(1.00) | (Yeh 45:19) | (jerusalem: tiang-tiang Bait Suci) Terjemahan ini tidak pasti |
(0.38) | (Ul 6:8) |
(ende) Suatu perumpamaan jang berkenaan dengan adat-istiadat bangsa lain, agar supaja nama atau lambang suatu dewa nampak terlihat menempel pada tubuh. Sesudah masa pembuangan hal itu mulai diartikan setjara harafiah dan orangpun mulailah mengikatkan gulungan-gulungan kulit jang penuh bertulisan naskah-naskah hukum pada kepalanja serta pada lengannja, begitu pula pada tiang-tiang pintu rumah. Dewasa ini hal serupa itu masih biasa pada banjak orang-orang Jahudi (bdk. Mat 23:5). |
(0.33) | (Neh 3:2) |
(bis: Pintu Gerbang Yesyana) Pintu Gerbang Yesyana atau Pintu Gerbang Lama. |
(0.27) | (Ayb 38:6) |
(bis: tiang-tiang) tiang-tiang: Lihat Ayu 9:6. |
(0.27) | (2Taw 24:18) | (jerusalem: tiang-tiang berhala) Bdk Kel 34:13+. |
(0.27) | (Yes 17:8) | (jerusalem: tiang-tiang berhala) Bdk Kel 34:13+. |
(0.27) | (Yes 27:9) | (jerusalem: tiang-tiang berhala) Bdk Kej 34:13+. |
(0.23) | (Ibr 13:12) |
(ende: Diluar pintu gerbang) diluar kota Jerusalem. |
(0.23) | (Neh 12:25) |
(endetn: pendjaga pintu) Dua kata Hibrani tertukar. |
(0.23) | (Yeh 42:2) |
(endetn: disebelah) diperbaiki menurut terdjemahan Junani. Tertulis: "pintu". |
(0.23) | (Mi 5:5) |
(endetn: parang) diperbaiki. Tertulis: "dalam pintu2nja". |
(0.23) | (Neh 12:39) | (jerusalem: pintu gerbang Lama) Ini barangkali perlu dihilangkan. |
(0.22) | (Ams 22:22) |
(ende: pada pintu-gerbang) ialah pada pengadilan jang biasa berlangsung pada pintu gerbang kota. |
(0.22) | (2Sam 18:26) |
(endetn: dari atas pintu gerbang) diperbaiki menurut terdjemahan Junani dan Syriah. Tertulis: "kepada pendjaga pintu". |
(0.22) | (Mzm 73:28) | (jerusalem: pekerjaanNya) Terjemahan Yunani menambah: di pintu-pintu gerbang puteri Sion. |
(0.22) | (Yer 19:2) | (jerusalem: pintu gerbang Beling) Tempat letaknya pintu gerbang Beling (atau: Tembikar) itu tidak diketahui. |
(0.21) | (Kel 34:13) |
(ende) Tiang-tiang pemudjaan ("asjerah") mendjadi lambang dewi Asjera atau Asjtarte dari Kanaan. |
(0.21) | (Yeh 40:36) | (jerusalem: tiang-tiang temboknya) Begitulah menurut terjemahan Yunani. Dalam naskah Ibrani tertulis: tiang temboknya. |
(0.21) | (Yeh 45:18) |
(sh: Pelaksanaan ibadah: Hari-hari raya (Jumat, 30 November 2001)) Pelaksanaan ibadah: Hari-hari rayaSetelah menetapkan peraturan untuk persembahan kurban harian
(ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">13-17), Yehezkiel kini menyampaikan peraturan tentang
hari-hari raya tahunan. Dari enam hari raya tahunan yang
ditetapkan Taurat Musa (bdk. Im. 23; Bil. 28; Ul. 16),
Yehezkiel hanya menyebutkan dua, yakni Paskah dan Pondok Daun
(ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">21, 25). Menarik untuk dicatat, bahwa sejarah umat
Israel yang pulang dari pembuangan dalam kitab Ezra-Nehemia,
khusus mencatat perayaan Paskah dan Pondok Daun saja (
Peraturan Yehezkiel mengenai upacara-upacara kurban jauh lebih
singkat dibandingkan peraturan Taurat, namun jelas terlihat
penekanannya pada "kurban penghapus dosa" (ayat Sebelum perayaan dilaksanakan, Tuhan memerintahkan Yehezkiel menyucikan tempat kudus (ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">18). Darah lembu jantan dibubuhkan pada tiang-tiang Bait Suci, pada keempat sudut jalur keliling mezbah, dan pada tiang-tiang pintu gerbang pelataran dalam (ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">19). Darah ini melambangkan tujuan upacara ini, yaitu penghapusan dosa serta pemulihan kembali hubungan rohani dengan Allah (ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">20). Surat Ibrani mengingatkan bahwa "tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan" (Ibr. 9:22). Kristus menyempurnakan kurban- kurban Perjanjian Lama dengan masuk satu kali untuk selama- lamanya ke dalam tempat yang kudus. Renungkan: Oleh darah Kristus kita telah disucikan dari dosa. Apakah yang dapat kita persembahkan kepada-Nya? (Rm. 12:1, 2) |
(0.21) | (2Taw 4:2) |
(sh: Pembaruan serasi dengan kehendak Allah (Rabu, 22 Mei 2002)) Pembaruan serasi dengan kehendak AllahUntuk memberikan model bagi Israel era pascapembuangan, Asa dilukiskan sebagai raja pemenang dalam dua peperangan dahsyat. Perang pertamanya adalah melawan dosa penyembahan berhala. Penyembahan berhala adalah dosa yang sangat banyak disoroti PL sejak zaman Musa sampai para nabi, sebab sifatnya yang menyingkirkan Allah dari posisi dan hak-Nya sebagai yang utama dan objek penyembahan dan mengganti-Nya dengan patung-patung. Tindakan yang serasi dengan kehendak Tuhan hanya satu, yaitu menumpas semua berhala itu, apabila umat tidak ingin ditumpas oleh Allah. Mengapa begitu tegas Allah melawan berhala? Sebab selain berhala melawan hak dan posisi Allah, berhala juga menipu merusak citra Allah dalam diri manusia dengan jalan membelenggu manusia kepada hal-hal yang disembahnya dalam berhala itu. Pada zaman itu Asa memecahkan tugu-tugu berhala dan tiang-tiang pemuj aan, yaitu penyembahan kepada dewa kekuatan yang dilambangkan dengan lingga pria dan kepada dewi kesuburan Asytoret (ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">2-4). Bisa dipahami apabila bentuk perbudakan yang diakibatkan oleh penyembahan kedua berhala itu adalah pesta-pesta ibadah cabul. Dengan menghancurkan pusat-pusat penyembahan berhala tersebut, Asa memenangkan perang terpenting, perang rohani, dan kembali mengakui keutamaan dan kekudusan Allah. Selain membereskan kerohanian umat, Asa juga mulai membangun kekuatan militer untuk menegakkan kewibawaan kerajaan Yehuda. Kota-kota, tembok, menara-menara, pintu-pintu, dan palang-palangnya dibangun dan diperkokoh (ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">7). Terbukti hal tersebut perlu, sebab kemudian datang ancaman dari Zerah, orang Etiopia yang kekuatannya berlipat kali ganda kekuatan Yehuda (ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">9). Perang kedua yang bersifat militer ini, untuk hamba Tuhan yang memiliki penglihatan rohani yang jernih juga, pada dasarnya adalah perang rohani. Karena itu pola para pendahulunya yang menang perang juga dibuat Asa. Berdasarkan doa (ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">11), Asa berhasil memenangkan perang militer itu dengan menakjubkan (ayat Tiang-tiang+pintu&tab=notes" ver="">12). Renungkan: Panggilan utama kita adalah mengizinkan Allah menjadi Raja. Biarlah Kerajaan-Nya mewujud dalam hidup kita kini. |