Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. ^v 

Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. ^x 

Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; ^y  suara-Nya bagaikan desau air bah. ^z 

Mereka bagaikan ombak laut ⁱ  yang ganas, yang membuihkan keaiban ^j  mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya. ^k 

"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: ^h  Inilah firman Anak Allah, ⁱ  yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga: ^j 

Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis ^o  dan permata sardis; ^p  dan suatu pelangi ^q  melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud ^r  rupanya.

Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung ^j  dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. ^k 

Tembok itu terbuat dari permata yaspis; ^z  dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. ^a 

Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi ^e  yang dahsyat ¹  dan matahari menjadi hitam ^f  bagaikan karung ^g  rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.

Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air ^d  bah dan bagaikan deru guruh ^e  yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. ^f 

Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah ^p  dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, ^q  jernih seperti kristal. ^r 

Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi ^h  bagaikan pohon ara ⁱ  menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.

Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur ^d  besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap ^e  oleh asap lobang ^f  itu.

dan dada mereka sama seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan. ^r 

Dan aku melihat kota yang kudus, ^p  Yerusalem yang baru ¹ , turun dari sorga, dari Allah, ^q  yang berhias bagaikan pengantin perempuan ^r  yang berdandan untuk suaminya.

Dan kedua belas pintu gerbang itu ^e  adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara ^f  dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. ^g 

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai ^u  air kehidupan ¹ , ^v  yang jernih bagaikan kristal, ^w  dan mengalir ^x  ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, ^d  di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; ^e  mereka bagaikan awan yang tak berair, ^f  yang berlalu ditiup angin; ^g  mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya ^h  dan yang mati sama sekali ¹ .

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba ^g  dengan tekun ^h  dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita ¹ .

Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang ^{1  a}  dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang ^b  tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari ^c  yang terik.