Dari berbagai pandangan dan penjelasan di atas (bagian II), kita mengerti bahwa pada mulanya ide yin-yang muncul dalam formulasi yang sangat sederhana saja, yaitu dalam rangka menjelaskan persoalan tertentu menyangkut kejadian-kejadian di alam. Oleh para pelaku ilmu gaib, yin-yang dikembangkan menjadi lebih kompleks dalam dunia mistik. Sampai kemudian dengan munculnya Kitab Tao Te Ching dan I-Ching, konsep yin-yang dijabarkan secara terstruktur. Pada akhirnya yin-yang diadopsi ke dalam agama Tao (Taoisme), yang di dalamnya mulai mengaitkan yin-yang dengan asal-usul alam semesta.
Jadi konsep yin-yang telah menempuh perjalanan dari ide filsafat sederhana, lalu dikaitkan dengan unsur-unsur mistik dan akhirnya dimasukkan ke dalam ajaran agama Tao (termasuk juga menjadi sejenis filsafat yang lebih kompleks). Dalam perkembangan Taoisme selanjutnya memang terlihat konsep yin-yang lebih bernafas filsafat, ketimbang sekadar agama. Sampai sekarang pun konsep yin-yang sulit dihapuskan dalam pemikiran orang Tionghoa. Salah satu faktor yang mempertahankannya adalah konsep Yin-yang tidak terlepas dari ajaran Konfusius yang sangat menekankan keseimbangan (keselarasan).