Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 11 No. 2 Tahun 1996 >  YIN-YANG: SUATU TINJAUAN SINGKAT > 
II. PERKEMBANGAN KONSEP YIN-YANG 

Penting bagi kita untuk mengetahui sejarah perkembangan prinsip pemikiran yin dan yang, supaya kita mendapat pemahaman yang lebih lengkap. Perkembangan pemikiran yin-yang antara periode yang satu dengan yang lainnya pastilah memberikan sumbangsih tambahan terhadap yin-yang. Berikut ini diuraikan beberapa momen yang masih dapat kita lacak:

Acuan paling dini tentang yin-yang tercatat dalam kitab Kuo Yu (Perbincangan Mengenai Negara). Kitab sejarah ini mencatat bahwa pada tahun 780 SM975 ketika terjadi gempa bumi, maka ada seorang cerdik pandai yang hidup pada zaman itu memberikan penjelasan: "Manakala yang tersembunyi dan tak dapat tampak, dan manakala yin tertekan dan tak dapat menyembul, maka terjadilah gempa bumi."976

Di dalam Tao Te Ching yang ditulis oleh Lao Tzu (575-485 SM), yang hidup sezaman dengan Confusius 551-479 SM, ia memberikan penjelasan mengenai yin-yang sebagai berikut: "Tao menghasilkan satu, satu menghasilkan dua, dua menghasilkan tiga, tiga menghasilkan sepuluh ribu, sepuluh ribu membawa yin (prinsip pasif/betina) dan mencakup yang (prinsip aktif/jantan) dan melalui perpaduan dengan tenaga vital (chi) menghasilkan keharmonisan."977

Gagasan yin-yang diduga muncul pada abad IV SM. Bersamaan dengan pemunculan teori-teori peramalan dengan menggunakan angka-angka dan konsep 'Unsur Nan Lima' atau Daya Nan Lima,' yaitu kayu. api, tanah, logam dan air.978

Kelompok-kelompok terasing yang dikenal pada abad pertama mengadopsi ide ilmu dan politik dari sekolah naturalis yang dipimpin Tsouyen. Sehingga kelompok terasing itu sangat menekankan teori yin-yang.979

Di dalam karya yang berjudul "Mengenai Gagasan-Gagasan Hakiki Mazhab Nan Enam," Ssuma T'an (meninggal tahun 110 SM) mengadakan penggelompokkan atas para filsuf yang hidup beberapa abad sebelumnya menjadi 6 mazhab pokok.980 Dalam mahzab pertama langsung disebutkan yin-yang chia (mazhab yin-yang), yang adalah mazhab penganut kosmologisme.981 Pemberian nama ini didasarkan pada konsep yin-yang, yang menurut orang-orang Tiongkok adalah dua alas pokok kosmologi Tiongkok.982

Berdasarkan teori Liu Hsin tentang terbentuknya keenam mazhab itu, maka Fung Yu Lan memberikan kesimpulan bahwa mazhab yin-yang berasal dari para pelaku ilmu gaib (fang shih). Di mana para pelaku ilmu gaib adalah para ahli dalam bidang sihir, penujuman, peramalan bintang dan penebak angka.983

I-Ching984 (Kitab Perubahan) menjadi dasar bagi mazhab yin-yang yang mencoba menafsirkan struktur dan asal mula alam semesta. I-Ching dikenal juga dengan nama Chou-I, yang barangkali ditulis oleh para pengikut Konfusius pada tahun-tahun pertama Dinasti Han985 (sekitar tahun 206 SM)986. Dalam lampirannya banyak membicarakan yin-yang, dan sama sekali tidak membicarakan Unsur Nan Lima. Di kemudian hari kedua garis pemikiran ini bercampur. Tentang yin-yang, dapat kita mengerti dari kutipan ini: "Di dalam sistem perubahan, ada satu the Great Ultimate (T'aichi), yang menghasilkan dua model (yin dan yang). Dua model itu menghasilkan Empat Bentuk (mayor dan minor yin dan yang). Empat bentuk menghasilkan Delapan Elemen. Delapan Trigram menurunkan kebaikan dan kejahatan. Kebaikan dan kejahatan menghasilkan persoalan hidup yang besar."987

Melalui ulasan Cheng Hsuan (127-200) dalam Kitab Upacara Adat, dicoba menghubungkan mazhab Yin-yang dengan Unsur Nan Lima melalui angka-angka. Tetapi yang lebih penting untuk disimak ialah hubungan antara trigram 17) dengan yin yang. Trigram dengan ketiga garis utuh (tak terputus) disebut Ch'ien melambangkan yang dan trigram dengan ketiga garis terputus disebut Pun melambangkan yin. Maka trigram Ch'ien dan K'un dipandang paling tepat untuk menjelaskan yin-yang. Sesungguhnya Ch'ien dan K'un masing-masing adalah ayah dan ibu, sedangkan keenam trigram lainnya dalam "Lampiran-lampiran" Kitab Perubahan dinamakan sebagai "Putra-putra serta putri-putri" mereka.988

Konsep yin-yang ternyata merambah sampai ke luar daratan Tiongkok. Terutama dua negara yang masih memiliki dasar kebudayaan yang sama dengan Tiongkok. Kedua negara itu adalah Korea dan Jepang. Pembatasan kepada kedua negara ini tidak berarti bahwa di negara lain sama sekali tidak terjangkau oleh penyebaran ide yin-yang. Harus diakui bahwa di mana pun orang Tionghoa berdomisili, maka ide yin-yang pasti hadir pula di sana.

Memang penyebaran ke negara-negara lain dapat mengakibatkan terjadinya sinkretisme dengan agama dan kebudayaan setempat. Tetapi kita masih dapat mengenal ide dari yin-yang itu sendiri. Agama Shinto di Jepang dipercaya oleh banyak sarjana tidak terpengaruh oleh Taoisme. Namun ide yin-yang dan Unsur Nan Lima telah tampak nyata dalam hasil karya orang-orang Jepang sejak awalnya, Seperti di dalam Kojiki dan Nihongi, dengan mite-mite dan legenda-legendanya.989 Di Korea ide yin-yang lebih dikenal dengan nama Um yang.990 Um yang dikembangkan oleh seorang pemikir Konfusianisme terbesar dalam sejarah Korea, bernama Yi Yulgok. Pandangannya mengarah kepada ketransendenan dari dualisme. Konsep Yulgok berbeda dari dualisme dalam yin-yang dan prinsip negatif dan positif dari jagat raya. Konsepnya diaplikasikan juga dalam konsep etisnya dari kesatuan segala sesuatu. Dia berusaha untuk menjauhkan dikothomi diri manusia dan unsur lain, yang disadarinya sebagai akar kejahatan, seperti misalnya terjadi kebencian dan konflik.991

Demikian perkembangan pemikiran yin-yang yang masih dapat ditelusuri.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA