Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 82 ayat untuk Ia akan memperlihatkan AND book:[40 TO 66] [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yoh 16:11) (jerusalem: akan penghakiman) Roh Kudus akan memperlihatkan makna kematian Yesus ialah kekalahan dan pengutukan Penguasa dunia ini.
(0.76) (Yoh 16:9) (jerusalem: akan dosa) Dosa dunia ialah tidak mau percaya, Yoh 8:21,24,46; 15:22. Roh Kudus jelas akan memperlihatkan dosa itu.
(0.54) (1Kor 4:5) (full: MEMPERLIHATKAN APA YANG DIRENCANAKAN DI DALAM HATI. )

Nas : 1Kor 4:5

Allah akan menyoroti tindakan tersembunyi dari semua orang dan memperlihatkan pikiran dan maksud mereka yang sesungguhnya, yang baik maupun yang jahat (Mat 6:3-4,6; 1Tim 5:24,25;

lihat art. PENGADILAN ORANG PERCAYA).

Dengan kata lain, kehidupan batin setiap orang akan disingkapkan tepat sebagaimana adanya; tak ada sesuatu pun yang akan tinggal tersembunyi (Mr 4:22; Luk 12:2-3; Rom 2:16).

(0.53) (Yoh 16:10) (jerusalem: akan kebenaran) Roh Kudus akan memperlihatkan bahwa Yesus berhak mengaku diriNya "Anak Allah", bdk Yoh 10:33; 19:7. Buktinya ialah peralihan Yesus kepada Bapa, Yoh 13:1; 20:17, sebab peralihan itu menyatakan asal Yesus dan kepribadian surgawiNya, Yoh 6:62.
(0.44) (Ef 5:14) (bis: Sebab semua yang dapat dilihat dengan jelas, adalah terang)

Sebab semua yang dapat dilihat dengan jelas, adalah terang: atau sebab teranglah yang memperlihatkan segala sesuatu dengan jelas.

(0.44) (Mat 24:45) (sh: Tuan akan datang dengan tiba-tiba (Minggu, 1 April 2001))
Tuan akan datang dengan tiba-tiba

Tuan akan datang dengan tiba-tiba. Kepergian sang tuan dalam kurun waktu yang tidak terbatas dapat memunculkan dua sikap dalam diri hamba yang ditinggalkannya. Bila hamba itu setia ia akan menghargai kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan oleh tuannya. Waktu yang ada betul-betul dipakai dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab untuk menghasilkan karya yang menyenangkan hati tuannya. Ketika tuannya datang, hamba ini dapat memperlihatkan hasil kerja yang optimal. Tuannya pun sangat menghargai jerih lelahnya dan memberikan pahala kepadanya. Ia naik pangkat dan menjadi orang kepercayaan tuannya.

Sebaliknya bila hamba itu jahat ia akan bersikap lalai, meremehkan waktu, dan mengerjakan hal-hal yang jahat, waktu yang ada disia-siakan dan tugas yang dipercayakan kepadanya tidak dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Firman Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa ketika tuannya kembali hukuman bagi hamba yang jahat pasti akan dijatuhkan. Ia akan mengalami kesengsaraan dan penderitaan.

Jumlah waktu yang sama dimiliki oleh setiap manusia. Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang. Waktu terus berjalan maju, tak ada yang dapat menunda. Suatu ketika waktu ini akan habis. Dalam kurun waktu ini Tuhan Yesus mempercayakan tugas kepada murid-murid-Nya. Ia ingin agar waktu yang diberikan dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah dipercayakan- Nya. Suatu hari Ia pasti datang kembali dan menuntut pertanggungjawaban dari hamba-hamba-Nya. Hamba yang setia diberikan pahala sedang hamba yang jahat akan dihukum dalam penderitaan.

Renungkan: Bagaimana Anda memanfaatkan waktu yang masih ada saat ini? Upayakan karya yang memuliakan Tuhan, supaya ketika Tuhan Yesus datang Ia mendapati Anda setia.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 6

Zakharia 9:9-12

Ibrani 12:1-6

Markus 11:1-11

Mazmur 24

Lagu: Kidung Jemaat 282

(0.38) (Yoh 11:44) (full: ORANG YANG TELAH MATI ITU DATANG KE LUAR. )

Nas : Yoh 11:44

Mukjizat kebangkitan Lazarus merupakan tanda bahwa Yesus adalah kebangkitan dan hidup. Peristiwa tersebut memperlihatkan apa yang dapat dilakukan Allah untuk semua orang yang percaya yang telah mati karena mereka juga akan dibangkitkan (Yoh 14:3; 1Tes 4:13-18). Mukjizat ini merupakan soal terakhir yang menyebabkan para pemimpin Yahudi mengambil keputusan untuk membunuh Yesus (ayat Yoh 11:45-53).

(0.38) (Mrk 9:2) (jerusalem) Peristiwa ini menurut Matius memperlihatkan Yesus sebagai Musa baru bdk Mat 17:1+, sedangkan Lukas menonjolkannya sebagai persiapan untuk penderitaan Yesus, bdk Luk 9:28+. Tetapi Markus terutama mengartikan peristiwa itu sebagai pernyataan Mesias yang mulia, walaupun Mesias masih tersembunyi. Pengertian ini sesuai dengan pandangan Markus dalam seluruh injilnya. Meskipun hanya berlangsung sebentar saja, peristiwa itu menyatakan siapa sesungguhnya Yesus yang untuk sementara waktu perlu mengalami perendahan "Hamba Tuhan" yang menderita. Tidak lama lagi sepenuh-penuhnya dan untuk selama-lamanya akan dinyatakan siapa Yesus.
(0.38) (Luk 17:11) (sh: Bukti iman sejati (Jumat, 12 Maret 2004))
Bukti iman sejati

Bukti iman sejati. Orang yang benar-benar telah diselamatkan pasti menunjukkan kepekaan akan hal-hal rohani. Salah satunya adalah kepekaan akan anugerah yang sudah terjadi dalam hidupnya. Hidupnya akan penuh ucapan syukur. Kesaksian-kesaksiannya bukan berpusatkan kepada dirinya sendiri dan apa yang sudah terjadi pada dirinya, tetapi kepada Allah dan apa yang Allah sudah lakukan atas dirinya.

Dari kisah ini jelas kita melihat siapa yang sungguh-sungguh beriman dan diselamatkan dan siapa yang tidak. Sepuluh orang kusta itu memang percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan mereka. Keyakinan mereka akan Yesus sungguh besar. Terbukti, bahwa ketika Yesus tidak secara langsung menyembuhkan mereka, melainkan menyuruh mereka memperlihatkan tubuh mereka ke imam-imam, mereka tanpa ragu segera pergi mencari imam-imam. Saat itulah mukjizat terjadi, tubuh mereka menjadi tahir (ayat 14).

Namun, di sini ceritanya terpecah. Hanya satu orang, yaitu orang Samaria (sembilan lainnya mungkin sekali orang Yahudi), yang setelah melihat dirinya sembuh memuliakan Allah dan kembali kepada Yesus untuk menyembah Dia. Orang Samaria ini kembali karena dia bukan hanya merasakan dan mengalami jamahan kuasa Tuhan tetapi menyadari akan anugerah-Nya. Oleh karena itu ia kembali untuk mengucap syukur. Yesus menegaskan kepada orang tersebut bahwa imannya sudah menyelamatkannya (ayat 19)!

Bagaimana dengan kesembilan orang lainnya? Rupanya bagi mereka yang penting adalah kesembuhan itu, bukan Tuhan yang menyembuhkan. Mereka merasakan mukjizat ilahi tetapi tidak merasakan jamahan anugerah ilahi. Sentuhan kasih ilahi tidak mereka sadari, oleh sebab itu respons mereka pun tidak ada.

Renungkan: Orang yang telah mengalami sentuhan anugerah Allah pasti penuh pengucapan syukur. Itu adalah bukti nyata bahwa ia sudah menjadi milik Tuhan.

(0.37) (Mat 26:1) (sh: Jalan derita mulai ditempuh oleh Yesus (Kamis, 5 April 2001))
Jalan derita mulai ditempuh oleh Yesus

Jalan derita mulai ditempuh oleh Yesus. Pada 2 pasal sebelumnya, Tuhan Yesus mengajarkan melalui perumpamaan dan penjelasan tentang apa yang terjadi kelak bila Ia datang kembali dalam kemuliaan- Nya. Ia akan memutuskan dengan adil dan memberikan hidup kekal kepada yang setia. Agar hidup kekal dapat dikaruniakan kepada murid-murid-Nya, Ia harus menjalani penderitaan. Mulai pasal ini Matius memaparkan penderitaan-penderitaan yang dialami oleh Yesus dan berakhir dengan kemenangan-Nya. Pasal Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">26 diawali dengan oposisi yang harus dihadapi oleh Yesus dari para imam kepala dan tua-tua bangsa-Nya sendiri. Oposisi mereka ini akan menggiring Yesus untuk disalibkan. Gerakan di bawah tanah ini didukung oleh Yudas Iskariot, salah seorang murid Yesus. Ia akan mencari strategi teraman untuk menyerahkan Yesus kepada musuh- Nya dengan imbalan 30 uang perak.

Di antara 2 bagian yang menceritakan tentang derita Yesus, Matius menuliskan peristiwa yang sangat bertolak belakang, yaitu hadirnya seorang perempuan di rumah Simon si kusta tempat Yesus berada. Ia datang untuk mencurahkan minyak yang sangat mahal ke atas kepala Yesus. Respons tidak setuju dengan alasan pemborosan segera bermunculan dari para murid. Namun Tuhan Yesus memakai kesempatan itu untuk menggambarkan apa yang bakal terjadi pada Dia sebentar lagi, yakni kematian- Nya. Ia memuji sikap perempuan yang menghormati, menghargai, dan tahu siapa diri-Nya yang layak menerima hormat dan pujaan. Apa yang dilakukan perempuan itu adalah yang terbaik dan termahal bagi yang Termulia dalam hidupnya. Dari apa yang diperbuatnya memperlihatkan bahwa Anak Manusia yang sebentar lagi akan mengalami penderitaan dan mati dikuburkan memang layak menerima penghormatan yang diwakili oleh perempuan tersebut.

Matius menunjukkan bahwa Yesus, Anak Manusia yang mulia harus menderita demi manusia yang menolak dan membenci Dia. Ia tahu secara pasti apa yang bakal terjadi dalam perjalanan hidup-Nya 2 hari lagi saat Paskah akan dirayakan oleh bangsa Yahudi. Meskipun sebagai Anak Manusia Ia harus menderita, Ia adalah anak Allah yang mulia.

Renungkan: Penderitaan Anak Manusia adalah jalan menuju kemenangan yang agung dan mulia dan kematian-Nya adalah cara untuk memberikan kehidupan kekal bagi kita yang percaya.

(0.37) (Luk 24:6) (full: IA TELAH BANGKIT. )

Nas : Luk 24:6

Kebangkitan Yesus

(lihat cat. --> Mat 28:6)

[atau ref. Mat 28:6]

diperkuat oleh kenyataan berikut ini.

  1. 1) Kubur yang kosong. Jikalau musuh Yesus telah mencuri mayat-Nya, mereka pasti memperlihatkan-Nya untuk membuktikan bahwa Ia tidak bangkit. Jikalau murid telah mencuri mayat-Nya, mereka pasti tidak akan pernah mau mengorbankan nyawa dan harta milik mereka untuk apa yang mereka ketahui sebagai kebohongan. Kubur yang kosong menyatakan bahwa Yesus telah bangkit dan benar-benar Anak Allah.
  2. 2) Keberadaan, kuasa, sukacita, dan pengabdian gereja yang mula-mula. Jikalau Yesus tidak bangkit dan menampakkan diri kepada mereka, mereka tidak akan pernah berubah dari kemurungan kepada sukacita, semangat, dan pengharapan yang luar biasa (ayat Luk 24:52-53).
  3. 3) Penulisan PB. PB ditulis oleh orang yang memberikan nyawanya bagi kebenaran dan keadilan yang diajarkan oleh Yesus. Mereka pasti tidak akan pernah mau bersusah payah untuk menulis tentang seorang Mesias dan pengajaran-Nya jikalau pelayanan-Nya berakhir dalam kematian dan kekecewaan (lih. 1Kor 15:12-19).
  4. 4) Baptisan dalam Roh Kudus dan penyataan-penyataan yang menyertainya di dalam gereja. Fakta bahwa Roh Kudus telah dicurahkan pada hari Pentakosta sebagai suatu kenyataan yang dialami oleh orang merupakan bukti bahwa Yesus telah bangkit dan ditinggikan di sebelah kanan Allah (bd. Kis 1:3-5; 2:33). Jika Kristus tidak bangkit, tidak akan pernah ada pengalaman baptisan dalam Roh Kudus (bd. Yoh 16:7).
  5. 5) Berjuta-juta manusia sepanjang 2000 tahun terakhir yang telah mengalami kehadiran Yesus dan kesaksian Roh Kudus di dalam hati dan kehidupan mereka sendiri.
(0.37) (Why 19:17) (full: PERJAMUAN ALLAH, PERJAMUAN YANG BESAR. )

Nas : Wahy 19:17

Perjamuan ini menunjuk kepada perang di Harmagedon

(lihat cat. --> Wahy 16:16).

[atau ref. Wahy 16:16]

  1. 1) Pembinasaan musuh-musuh Allah sedemikian besar sehingga akan memerlukan sekumpulan besar burung untuk membersihkan medan perang itu. Ini disebut sebagai "perjamuan Allah, perjamuan yang besar", karena Allah akan menyediakan makanan bagi burung-burung sebagai mangsa.
  2. 2) Pemandangan ini memperlihatkan hukuman terhadap kekejaman dan kejahatan yang dahsyat dari dunia ini. Nubuat-nubuat lain yang kemungkinan besar menunjuk kepada peristiwa yang akan datang ini ialah Wahy 14:14-20; 16:13-16; 17:14; Yer 51:27-44; Yeh 39:17-20; Yoel 3:9-16; Zef 3:8; Za 14:2-5).
(0.36) (Yoh 13:21) (sh: Menepis kasih (Rabu, 13 Maret 2002))
Menepis kasih

Menepis kasih. Untuk ketiga kalinya dalam pasal ini Yesus menggunakan frasa “Sesungguh-sungguhnya …” (ayat Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">16,20,21). Juga Yesus kembali mengejutkan para murid ketika Ia mengatakan bahwa ada di antara mereka yang akan mengkhianati diri-Nya. Meskipun Yesus dikhianati dan diserahkan (ayat 21), Ia tidak menjadi korban yang pasif. Pada akhirnya bukan musuh-musuh-Nya yang membunuh Yesus, tetapi Yesus sendiri “menyerahkan nyawa-Nya” (ayat Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">19:30). Terhadap kematian Lazarus, Ia menunjukkan kemarahan, terhadap pengkhianatan yang akan membuat-Nya mati, Ia menunjukkan kesedihan yang dalam. Keduanya menunjukkan kasih-Nya yang dalam, pertama kepada manusia (Lazarus), kedua kepada Allah. Di dalam kasih kepada Allah itu tercakup kasih-Nya yang tanpa syarat kepada para murid-Nya, termasuk kepada Yudas. Kasih itu menjadi kesedihan yang dalam karena ditolak dan dikhianati.

Para murid bertanya-tanya, siapa yang akan melakukan hal sekeji itu. Maka, seorang murid yang dikasihi Yesus bertanya kepada-Nya. Yesus menjawab dengan simbol bahwa yang akan mengkhianati-Nya adalah orang yang dicintai-Nya. Yesus menunjukkan hal tersebut dengan memberikan roti kepada Yudas Iskariot sesudah mencelupkan ke dalam mangkuk yang mungkin berisi anggur. Sesudah peristiwa itu, dikatakan bahwa setan “memasuki” Yudas Iskariot. Tindakan Yesus bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, tindakan Yesus sungguh mencurahkan seluruh kasih-Nya kepada Yudas dan berusaha menarik Yudas kepada-Nya. Di sisi lain, tindakan itu merupakan suatu kesempatan bagi Yudas untuk memutuskan apa yang harus dipilihnya. Bila ia tidak memilih Yesus, tindakan cinta menjadi permulaan penghakiman dan penghukuman baginya. Sayang sekali, setanlah yang akhirnya dituruti oleh Yudas. Yudas Iskariot, yang dicintai Yesus, menerima roti itu, tetapi menepis cinta-Nya.

Perintah Yesus agar Yudas segera melakukan apa yang akan dia kerjakan memperlihatkan bahwa semakin kejahatan menggalang kekuatan melawan-Nya, semakin penggenapan terang rencana Allah di salib mendekati kenyataan. Yudas segera menuju kehidupan gelap tanpa cinta. Ia makin menjauh dari sang sumber terang dan hidup.

Renungkan: Jadikan kasih Ilahi pertimbangan utama dari tiap pilihan Anda.

(0.36) (Ibr 11:17) (sh: Kesaksian iman adalah sebuah model kehidupan (Sabtu, 6 Mei 2000))
Kesaksian iman adalah sebuah model kehidupan

Kesaksian iman adalah sebuah model kehidupan. Iman kristen tidak pernah menjamin kehidupan kristen terbebas dari penderitaan ataupun ujian. Kehidupan para saksi iman kita adalah buktinya (35-38). Sejarah gereja juga sudah membuktikan bahwa banyak Kristen yang sudah secara rela dan sadar memilih untuk menderita bahkan mati karena pilihan iman mereka. Namun karena iman juga, mereka semua akhirnya keluar sebagai pemenang dan menerima kemuliaan dari Allah. Abraham, karena imannya, memberikan anaknya sebagai persembahan kepada Allah ketika Ia menuntutnya. Peristiwa ini merupakan ujian iman yang sangat berat. Ujian yang meminta Abraham untuk menyerahkan keinginan dan apa yang sangat ia cintai kepada Allah. Hanya iman yang 'unik' yang memampukan Abraham memenuhi permintaan Allah dan menyerahkan segalanya kepada Allah. Apa itu iman yang 'unik'? Di dalam kitab Kejadian dikisahkan bahwa ketika Abraham akan naik ke gunung Moria untuk mempersembahkan Ishak, ia justru berkata kepada bujangnya bahwa ia dan Ishak akan kembali (Kej. 22:5). Abraham begitu yakin bahwa Allah yang telah menjanjikan kepadanya keturunan melalui Ishak, pasti juga akan mampu membangkitkan Ishak dari kematian. Iman yang meyakini bahwa Allah di atas segala ketidakmungkinan. Iman yang tidak mati atau goyah ketika diperhadapkan kepada 'musuh' manusia terbesar sekalipun yaitu kematian. Kehidupan Musa pun mendemonstrasikan iman yang luar biasa.

Karena iman, Musa rela meninggalkan segala masa depan yang gemilang. Ia adalah calon pengganti Firaun raja Mesir yang agung. Musa rela mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah. Musa rela hidup dalam penderitaan, dalam ketidakpastian, dan dalam perjuangan yang berat untuk menuju tanah perjanjian yang telah disediakan Allah bagi umat-Nya. Karena iman, Musa memilih janji Allah yang belum kelihatan daripada janji Firaun yang sudah jelas terlihat.

Renungkan: Kedua pahlawan iman kita memperlihatkan keyakinannya bahwa janji Allah adalah yang terbaik dan bahwa Ia mampu merealisasikannya. Mereka pun yakin akan kepastian hubungan yang akrab dan intim dengan Allah. Inilah yang membuat mereka mempunyai iman yang luar biasa. Inilah juga yang akan memampukan Kristen mempunyai iman yang luar biasa.

(0.36) (Kis 13:13) (sh: Selalu siap berbagi (Minggu, 15 Mei 2005))
Selalu siap berbagi

Selalu siap berbagi
Menurut Anda perlukah gereja dan orang Kristen aktif bersaksi tentang Yesus Kristus? Anda percaya bahwa Yesus sudah mati untuk dosa manusia dan bangkit dari kematian sebagai Tuhan? Jika jawaban Anda positif pada pertanyaan kedua, pasti Anda setuju pula bahwa kita semua perlu bersaksi. Namun, bagaimana caranya?

Kita perlu belajar dari teladan pelayanan Paulus dan Barnabas. Pertama, mereka tidak menunggu orang datang untuk bertanya. Mereka berprakarsa melibatkan diri dan mencari kesempatan (ayat Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">13-14). Kedua, mereka ikut dalam ibadat hari Sabat. Paulus memanfaatkan kebiasaan orang Yahudi waktu itu untuk berbagi hasil perenungan ayat yang dibacakan (ayat 15,16). Ketiga, Paulus menyesuaikan isi ucapannya dengan konteks pendengar. Ia menekankan prakarsa, penyertaan, dan kesabaran Allah. Pemaparan anugerah Allah itu sekaligus membukakan kegagalan dan kedegilan hati orang Israel. Paulus juga memaparkan bahwa rencana Allah terfokus pada keturunan Daud (ayat 22-23). Ia memperlihatkan keakrabannya dengan kisah-kisah penting Israel. Itu sebabnya, khotbah Paulus ini berbeda dengan khotbahnya kepada orang Yunani (pasal Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">17).

Semangat dan komitmen mengabarkan Injil Yesus Kristus dan kesadaran tentang kebutuhan tiap orang akan keselamatan perlu kita pelihara nyalanya. Namun, konteks Indonesia berbeda dari konteks zaman Paulus. Kita perlu berdoa agar Roh Kudus memberi kita hikmat bagaimana mengadakan pendekatan yang tepat dan bagaimana menyampaikan kesaksian Injil sesuai kondisi dan kebutuhan pendengar kini. Terutama dalam kondisi yang potensi ketegangan SARA-nya tinggi, kita perlu memelihara komitmen akan visi-misi dan hikmat berstrategi dalam bersaksi.

Renungkan: Allah ingin agar orang diselamatkan melalui pewartaan Injil. Kita perlu bergantung pada Roh-Nya agar diberi-Nya kepekaan dan kemampuan bersaksi yang peduli akan konteks pendengar kini.

(0.35) (1Tes 2:13) (sh: Menderita demi Kristus. (Kamis, 13 November 1997))
Menderita demi Kristus.

Menderita demi Kristus.
Menerima Kristus, menjadi Kristen yang sungguh, meresponi panggilan Tuhan atas hidup, seringkali harus membuat hidup seseorang menanggung penderitaan. Penderitaan bisa datang dari pihak keluarga, masyarakat, rekan sekantor yang belum beriman dan mengasihi Tuhan Yesus. Kita dapat bayangkan betapa sulit situasi orang yang menderita karena imannya kepada Kristus itu. Paulus yang mengerti situasi berat jemaat di Tesalonika menghibur mereka. Bukan mereka saja yang menderita karena Kristus, jemaat-jemaat Yahudi pun demikian (ayat 14-15). Terimalah penderitaan karena iman itu sebagai tantangan untuk tambah teguh dalam iman dan makin terang menyaksikan kemurahan Allah dalam Yesus Kristus.

Sukacita Hamba Tuhan. Paulus bangga akan jemaat di Tesalonika. Ia tidak bersukacita karena mereka menderita, melainkan bersukacita karena di dalam penderitaan itu mereka memperlihatkan kesungguhan iman mereka dalam Yesus Kristus. Bila sekarang ini sebagian Kristen di Indonesia mengalami berbagai penderitaan, patutlah kita saling mengingatkan bahwa hal tersebut dapat dipakai Tuhan untuk memurnikan dan menguatkan iman, harap dan kasih kita. Ingatkan satu kepada yang lain bahwa penderitaan ini sementara sifatnya, sebagai persiapan bagi kemuliaan kekal yang Dia siapkan bagi kita.

(0.35) (Luk 5:12) (sh: Misi kepada pribadi dan komunitas (Rabu, 5 Januari 2000))
Misi kepada pribadi dan komunitas

Misi kepada pribadi dan komunitas. Banyak penderita kusta kita temui, tidak hanya di zaman Tuhan Yesus, di zaman PL pun sudah ada. Pada umumnya kita merasa ngeri dan berusaha menghindari si penderita kusta, karena takut tertular. Penyakit ini sangat mengerikan karena si penderita lambat laun akan kehilangan bagian-bagian tubuhnya, terutama jari kaki dan tangannya. Itulah sebabnya mereka hidup terisolasi, tidak boleh berada di tengah masyarakat.

Dalam perikop yang kita baca, kita melihat bagaimana sikap Yesus terhadap orang yang berpenyakit kusta ini. Ketika orang ini datang dengan satu tujuan ingin disembuhkan, ia memberanikan diri masuk kota untuk bertemu dengan Yesus. Tampak sekali bagaimana sikap dan permohonannya kepada Yesus yang amat sangat menaruh pengharapan. Tetapi sama sekali tidak memaksa. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada kehendakYesus. Yesus mengulurkan tangannya dan menyentuhnya, artinya Ia menyatakan perhatian dan wujud misi pembebasan-Nya, sehinggga si penderita kembali dipulihkan, baik fisik, sosial, psikis, dan rohaninya. Ia harus memperlihatkan kepada imam, sebagai pengesahan kesembuhannya. Lengkaplah sudah pemulihan yang Yesus kerjakan dalam dirinya.

Dalam kejadian selanjutnya, Yesus juga menyentuh dan memenuhi kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Yesus mengetahui iman keempat orang teman yang mengusung si lumpuh, yang tampak dari kegigihan mereka membawa si lumpuh ke hadapan Yesus. Misi-Nya kepada pribadi menjawab kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Si lumpuh dapat berjalan kembali dan teman-temannya pun mendapatkan sukacita besar karena berpengharapan akan kesembuhan temannya terkabulkan.

Bagaimana dengan orang Farisi dan ahli Taurat serta orang banyak? Sesungguhnya Yesus juga menyatakan misi pelayanan-Nya bagi mereka, tetapi orang Farisi dan ahli Taurat tetap mengeraskan hati. Kebenaran dan penyataan diri sudah didemonstrasikan-Nya, baik melalui pengajaran akan kebenaran-Nya dan kuasa penyembuhan-Nya. Berbeda dengan respons orang banyak yang mau terbuka dan percaya kepada kebenaran-Nya, mereka memuliakan Allah.

Renungkan: Misi Yesus kepada pribadi dan komunitas. Bagi yang percaya akan menerima berkat dan kuasa-Nya, tetapi bagi yang mengeraskan hati, tidak akan menerima apa pun dari-Nya.

(0.35) (Mat 1:18) (sh: Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama (Senin, 25 Desember 2000))
Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama

Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama. Yusuf adalah salah seorang tokoh Alkitab yang mempunyai karakter mengagumkan. Mengikuti tradisi orang Yahudi, ia telah bertunangan yang akan mengikatnya menuju pernikahan. Banyak ahli Alkitab mengasumsikan bahwa Yusuf adalah seorang yang sudah cukup umur.

Sesudah bertunangan, Maria tinggal bersama orang tuanya sampai cukup usia untuk menikah, kemudian pindah ke rumah Yusuf. Ketika Yusuf mengetahui Maria hamil, ia memperlihatkan belas kasihan yang luar biasa. Ia tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum meskipun hatinya sakit dan telah dikhianati, ia bermaksud menceraikan istrinya diam-diam. Matius menyebut Yusuf sebagai orang yang benar (19: terjemahan yang lebih tepat daripada tulus hati). Mengapa? Menurut hukum Taurat, hukuman untuk perzinahan adalah dilempari batu hingga mati. Apakah tindakan Yusuf terhadap Maria dapat dikatakan benar? Tidakkah ia benar jika menuntut Maria dihukum sesuai dengan hukum Taurat? Jawabannya terletak pada fakta bahwa `benar' dalam Perjanjian Lama adalah sesuai dengan hati Allah dan hukum-Nya. Bahkan Saul pun menyadari bahwa kemurahan hati lebih mendemonstrasikan kebenaran daripada kaku mengikuti hukum yang berlaku ketika ia menangis kepada Daud, `Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu (ISam. 24:18). Yusuf menerapkan prinsip ini. Meskipun ia menganggap Maria sudah memperlakukan dia tidak baik, ia tetap akan memperlakukan Maria dengan baik. Karena itu secara rohani dan jasmani, Yusuf adalah anak Daud yang sejati (Mat. 1:20).

Perjanjian Baru tidak banyak berbicara tentang Yusuf kecuali yang tercatat dalam kitab ini. Yusuf adalah seorang manusia seperti nenek moyangnya - yaitu Daud - yang mempunyai hati untuk Allah dan belas kasihan yang besar untuk sesamanya.

Renungkan: Tidak menjadi masalah seberapa tenarkah Anda di lingkungan keluarga dan masyarakat, namun jika kata-kata Matius tentang Yusuf dapat diterapkan dalam hidup kita, secara rohani kita sudah menjadi `orang besar`. Pada hari Natal ini apa yang akan Anda lakukan untuk mengekspresikan bahwa Anda mempunyai hati untuk Allah dan belas kasihan yang dalam bagi sesama?

(0.35) (Kis 20:1) (sh: Rahasia prestasi gemilang (Minggu, 25 Juni 2000))
Rahasia prestasi gemilang

Rahasia prestasi gemilang. Selama 14 tahun pelayanannya, Paulus berhasil membangun sekitar 30 gereja di Asia hingga Eropa. Dan gereja-gereja yang ia bangun adalah gereja-gereja yang bertumbuh, berkembang, dan berbuah di tengah tantangan dan penderitaan yang tiada henti-hentinya mendera gereja.

Di dalam waktu 14 tahun, di tengah kondisi medan yang sulit, dan perlakuan orang-orang Yahudi dan pemerin-tahan Romawi, Paulus telah berhasil mencapai prestasi yang dapat dikatakan 'spektakuler'. Apa rahasia kesuksesannya? Ia tidak hanya mengabarkan Injil namun juga memfollow-up (pelayanan lanjutan), yakni menguatkan murid-murid secara konsisten dan berkesinambungan (1-2). Ini dilakukan setiap kali ia akan meninggalkan jemaat, mengunjungi jemaat yang sudah lama ditinggalkan, atau menulis surat kepada sebuah jemaat. Penguatan ini merupakan pelayanan yang diwujudnyatakan dengan kata-kata penghiburan, dorongan, pujian dlsb. yang dengan kekuatan Roh Kudus berusaha menguatkan Kristen untuk tetap setia dan bertahan dalam menghadapi berbagai penganiayaan.

Paulus juga bukan seorang 'pemain tunggal', karena ia mempunyai tim kerja dari berbagai latar belakang (4-6). Ketika di Troas, Paulus memperlihatkan bahwa gereja harus dibangun berdasarkan pelayanan firman dan sakramen (7-11). Selain memecah-mecahkan roti (perjamuan kudus), Paulus pun rela menghabiskan waktu untuk mengeksposisi firman Tuhan dan berdiskusi dengan jemaat (11). Sebab ia yakin bahwa hanya firman Tuhan yang mampu menguatkan jemaat untuk tetap setia, bertumbuh, dan berbuah. Peristiwa kebangkitan Euthikus, menegaskan bahwa sumber utama kekuatan dan penghiburan Kristen adalah Kristus yang telah mengalahkan kematian, musuh utama manusia.

Renungkan: Keberhasilan sebuah pelayanan nampak dari hasil pertumbuhan, buahnya, dan ketahanannya dalam menghadapi penganiayaan.

Bacaan untuk Minggu ke-2 sesudah Pentakosta

Ulangan 11:18-21 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Ula/T_Ula11.htm#Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11:18 Roma 3:21-28 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Rom/T_Rom3.htm#Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">3:21 Matius 7:21-29 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Mat/T_Mat7.htm#Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">7:21 Mazmur 31:1-5,19-24 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz31.htm#Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">31:1

Lagu: Kidung Jemaat 343

(0.35) (Yoh 2:1) (sh: Bertumbuh dalam kemuliaan (Jumat, 28 Desember 2001))
Bertumbuh dalam kemuliaan

Bertumbuh dalam kemuliaan. Jika kita berbicara tentang iman yang semakin dalam dan kuat, apakah sebenarnya yang kita maksudkan? Apakah hanya sebatas semakin banyaknya informasi yang kita serap dan kuasai? Hari ini kita akan merenungkan apa artinya iman yang semakin bertumbuh.

Jika pada peristiwa sebelumnya kesaksian disampaikan melalui perkataan, maka dalam teks hari ini kita melihat bahwa kesaksian juga disampaikan melalui perbuatan. Dalam sebuah pesta pernikahan di Kana, Yesus menyatakan kemuliaan-Nya (ayat 11). Yesus bersaksi melalui perbuatan, yakni dengan mengubah air menjadi anggur (ayat 9). Ia bersaksi kepada pelayan-pelayan dan juga orang-orang yang hadir dalam pesta perkawinan. Tetapi, tidak dinyatakan bahwa mereka, sebagai akibatnya, menjadi percaya pada Yesus dan kemudian melihat kemuliaan-Nya. Mereka gagal melihat kemuliaan Yesus.

Apakah artinya melihat kemuliaan Yesus? Jika kita mengingat janji Yesus seperti tertera dalam Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:50-51, maka dapat dikatakan bahwa melihat kemuliaan Yesus identik dengan mengalami hadirat Allah. Melihat surga terbuka dan melihat malaikat- malaikat Allah turun-naik kepada Yesus merupakan pernyataan kehadiran Allah. Pada peristiwa sebelumnya, dinyatakan bahwa murid-murid telah percaya pada Yesus (ayat Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:35-51). Mengapa dalam ayat Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">11 dikatakan murid-murid percaya pada Yesus? Peristiwa di Kana bukanlah awal kelahiran iman murid-murid pada Yesus. Peristiwa ini memperlihatkan pendalaman iman. Iman murid-murid bertumbuh semakin dalam melalui dan oleh peristiwa di Kana. Ini sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sebelumnya (ayat Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:50-51). Melihat kemuliaan Yesus menyebabkan iman murid-murid bertumbuh. Mereka yang percaya pada Yesus selanjutnya akan menikmati persekutuan bersama- Nya, mengalami hadirat Allah. Melihat kemuliaan Yesus berarti mengalami hadirat Allah. Inilah artinya iman yang bertumbuh.

Renungkan: Setiap manusia yang percaya pada Yesus akan melihat kemuliaan-Nya (ayat Ia+akan+memperlihatkan+AND+book%3A%5B40+TO+66%5D&tab=notes" ver="">1:14). Belajarlah peka melihat kemuliaan- Nya dalam hidup Anda. Ucapan syukur Anda bisa jadi merupakan tanda bahwa iman Anda bertumbuh.



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA