita Allah menciptakan laki-laki dan perempuan (lih. Kej. 1:27 dan 2:24). Pertama, pernikahan adalah rencana Allah. Di dalamnya laki-laki dan perempuan hidup dalam suatu persekutuan yang tak terpisahkan, saling berbagi, saling mengisi, saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan harus berlangsung seumur hidup. Kedua, laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya untuk menjadi "satu daging" dengan istrinya. Artinya, mereka berada dalam persekutuan hidup yang utuh dan permanen. Karena itu tidak mungkin dipisahkan, bahkan dengan alasan apa pun!

Renungkan: Pernikahan Anda dengan istri atau suami Anda adalah cita-cita Allah untuk Anda. Karena itu peliharalah perkawinan Anda sebagai bentuk syukur Anda kepada Allah.

(0.58) (Yoh 13:21) (sh: Menepis kasih (Rabu, 13 Maret 2002))
Menepis kasih

Untuk ketiga kalinya dalam pasal ini Yesus menggunakan frasa “Sesungguh-sungguhnya …” (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">16,20,21). Juga Yesus kembali mengejutkan para murid ketika Ia mengatakan bahwa ada di antara mereka yang akan mengkhianati diri-Nya. Meskipun Yesus dikhianati dan diserahkan (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">21), Ia tidak menjadi korban yang pasif. Pada akhirnya bukan musuh-musuh-Nya yang membunuh Yesus, tetapi Yesus sendiri “menyerahkan nyawa-Nya” (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">19:30). Terhadap kematian Lazarus, Ia menunjukkan kemarahan, terhadap pengkhianatan yang akan membuat-Nya mati, Ia menunjukkan kesedihan yang dalam. Keduanya menunjukkan kasih-Nya yang dalam, pertama kepada manusia (Lazarus), kedua kepada Allah. Di dalam kasih kepada Allah itu tercakup kasih-Nya yang tanpa syarat kepada para murid-Nya, termasuk kepada Yudas. Kasih itu menjadi kesedihan yang dalam karena ditolak dan dikhianati.

Para murid bertanya-tanya, siapa yang akan melakukan hal sekeji itu. Maka, seorang murid yang dikasihi Yesus bertanya kepada-Nya. Yesus menjawab dengan simbol bahwa yang akan mengkhianati-Nya adalah orang yang dicintai-Nya. Yesus menunjukkan hal tersebut dengan memberikan roti kepada Yudas Iskariot sesudah mencelupkan ke dalam mangkuk yang mungkin berisi anggur. Sesudah peristiwa itu, dikatakan bahwa setan “memasuki” Yudas Iskariot. Tindakan Yesus bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, tindakan Yesus sungguh mencurahkan seluruh kasih-Nya kepada Yudas dan berusaha menarik Yudas kepada-Nya. Di sisi lain, tindakan itu merupakan suatu kesempatan bagi Yudas untuk memutuskan apa yang harus dipilihnya. Bila ia tidak memilih Yesus, tindakan cinta menjadi permulaan penghakiman dan penghukuman baginya. Sayang sekali, setanlah yang akhirnya dituruti oleh Yudas. Yudas Iskariot, yang dicintai Yesus, menerima roti itu, tetapi menepis cinta-Nya.

Perintah Yesus agar Yudas segera melakukan apa yang akan dia kerjakan memperlihatkan bahwa semakin kejahatan menggalang kekuatan melawan-Nya, semakin penggenapan terang rencana Allah di salib mendekati kenyataan. Yudas segera menuju kehidupan gelap tanpa cinta. Ia makin menjauh dari sang sumber terang dan hidup.

Renungkan: Jadikan kasih Ilahi pertimbangan utama dari tiap pilihan Anda.

(0.58) (Yoh 13:36) (sh: Mewujudkan kasih (Jumat, 15 Maret 2002))
Mewujudkan kasih

Pernyataan Yesus bahwa Ia akan pergi mengganggu pikiran Petrus. Melihat pernyataannya bahwa ia sedia mati bagi Yesus (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">37), mungkin motifnya bertanya (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">36) adalah karena ia ingin pergi bersama Yesus, sebagai wujud dari kasihnya kepada Yesus. Bukan saja Yesus tidak menjawab pertanyaan tersebut, Yesus malah menyatakan bahwa Petrus tidak dapat pergi bersama-Nya. Tidak bisa atau tidak boleh? Bukan tidak boleh sebab Tuhan tidak melarangnya. Petrus tidak bisa pergi ke tempat Yesus pergi terutama disebabkan oleh ketidaksiapan Petrus sendiri. Yesus sudah tahu bahwa sebaliknya dari setia sampai mati mengikuti Yesus, Petrus kelak akan menyangkali Dia. Tetapi, karena anugerah Allah, ketidakmampuan mewujudkan kasih kepada Tuhan Yesus ini hanya terjadi sementara saja. Akan datang saat ketika Petrus akan bersama-sama dengan Yesus sesudah Yesus bangkit, dan Petrus menerima Roh Kudus memenuhi hidupnya, dan kelak kekal di surga.

Setelah mendengar ucapan Yesus yang membedah keadaan secara radikal, Petrus bukannya menerima, tetapi malah menonjolkan kekuatan kemauannya sendiri. Petrus menegaskan kasih yang berasal dari kekuatan kemauannya sendiri. Kasih sedemikian, meski dalam batas tertentu baik, tidak cukup untuk mengikuti Yesus. Andaikan pun Petrus tidak akan menyangkali Yesus lalu mati bagi Yesus seperti yang diucapkannya waktu itu (ayat Yesus+bertanya&tab=notes" ver="">37), itu tidak berasal dari kasih Ilahi, melainkan lahir dari kemauan sendiri untuk membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi murid yang baik. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Petrus dan para murid lainnya mencampuradukkan motif kemuridan dengan keinginan diri masing- masing. Ketaatan dan ketergantungan kepada Tuhan jelas bukan hal yang utama di dalam diri mereka saat itu.

Meski menyakitkan bagi telinga dan hati Petrus, jawaban Yesus adalah anugerah. Memang ucapan itu adalah nubuat tentang kegagalan yang Petrus akan buat, tetapi peringatan itu keluar dari kasih kekal Tuhan yang kelak memulihkan dan memungkinkannya untuk mewujudkan kasih kepada Yesus secara benar.

Renungkan: Sumber kekuatan untuk setia dan mengasihi Tuhan tidak terletak pada sifat kodrati kita, tetapi pada Tuhan yang akan menolong kita tahap demi tahap.

(0.56) (Mrk 14:26) (sh: Sikap dan iman murid-murid (Minggu, 13 April 2003))
Sikap dan iman murid-murid

Belum lagi pulih perasaan mereka terhadap berita pengkhianatan salah seorang dari mereka, Yesus menyampaikan berita lain lagi. Dikatakan bahwa mereka semua akan guncang imannya, karena tanpa perlawanan sedikitpun Yesus menyerahkan diri untuk ditangkap. Mestinya, jika murid-murid itu bijak, mereka bisa bertanya kepada Yesus bagaimana mengatasinya. Tetapi yang terjadi adalah lain, tanpa berpikir panjang dan tampaknya mengandalkan kekuatan diri sendiri, Petrus tampil dan berjanji bahwa dirinya tidak akan terguncang. Keberanian Petrus ditanggapi Yesus dengan peringatan bahwa sebelum ayam berkokok dua kali, Petrus telah menyangkal Yesus tiga kali. Memang, Petrus tampil untuk membela Yesus. Tetapi keberaniannya ini justru merupakan awal dari kelemahannya. Karena ia mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Penderitaan Yesus dalam saat-saat menjelang kematian-Nya merupakan ujian iman. Apakah para murid siap menerima fakta bahwa Mesias harus mati?

Mengikut Yesus bukan sekadar janji atau pengakuan. Kecenderungan untuk cepat mengaku dan membuat janji dengan Tuhan hanya akan membuat orang Kristen tersandung dan jatuh. Karena pengakuan seperti ini ternyata bertumpu pada kekuatan atau kemampuan diri sendiri, bukan pada kekuatan Allah.

Renungkan: Dalam persekutuan dengan Dia, kita dimampukan untuk menghadapi guncangan-guncangan itu.



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA