Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 10 dari 10 ayat untuk Masa hidupku AND book:[1 TO 39] AND book:19 [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 116:1) (sh: Tiga dimensi waktu (Senin, 16 Agustus 1999))
Tiga dimensi waktu

Kristen hidup dalam tiga dimensi waktu yaitu masa kini, masa lalu, dan masa depan, sesuai dengan ungkapan pemazmur di pasal ini. Pada masa kini ia mengasihi Allah (1), pada masa lalu: "Ia mendengarkan suaraku" (1), dan di masa depan "seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya" (2). Pemazmur sendiri hidup dalam tiga dimensi: setelah doanya terjawab (masa lalu), dia mengasihi Allah (masa kini), dan dengan permohonan doa-doanya, ia melanjutkan hidup masa depannya.

Kasih karunia penggerak tindakan. Dalam Mazmur ini, dimensi yang ke tiga merupakan tindakan konkrit, karena kasih karunia Allah sudah dilimpahkan kepada manusia (ay. Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">2, 13, 17). Bahkan di ayat Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">13, bila dilihat berdasarkan perspektif Perjanjian Baru tentang cawan Yesus, ini bermakna bagi setiap Kristen yang sudah menerima kasih karunia bahwa "mengangkat cawan keselamatan" berarti (a) bukti ia berserah dan percaya sepenuhnya kepada-Nya; (b) taat kepada-Nya dalam segala situasi; (c) memelihara persekutuan dengan-Nya; dan (d) tetap berpengharapan akan bersekutu dengan-Nya. Empat hal itu adalah ungkapan "aku mengasihi Tuhan" (ay. Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">1). Bila Mazmur ini ditempatkan dalam kehidupan Kristen, maka tiga dimensi waktu yang berkesinambungan itu hanya akan berakhir ketika Bapa memanggil kita pulang.

(0.80) (Mzm 23:2) (full: IA MEMBARINGKAN AKU. )

Nas : Mazm 23:2

Kehadiran dan kedekatan sang Gembala membuat saya dapat "membaringkan diri" dengan tenang, bebas dari segala ketakutan. Roh Kudus selaku Penghibur, Penasihat, dan Penolong menyampaikan perhatian dan kehadiran Kristus sebagai gembala dalam hidupku (Yoh 14:16-18; bd. 2Tim 1:7).

  1. 1) Istirahatku yang aman dalam kehadiran-Nya akan dialami "di padang yang berumput hijau," yaitu di dalam Yesus Kristus dan Firman Allah, yang dibutuhkan untuk kehidupan yang berlimpah (Yoh 6:32-35,63; Yoh 8:31; Yoh 10:9; 15:7).
  2. 2) "Ia membimbing aku ke air yang tenang" dari Roh Kudus-Nya

    (lihat cat. --> Mazm 1:3;

    [atau ref. Mazm 1:3]

    bd. Yer 2:13; Yoh 7:37-39).
(0.75) (Mzm 6:4) (jerusalem: jiwaku) Bdk Maz 4+.
(0.75) (Mzm 47:1) (sh: Siapa yang kita tinggikan? (Sabtu, 20 Desember 1997))
Siapa yang kita tinggikan?

Tatkala berhasil, siapa yang kita banggakan dan tinggikan? Tatkala kebudayaan bangsa mencapai banyak kemajuan, siapakah yang dianggap merupakan faktor penyebabnya? Siapa yang kita kagumi dan menjadi panutan dalam hidup ini? Suara, pendapat, dan sikap hidup siapa yang banyak berpengaruh dalam setiap keputusan kita? Bukankah tempat Allah sering dilupakan, karena kita lebih dipengaruhi pendapat orang-tua, kekasih, atau teman daripada Allah? Tidak heran bila kita berhasil, kita lupa memuliakan Allah.

Penyembahan. Tuhan melarang penyembahan berhala. Termasuk di dalamnya larangan mengkultuskan seseorang dalam kehidupan kita. Penyembahan yang benar hanya patut ditujukan kepada Allah. Tetapi penyembahan itu mustahil terjadi tanpa pengenalan yang benar akan Allah dalam segala kebesaran-Nya. Menyembah Allah tidak saja tanggung jawab pribadi setiap orang beriman, tetapi juga perlu dianjurkan kepada masyarakat luas. Jika kita aktif menerapkan prinsip dan falsafah Kristen ke dalam kehidupan bermasyarakat; akan membuat banyak orang lebih siap menerima berita Injil.

Renungkan: Ikutlah jejak Tuhan Yesus: masuki bukan jauhi dunia, untuk menaati dan meninggikan Allah!

Doa: Kuasai seluruh hidupku untuk menyembah-Mu, Tuhan.

(0.75) (Mzm 119:17) (sh: Konsekuensi ketaatan (Sabtu, 21 Agustus 1999))
Konsekuensi ketaatan

Orang yang bertekad untuk taat pada hukum-hukum Tuhan tidak selalu akan hidup lancar dan luput dari kesulitan hidup. Bahkan musuh-musuh dengan sikap beludak tak henti menteror, ingin membuat hidup kita penuh aib (ay. Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">22, 23). Dunia cenderung membenci orang yang mengasihi Tuhan dan hidup dalam jalan-Nya. Meskipun situasi sulit berada di sekitar kita, Tuhan tetap berada di pihak kita, menghardik dan mendepak musuh. Petualangan maut pun dihancurkan dan kita yang taat kepada firman Tuhan berkesempatan memperoleh kemenangan.

Firman yang meneguhkan. Melalui kuasa firman dan Roh Kudus, Tuhan menjaga dan melindungi kita. Di sinilah letak kebahagiaan kita yang tak kunjung rapuh oleh terpaan godaan musuh. Firman yang meneguhkan dan menguatkan kebahagiaan kita itu, melayakkan kita hidup sesuai kehendak Tuhan. Firman yang meneguhkan itu memotivasi kita untuk mengambil sikap tegas menghadapi segala situasi. Melalui pemazmur, firman yang meneguhkan itu mengisyaratkan agar kita mempertahankan kehidupan bersih, benar, mematuhi firman Tuhan, menjauhi dusta, dan berketetapan untuk setia pada firman-Nya.

Doa: Ya Tuhan, ingatkanlah aku bahwa firman-Mu dasar yang teguh dalam hidupku.

(0.75) (Mzm 119:65) (sh: Seperti pengalaman pemazmur (Selasa, 24 Agustus 1999))
Seperti pengalaman pemazmur

Harta, pekerjaan, dan segala kesibukan sehari-hari dalam pekerjaan, keluarga, masyarakat, adalah penting dan merupakan karunia Tuhan. Karunia Tuhan yang baik itu tidak boleh ditinggikan sampai akhirnya menggantikan kedudukan Allah, Sang Pemberi. Inilah alasan mengapa pemazmur sampai sedemikian rindu memahami, melaksanakan dan setia pada firman Tuhan. Mungkinkah pengalaman pemazmur ini juga mampu memacu semangat dan tekad kita untuk memahami dan menjalani kehendak-Nya? Kita pasti dimampukan-Nya, sebab yang terpenting dalam hidup ini ialah berpegang dan berjalan dalam kebaikan Tuhan.

Firman Tuhan dasar pertumbuhan. Banyak Kristen yang belum memiliki sikap seperti yang dimiliki pemazmur. Mengapa? Seringkali kerinduan pada firman Tuhan tidak diikuti oleh tekad dan semangat untuk setia menjalani kehendak-Nya. Pertumbuhan rohani kita tersendat karena tidak bertumbuhnya pengenalan kita akan Allah yang berfirman. Firman-Nya adalah makanan sehat dan bergizi bagi kerohanian kita.

Renungkan: Tekad dan semangat untuk setia menjalani firman-Nya hanya akan ada dalam diri bila kita menyadari bahwa kita berasal dari Dia.

Doa: Tuhan, tumbuhkanlah kesadaranku bahwa firman-Mu mengajarku mengerti setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku.

(0.73) (Mzm 7:1) (sh: Kedaulatan Allah, Hakim yang adil. (Sabtu, 18 Maret 2000))
Kedaulatan Allah, Hakim yang adil.

Banyak hal terjadi dalam kehidupan kita yang seringkali membuat kita bertanya: "Mengapa    semuanya ini terjadi dalam hidupku, padahal aku telah    mempertahankan hidup benar di hadapan-Nya?" Daud pun mengalami    pergumulan yang sama. Dalam perjalanan hidup iman dan kesalehan    hidupnya di hadapan Tuhan, ia mempertanyakan berbagai tragedi    yang dialaminya. Daud tahu kepada siapa ia mengadukan semuanya    ini.

Di tengah segala tantangan, ancaman, dan penderitaan yang    disebabkan para lawannya, Daud berseru kepada Tuhan yang setia    mendengarkan doanya. Ia berani mengadu dan menyatakan    ketidakbersalahannya, karena keyakinannya akan hidupnya yang    benar. Melalui pergumulan dan jawaban doa, pengenalannya akan    Tuhan semakin bertumbuh. Ia menyadari adanya kedaulatan Tuhan    yang melampaui tindakan, kebenaran, pengertian, dan standar    manusia. Orang benar diizinkan mengalami berbagai tekanan,    ancaman, tantangan, dan pergumulan agar semakin mengerti arti    hidup benar di hadapan-Nya. Justru melalui pergumulan inilah,    ada sesuatu yang begitu istimewa yang dibukakan oleh Tuhan    tentang misteri pergumulan. Orang benar tidak seharusnya    meragukan kehidupan benarnya atau kesetiaan Tuhan kepadanya,    ketika dalam pergumulan.

Daud kenal Tuhan sebagai Hakim yang adil, yang akan murka    kepada orang fasik dan meneguhkan orang benar. Pada akhirnya    Daud menyaksikan bagaimana Tuhan bertindak menyelamatkannya    dengan cara-Nya sendiri. Tuhan memakai berbagai rencana dan    tindakan kejahatan justru untuk menunjukkan keadilan-Nya dan    menyempurnakan pembentukan anak-anak-Nya. Daud dapat bersyukur    ketika ia mengerti dan mengalami bagaimana keadilan-Nya berlaku    dalam kehidupannya.  Betapa leganya ketika dia menyaksikan    bagaimana orang yang merencanakan segala kejahatan itu ternyata    "kena batunya".

Renungkan: Pengalaman dalam kehidupan silih berganti antara    suka dan duka. Kristen hampir tidak pernah lepas dari pergumulan    karena hidup dalam dunia yang berlawanan arus. Teladanilah sikap    pengaduan Daud dengan motivasi mencari jawab dan kepastian    keadilan Tuhan bagi orang benar seperti dirinya. Dan    bersyukurlah bila kita tetap memiliki pengharapan akan keadilan    Tuhan. Ia pasti menyatakan keadilan-Nya.

(0.73) (Mzm 9:1) (sh: Menyaksikan keadilan Allah (Senin, 17 Februari 2003))
Menyaksikan keadilan Allah

Dalam diri orang benar, setiap kali menyaksikan keadaan dirinya dan sekelilingnya, sering kali muncul tanda tanya. Hal yang dipertanyakan adalah: "Kalau Allah adil, mengapa hidupku sengsara, dan justru oleh perbuatan orang yang tidak mengenal Allah?" Orang fasik sebaliknya, merasa aman-aman saja melakukan kejahatan; Tuhan toh tidak peduli atau bahkan Dia tidak pernah ada. Paling tidak pengalaman hidup sehari-hari acap kali membawa kita pada kesimpulan tersebut. Benarkah demikian?

Pemazmur pun sempat mempertanyakan di mana keadilan Tuhan ketika melihat pengalaman sengasaranya sendiri (ayat Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9:14), dan mengapa Tuhan begitu jauh darinya (ayat Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10:1). Padahal, orang fasik justru bersombong-ria di dalam kejahatan mereka, bahkan merasa tidak ada yang dapat menggagalkan rencana-rencana jahat mereka, termasuk Tuhan tidak dapat menghalangi mereka (ayat Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10:2-11). Namun, di dalam pertanyaan dan pergumulannya, si pemazmur tidak kehilangan iman. Ia meyakini bahwa Tuhan tetap adil dan tetap melindungi orang benar (ayat Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9:5) karena Dia hakim yang adil (ayat Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9:8-11; 10:16-18). Dia yang akan membalaskan orang jahat dengan keadilan-Nya (ayat Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9:6-7, 16-19). Oleh sebab itu, si pemazmur menutup doa pengucapan syukurnya (ayat Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">9:2-3) dengan permohonan sekali lagi supaya keadilan Tuhan ditegakkan, orang fasik dibinasakan (ayat Masa+hidupku+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">10:12-15).

Boleh-boleh saja kita seperti si pemazmur berseru mempertanyakan keadilan Tuhan. Namun, seruan tersebut harus juga disertai iman, bahkan ucapan syukur bahwa Tuhan memang adil. Keadilan-Nya akan dinyatakan di dalam hidup ini, terhadap orang benar pembelaan dan terhadap orang fasik pembalasan.

Renungkan: Kapan terakhir Anda mengucap syukur justru pada saat ketidakadilan sepertinya berjaya atas hidup Anda. Ucapkan syukur dan naikkan doa permohonan penuh iman supaya Tuhan bertindak dan menyatakan keadilan-Nya segera!

(0.73) (Mzm 119:33) (sh: Firman-Mu kehidupanku (Minggu, 22 Agustus 1999))
Firman-Mu kehidupanku

Fungsi firman Tuhan. Ada beberapa pengertian dari kata-kata yang diungkapkan pemazmur tentang firman Tuhan: (1) petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu; (2) Taurat-Mu; (3) perintah-Mu; (4) jalan-jalan yang Kautunjukkan; (5) janji-Mu; (6) hukum-Mu; (7) titah-Mu; (8) keadilan-Mu; (9) firman-Mu. Penggunaan kata-kata ini menunjukkan bahwa pemazmur sungguh merasakan dan mengalami betapa pentingnya, kayanya, dalamnya pengertian, dan kuasa firman Tuhan dalam hidupnya. Tak ada buku lain yang memiliki kekayaan fungsi seperti firman-Nya, karena Allah sendiri yang berfirman. Ketika kita menyadari dan mengalami kekayaan fungsi dan keajaiban firman Tuhan, tak sedetik pun kita akan mengabaikan firman-Nya, karena firman-Nya terlalu berharga.

Sikap terhadap firman Tuhan. Keyakinan pemazmur akan pentingnya firman Tuhan mewarnai sikapnya terhadap firman-Nya: (1) memegang sampai saat terakhir; (2) memegang dan memelihara dengan segenap hati; (3) hidup menurut; (4) mencondongkan hati; (5) hidup sesuai; (6) rindu; (7) percaya; (8) berharap; (9) berpegang selamanya; (10) mencari; (11) bergemar; (12) mencintai; (13) bergemar; (14) merenungkan. Sikap-sikap ini muncul dalam diri seorang yang sungguh mengalami betapa indahnya firman-Nya, yang telah memimpin, menolong, memurnikan, dan menyucikan. Bila kita memiliki sikap terhadap firman Tuhan seperti pemazmur, maka kuasa firman-Nya akan menjadi bagian dalam kehidupan kita.

Hidup dalam kelegaan. Hidup karena firman Tuhan dan di dalam firman Tuhan akan memberi kelegaan sejati. Kelegaan Kristen bukan tergantung pada sepinya pergumulan atau lancarnya usaha, tetapi bila Kristen hidup sesuai dengan kebenaran firman-Nya. Kerinduan seperti inilah yang akan memotivasinya untuk sungguh-sungguh mencari dan memegang firman Tuhan sampai akhir, karena firman Tuhan adalah kehidupannya.

Doa: Ya Tuhan Yesus, berikanku firman-Mu, agar aku hidup berpegang dan menaatinya. Aku rindu firman-Mu mengubah hidupku.



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA