Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 90 ayat untuk Ia mengajar AND book:[1 TO 39] [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yer 5:31) (jerusalem: mengajar dengan sewenang-wenang) Naskah Ibrani kurang jelas maksudnya. Terjemahan lain: mengejar keuntungan.
(0.89) (2Raj 12:2) (jerusalem: selama imam Yoyada mengajar di) Ini terjemahan yang sesuai dengan 2Ta 24:2,17 dst. Terjemahan lain yang agaknya lebih tepat adalah sbb: sebab imam Yoyada telah mengajar dia.
(0.89) (2Taw 17:7) (jerusalem: ia mengutus beberapa pembesarnya) Rombongan yang diutus itu mencakup lima orang awam, delapan orang Lewi dan dua orang imam. Tugas mereka ialah mengajar hukum taurat, 2Ta 17:9. Hal semacam itu sukar dimengerti pada masa Yosafat, tetapi sesuai dengan keadaan pada masa Yosafat, tetapi sesuai dengan keadaan pada zaman si Muwarikh sendiri. Pada masa itu orang Lewi memang bertugas mengajar agama dan begitu sudah mulai disiapkan peranan rumah ibadat (sinagoga) dan para Ahli Taurat/Kitab.
(0.88) (Mzm 71:17) (jerusalem: mengajar aku) Apa yang diajarkan Tuhan kepada pemazmur agaknya: kepandaian mengarang nyanyian untuk memuji "perbuatan Tuhan yang gagah".
(0.88) (Za 10:9) (jerusalem: hidup bersama-sama) Dalam naskah Yunani terbaca: mendidik. Sementara ahli mengusulkan perbaikan naskah Ibrani sehingga dapat diterjemahkan: mengajar.
(0.80) (2Sam 1:18) (jerusalem: dan ia memberi perintah....) Dalam naskah Ibrani tertulis sbb: dan ia berkata (untuk mengajar bani Yehuda meregangkan busur)... Rupanya nyanyian itu dipakai waktu orang melatih memanah, bdk 2Sa 22:35; kata kerja yang sama dipakai dalam Maz 144:1
(0.71) (Yes 8:11) (jerusalem) Bagian ini merupakan semacam pernyataan nabi Yesaya, mungkin bagi para muridnya, Yes 8:16. Ia menjelaskan sebab-musabab mengapa ia berlaku demikian. Tuhan sendirilah yang mengajar Yesaya menantang umat di negeri Yehuda dan hanya mengandalkan Tuhan semata-mata. Dalam keadaan yang agak berdwiarti, Yes 8:14,15, sikap semacam itu sukar juga. Tetapi keadaan itu justru bermaksud menyingkapkan kepercayaan dan kesetiaan sejati.
(0.68) (2Taw 13:4) (jerusalem) Pidato Abia ini disusun oleh si Muwarikh sendiri. Ini sebuah contoh bagaimana orang Lewi pada zaman si Muwarikh berkhotbah. Mereka mengenangkan kejadian-kejadian di masa yang silam untuk mengajar umat sekarang. Si Muwarikh tidak hanya berkhotbah kepada orang pada zaman Abia, tetapi juga dan terutama kepada penduduk Samaria di masanya sendiri. Ia menegaskan bagi mereka bahwa hanya Yehuda saja mempunyai wangsa kerajaan yang sah, Allah sejati dan keimanan yang tulen serta satu-satunya ibadat yang sesuai dengan hukum Taurat (Pentateukh).
(0.68) (Pkh 12:8) (jerusalem: Kesia-siaan....) Kitab Pengkhotbah diakhiri seperti diawali, Pengk 1:2. Antara kedua ujung ini kita Pengkhotbah telah mengajar kepada manusia betapa rapuhlah ia; tetapi iapun memperlihatkan keluhuran manusia, sehingga bumi ini tidak pantas baginya. Kitab ini mengajak manusia untuk beragama tanpa mencari untungnya sendiri; manusia diajak untuk berdoa dengan cara yang sesuai dengan dirinya, sebuah makhluk yang insaf akan kefanaannya di hadapan Allah, rahasia yang tidak terselami, bdk Maz 39.
(0.65) (Hab 2:19) (jerusalem: Celakalah....) Kutuk kelima ini, Yes 2:19-20 mengenai pemujaan berhala oleh orang Kasdim, yang ternyata bodoh sekali, Hab 2:18-19
(0.65) (Mzm 32:8) (full: AKU HENDAK ... MENGAJAR ... KEPADAMU. )

Nas : Mazm 32:8

Tuhan berjanji untuk mengajar dan menuntun orang percaya yang telah diampuni yang memiliki roh yang mudah diajari, menghargai kehadiran dan nasihat Allah (bd. ayat Mazm 32:7), percaya Dia (ayat Mazm 32:10), bersukacita di dalam Dia (ayat Mazm 32:11), dan tetap jujur hatinya (ayat Mazm 32:11).

(0.59) (Yes 50:4) (jerusalem) Ini Nyanyian Hamba Tuhan yang ketiga. Hamba tidak digambarkan sebagai seorang nabi tetapi lebih-lebih sebagai seorang berhikmat, murid Tuhan yang rajin, Yes 50:4-5. Ia diberi tugas sendiri mengajar mereka "yang takut akan Tuhan", Yes 50:10, artinya orang Israel yang takwa, tetapi juga mereka yang sesat, yang "hidup dalam kegelapan", Yes 50:10. Dengan tabah hati dan berkat pertolongan Tuhan, Yes 50:7-9, Hamba itu menanggung penganiayaan, Yes 50:7-9. Hamba itu menanggung penganiayaan Yes 50:5-6, hingga Tuhan menjadikannya jaya, Yes 50:9-11. Sampai dengan Yes 50:9 Hamba sendiri berbicara, lalu nabi angkat bicara.
(0.56) (Ayb 5:1) (sh: Belajar menerima hajaran Tuhan (Selasa, 30 November 2004))
Belajar menerima hajaran Tuhan

Tuhan seumpama bapak atau guru yang baik. Ia membimbing anak-anak-Nya ke sasaran-sasaran yang mulia melalui proses belajar yang panjang dan berat. Pelajaran yang ingin Ia tanamkan dalam kehidupan anak-anak-Nya ialah bahwa tidak ada sumber andal lain di luar Allah yang darinya orang boleh mendapatkan pertolongan (ayat Ia+mengajar+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1). Ia menginginkan agar anak-anak-Nya berhikmat dan bukan bertindak bodoh (ayat Ia+mengajar+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3). Ia ingin anak-anak-Nya belajar memilih Dia dan merangkul jalan serta kehendak-Nya menjadi harta berharga hidup mereka (ayat Ia+mengajar+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">8-16). Ajaran Tuhan itu sewaktu-waktu bisa berbentuk hajaran yang melukai dan berbagai kesukaran hidup lainnya. Namun, Ia baik adanya. Ia menghajar bukan untuk meremukkan tetapi untuk memulihkan dan menyempurnakan (ayat Ia+mengajar+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">18).

Kira-kira demikianlah wejangan Elifas untuk Ayub. Tentu saja semua wejangan itu benar dan bukan barang baru bagi Ayub. Lebih lagi, kebenaran isi wejangan itu pun bukan teori lagi bagi Ayub, sebab ia saat itu justru sedang mengalaminya. Tidak salah bahwa Elifas mengingatkan orang seperti Ayub, kebenaran dan prinsip-prinsip hidup yang sudah diketahuinya bahkan sedang dijalaninya. Juga tidak salah mengingatkan kembali kepada orang yang sedang menanggung penderitaan, janji-janji pemulihan dari Tuhan. Orang yang hampir sempurna seperti Ayub pun, memang tidak sempurna, masih perlu diingatkan, ditegur, diteguhkan.

Ironis bahwa Elifas kini seolah mengambil posisi Sang Guru sejati. Ia terlalu cepat ingin mengajar orang lain padahal diri sendiri belum tentu sepenuhnya sudah menerima ajaran itu dan memahami secara mendalam. Hanya orang yang sepenuhnya menyatu dengan kebenaran yang berhak mengajarkan kebenaran. Kesalahan kedua adalah memutarbalikkan yang umum dengan yang khusus. Prinsip umum harus juga memperhitungkan konteks dan kekecualian seperti yang firman sendiri ajarkan. Demikian pun pengalaman khusus tidak dapat begitu saja boleh diangkat menjadi prinsip umum.

Camkan: Dengar dan terimalah dulu hajaran Tuhan buat diri sendiri sebelum bicara mengajar orang lain!

(0.55) (Mzm 144:1) (full: TERPUJILAH TUHAN, GUNUNG BATUKU. )

Nas : Mazm 144:1-15

Allah adalah batu karang yang kokoh, kubu pertahanan, perisai dan penyelamat bagi orang yang berlindung pada-Nya (bd. pasal Mazm 140:1-143:12). Ia mengajar tangan orang benar untuk bertempur dan jari-jari mereka untuk berperang di segala bidang pergumulan rohani (lih. catatan berikutnya).

(0.54) (Ams 3:1) (sh: Buah ketekunan (Rabu, 19 November 2003))
Buah ketekunan

Subrahmanyan Chandrasekhar adalah seorang profesor yang mengajar di Chicago University bidang astrofisika. Dua kali seminggu, ia harus menempuh jarak + 100 mil dari tempat tinggalnya di Wisconsin menuju Chicago. Selain jarak yang jauh, ia juga harus menempuh risiko menghadapi kondisi jalan yang licin dan berbahaya, pada musim dingin. Ironisnya lagi, hanya dua mahasiswa yang mendaftar untuk mata kuliah tersebut. Sungguhpun demikian, ia tetap setia mengajar. Sepuluh tahun kemudian, kedua mahasiswa itu, Chen-Ning Yang dan Tsung-Dao Lee menerima hadiah Nobel dalam bidang fisika. Dr. Chandrasekhar pun mendapatkan penghargaan yang sama pada 1983.

Firman Tuhan berkata, “Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu” (ayat Ia+mengajar+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3). Walau kedua kata ini terpisah namun sesungguhnya berkaitan erat. Kasih tanpa kesetiaan hanyalah fatamorgana, indah tapi tidak nyata dan mudah menghilang. Sebaliknya, kesetiaan tanpa kasih adalah perhambaan belaka, hampa kenikmatan namun sarat dengan kewajiban-kewajiban. Tuhan meminta agar kita mengalungkan kasih dan setia di leher kita. Sebagai Bapa, Ia penuh kasih dan setia, itu sebabnya Ia mengharapkan agar kasih dan setia-Nya pun menjadi ciri utama dalam kehidupan kita, anak-anak-Nya. Kadang kita “merasa” bahwa kita sudah kehabisan alasan untuk tetap mengasihi dan setia, namun ingatlah, kasih dan setia justru tampak jelas tatkala memang tidak ada lagi alasan untuk mengasihi dan setia. Kerap kali yang tersisa hanyalah satu alasan, yakni demi Tuhan (ayat Ia+mengajar+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5-7). Maka, demi Tuhan, lakukanlah. Inilah alasan yang benar mengapa kita tetap mengasihi dan setia dan inilah satu-satunya alasan yang tidak akan pernah habis.

Renungkan: Sudahkah kita berkalungkan kasih dan setia kepada suami, istri, anak, dan orang di sekitar kita?

(0.54) (Kel 16:21) (full: SETIAP PAGI. )

Nas : Kel 16:21

Allah memerintahkan mereka untuk mengambil cukup untuk setiap hari supaya mengajar umat itu bahwa keberadaan mereka sehari-hari sepenuhnya bergantung pada karunia-Nya (bd. Mat 6:11).

(0.54) (Rat 5:21) (full: BAWALAH KAMI KEMBALI KEPADA-MU. )

Nas : Rat 5:21-22

Kitab Ratapan diakhiri dengan doa yang mengungkapkan harapan akan kemurahan Allah. Ratapan mengajar kita untuk berseru kepada Allah di dalam situasi yang paling buruk, bahkan ketika berada di bawah hukuman-Nya.

(0.54) (Mzm 25:13) (jerusalem: mewarisi bumi) Terjemahan lain: mewarisi tanah (yaitu Tanah Suci). Para berhikmat di Israel mengajar bahwa Allah mengganjar orang benar, juga dalam keturunannya, di bumi ini (terutama di masa pembuangan dan sesudahnya Tanah Suci menjadi tempat kebahagiaan bagi orang Israel) dengan memberi kesejahteraan lahir batin. Ini tidak dapat dinikmati orang fasik, Maz 37:9,29; Ams 10:30.
(0.53) (Kel 10:2) (full: ENGKAU DAPAT MENCERITERAKAN KEPADA ANAK CUCUMU. )

Nas : Kel 10:2

Allah menunjukkan perhatian besar agar anak-anak Israel mengenal Dia sebagaimana adanya dan menerima-Nya sebagai Allah mereka di dalam iman dan ketaatan. Allah memilih Abraham dengan maksud agar ia mengajar anak-anaknya menurut jalan Tuhan

(lihat cat. --> Kej 18:19).

[atau ref. Kej 18:19]

Kemudian, Ia memerintahkan orang Israel untuk dengan rajin mengajarkan firman Allah kepada anak-anak mereka

(lihat cat. --> Ul 6:7).

[atau ref. Ul 6:7]

Allah tahu bahwa apabila umat-Nya gagal melaksanakan tugas penting ini, maka angkatan selanjutnya akan meninggalkan Dia dan jalan-jalan-Nya yang benar.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA