Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 11 No. 2 Tahun 1996 >  YIN-YANG: SUATU TINJAUAN SINGKAT > 
IV. PENGARUH KONSEP YIN-YANG DALAM KEHIDUPAN ORANG TIONGHOA 

Sejak lama konsep yin-yang telah merembes secara meluas ke dalam seluruh aspek kehidupan orang Tionghoa. Pemikiran yin-yang diaplikasikan dalam semua aspek kehidupan mereka guna memberikan penjelasan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi. Penerapan konsep pemikiran yin-yang dapat kita jumpai dalam "kehidupan pribadi, berkeluarga maupun masyarakat, pertanian dan pembangunan, ilmu bela diri dan pengobatan."992 Terutama dipakai untuk menganalisa kejadian-kejadian yang berakibat negatif, membawa malapetaka. Analisa ini penting untuk mengetahui sebab musababnya. Lalu dicoba untuk menemukan cara bagaimana kejadian atau peristiwa itu dapat diperbaiki atau dihindari terjadinya di kemudian hari. Luasnya aplikasi pemikiran yin-yang dapat kita lihat dari contoh-contoh berikut ini:

Bidang Kesehatan

Konsep tentang manusia yang sehat adalah bila tercapai keseimbangan unsur yin-yang di dalam diri orang tersebut. Apabila keharmonisannya terganggu maka akan mengakibatkan sakit, sakit bisa meliputi sakit jasmani (fisik) dan sakit rohani (mental). Maka yang perlu selalu diperhatikan manusia dalam hidupnya adalah mengusahakan dan menjaga keseimbangan yin-yang di dalam dirinya. Lebih dari itu yin-yang di dalam diri perlu juga selaras dengan yin-yang di alam semesta.993

Bidang Ekologi

Meluapnya sungai Hoang Ho dan Yang Tze Kiang yang mengakibatkan banjir dinilai sebagai terlalu aktifnya unsur Yang. Untuk itu kita perlu mengusahakan keseimbangan dengan sikap pasifnya unsur yin.994

Bidang Elektrik

Rumah-rumah masa kini telah mendapatkan sumber penerangan listrik. Pada saat lampu padam, maka para fisikawan dan sarjana eletro tentu sependapat bahwa matinya lampu ialah akibat dari terputusnya aliran arus listrik. Lalu bagaimana dengan analisa dari yin-yang? Lampu mati adalah akibat langsung dari terjadinya ketidakseimbangan antara elektron (ion negatif) dan proton (ion positif). Meskipun ini hanya teori belaka, barangkali dapat diterima dalam konsep yin-yang.

Bidang Astronomi

Gerhana matahari dan gerhana bulan tentunya dipandang satu kejadian yang merugikan. Bulan dan matahari memiliki jangka waktu pemunculan yang sama; masing-masing 12 jam. Bila bulan muncul, matahari terbenam; bila matahari muncul, bulan lenyap. Pada saat di mana matahari seharusnya muncul namun terhalang oleh bulan, maka terjadilah gerhana matahari; saat di mana bulan seharusnya menerangi bumi tetapi "cahayanya" terhalang oleh matahari, maka terjadilah gerhana bulan. Baik gerhana bulan dan gerhana matahari adalah akibat dari terjadinya ketidakseimbangan frekuensi pemunculan bulan dan matahari; bulan dan matahari itu sendiri masing-masing mewakili yin dan yang.

Bidang Ilmu Gizi

Di dalam merencanakan menu atau memilih jenis makanan, orang-orang Tionghoa akan lebih mempertimbangkan keharmonisan yin-yang yang terkandung dalam makanan itu, daripada mempertimbangkan kandungan zat-zat gizinya,995 sebagaimana yang diajarkan dalam kedokteran modern. Jauh jauh hari sebelum dinasti Chou (1122-249 S.M.), ketika para penyusun menu kerajaan ditunjuk untuk mempersiapkan makanan untuk pesta, maka mereka secara serius memperhatikan keseimbangan yin-yang yang terkandung di dalam berbagai jenis makanan. Bahkan mereka perlu pula menyadari tipe-tipe orang yang makan, apakah orang itu tergolong tipe yang, tipe yin atau campuran keduanya (dalam arti ada keseimbangan yin-yang di dalam diri orang tersebut).996 Ini penting untuk menyediakan makanan yang cocok bagi setiap orang.

Untuk memenuhi kebutuhan itu orang-orang Tionghoa telah mengadakan penggolongan jenis makanan berdasarkan prinsip yin-yang. Berikut ini dicantumkan satu daftar makanan paling umum yang telah digolongkan atas kandungan Yin-yang di dalamnya menjadi 5 jenis:27)

a. Makanan sangat panas: daging sapi, mentega, lemak ayam, cabe rawit, coklat, kopi, kari, daging anjing, ikan (bakar), anak domba, Wisky, bawang, kacang goreng, lada (hitam) lemak babi dan selai kacang.

b. Makanan panas: keju, hati ayam, telur, lada (hijau), ham, bawang putih, angsa, hati babi/ayam, kelinci, gula (coklat), anggur, kentang, biji bunga matahari, kalkun, kenari dan buncis.

c. Makanan sangat dingin: pisang, air soda, Seven-up, teh, susu kedelai, udang, ketimun, remis/kepah, remis besar dan kepiting.

d. Makanan dingin: apel, asparagus, bambu (ada bagian yang bisa dimakan), buah badem, gula putih, tomat, air dingin, es krim, limun, ikan, garam, jeruk, tiram, Coca Cola, kubis, blumkol, barley, jamur dan arbei.

e. Makanan netral, dapat dikonsumsi dalam jumlah besar, jenis makanan ini tidak akan mempengaruhi keseimbangan yin-yang dalam tubuh: susu, nasi, burung dara, ketan hitam dan putih, air panas, prum, kismis, kacang polong, persik, wortel, buah ceri dan buncis merah.

Pengetahuan tentang jenis-jenis penggolongan makanan atas dasar prinsip yin-yang yang terkandung di dalamnya sangatlah penting. Selain itu perlu pula mengenal keseimbangan yin-yang dalam diri setiap orang. Kombinasi kedua pengenalan ini bertujuan untuk menyediakan makanan yang tepat bagi setiap orang, termasuk makanan apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.

Dalam diagnosis penyakit akan diselidiki keseimbangan yin-yang dalam diri pasien. Karena penyebab dari penyakit itu adalah ketidakseimbangan yin-yang dalam tubuh. Untuk penyembuhannya, bila orang itu kelebihan yin harus diberikan makanan yang banyak mengandung unsur yang (makanan sangat panas dan panas). Sebaliknya bila orang itu kelebihan yang, maka ia harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung yin (makanan dingin atau sangat dingin). Misalnya penyakit sariawan yang ditandai dengan bibir dan lidah pecah, adalah disebabkan kelebihan yang dalam diri orang itu. Supaya lekas sembuh orang itu harus menghindari makanan yang mengandung unsur yang dan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung yin.

Bidang Teologia

Jung Yung Lee di dalam beberapa bukunya menerapkan secara ketat prinsip yin-yang untuk menjelaskan beberapa persoalan dogmatika Kristen yang selama ini sulit dimengerti berdasarkan prinsip berpikir logis model Barat. Lee menjelaskan bahwa pola nalar Barat mengikuti prinsip "ini atau itu." Artinya apa yang tidak benar pastilah salah dan apa tidak salah pastilah benar. Ditegaskannya bahwa konsep "ini atau itu" memiliki banyak keterbatasan ketika kita berhadapan dengan dunia ilahi. Kalau Yesus bukan Allah, pastilah Dia manusia; kalau Yesus bukan manusia, pastilah Dia Allah. Kalau Allah adalah transenden, pastilah Dia bukan imanen; kalau Allah adalah imanen, pastilah Dia bukan transenden. Allah Yang Mahakasih tidak mungkin bertindak adil; Allah Yang Mahaadil tidak mungkin menyatakan kasih. Sebagai jalan keluar dari kesulitan itu, Lee mengusulkan prinsip yin-yang. Prinsip yin-yang menghasilkan pola nalar "baik ini maupun itu." Melalui pola nalar "baik ini maupun itu" kita tidak lagi menghadapi kesulitan dalam menjelaskan Allah yang transenden sekaligus imanen, Allah Yang Mahaadil juga Allah Yang Mahakasih. Juga tidak sulit untuk menjelaskan Yesus Kristus pada saat yang sama adalah Allah dan manusia (ilahi dan insani). Demikian juga tentang penjelasan konsep tubuh dan jiwa dalam diri manusia. Dunia Barat hanya dapat mengatakan bahwa kasus-kasus di atas adalah paradoks atau misteri.997 Tetapi pola nalar yin-yang "baik ini maupun itu" dapat memberi jawab yang memuaskan.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA