Resource > Belajar Sendiri Bahasa Yunani (Yoppi) >  Belajar Sendiri Bahasa Yunani Berdasarkan Injil Yohanes (Khusus Kata Kerja) > 
Lampiran: Dengan apa kami membalas.... 

Dengan apa kami membalas....

Mengenal Tokoh-tokoh penerjemah Alkitab dan sejarah singkat penerjemahan

Alkitab Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia (1600-1997)

1600 Albert Cornelisz Ruyl, seorang awam, pedagang dari Belanda, tiba di Hindia Belanda (Indonesia tempo doeloe). Ia menerjemahkan Injil Matius dalam bahasa Melayu.

1612 Penerjemahannya selesai.

1629 Terjemahan itu dicetak oleh Jan Jacobiz Palenstein di Belanda. Ini merupakan terbitan bagian Alkitab pertama dalam bahasa non-Eropa untuk kepentingan penginjilan.

1638 Ruyl menyelesaikan penerjemahan Injil Markus.

    Jan van Hasel (pegawai kompeni) menerjemahkan Injil Lukas dan Yohanes ke dalam bahasa Melayu.

    Justus Heurnius (pendeta di Batavia) menerjemahkan Kisah Para Rasul, dan merevisi terjemahan keempat Injil.

1651 Keempat Injil dan Buku Kisah Para Rasul itu diterbitkan di Belanda.

1652 Jan van Hasel dan Justus Heurnius menerbitkan Kitab Mazmur hasil terjemahan mereka.

1662 Daniel Brouwerious (pendeta) selesai menerjemahkan Kitab Kejadian.

1668 Ia menyelesaikan terjemahan seluruh buku Perjanjian Baru ke dalam bahasa Melayu.

1691 Melchior Leijdecker (pendeta militer di Batavia) mulai menerjemahkan Alkitab lengkap ke dalam bahasa Melayu tinggi.

1701 Ia meninggal dunia, penerjemahannya telah sampai 90%.

    Pdt. Pieter van der Vorm menyelesaikannya.

1727 Hasil terjemahan Leijdecker diteliti oleh Pieter van der Vorm, George Henric Werndly, Engelbertus Cornelius Ninaber, Arnoldus Brants, dan para pakar Melayu lokal.

1731 Diterbitkan Perjanjian Baru hasil penelitian di atas.

1732 Diterbitkan Alkitab lengkap hasil penelitian di atas, menggunakan huruf Latin.

1758 Diterbitkan Alkitab lengkap hasil penelitian di atas, menggunakan huruf Arab.

    Terjemahan Leijdecker digunakan di Indonesia selama dua abad (1916 cetak terakhir).

1815 Pdt. William Robinson (Inggris) menerbitkan Injil Matius dalam bahasa Melayu rendah. Ia melanjutkan dengan Injil Yohanes.

1817 Robert Hutchings (pendeta Gereja Anglikan) dan rekannya J. McGinnis menyelesaikan revisi Perjanjian Baru terjemahan Leijdecker menurut kamus baku bahasa Melayu waktu itu, yang disusun oleh William Marsden.

1821 Mereka menerbitkan Perjanjian Lama hasil revisi.

    Claudius Thomsen (utusan misi dari Inggris) juga merevisi karya Leijdecker bersama Munsyi Abdullah.

1832 Dicetak hasil revisinya untuk empat Injil dan Kisah Para Rasul.

1835 Diterbitkan Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu rendah dialek Surabaya yang dikerjakan oleh Johannes Emde dkk. Ia adalah penginjil yang berprofesi sebagai tukang reparasi jam. Naskahnya diperiksa oleh Pdt. D. Lenting (Belanda) dan Walter Henry Medhurst (Inggris) sebelum diterbitkan.

1850 C.T. Hermann dari Minahasa menerbitkan Injil Matius.

1852 Perjanjian Baru Lengkap dicetak di Singapura, menggunakan huruf Latin, merupakan hasil pekerjaan Benjamin Keasberry (Inggris) yang dibantu Munsyi Abdullah.

1856 Dicetak edisi huruf Arab (Jawi).

J.G. Bierhaus menerbitkan Injil Markus.

1858 Nathaniel M. Ward dari Padang menerbitkan Kitab Kejadian.

    B.N.I. Roskott dari Ambon mengerjakan seluruh PB sampai meninggalnya.

1861 Dicetak empat Injil dalam bahasa Melayu rendah dialek Semarang, hasil terjemahan Hillebrandus Cornelius Klinkert, misionaris gereja Menonit, dibantu oleh Pdt. Pieter Jansz.

1863 Dicetak Perjanjian Baru lengkap dari Klinkert. Dicetak ulang sampai tahun 1949.

1875 Keasberry meninggal setelah menyelesaikan beberapa kitab Perjanjian Lama.

1879 Klinkert menyelesaikan penerjemahan Alkitab lengkap dengan bahasa Melayu yang sudah diperhalus, menggunakan huruf Latin.

1897 William Girdlestone Shellabear dari Inggris menerbitkan Injil Matius pengganti terjemahan Keasberry.

1904 Ia menyelesaikan terjemahan seluruh Perjanjian Baru. Dicetak tahun 1910.

1909 Ia menyelesaikan revisi Perjanjian Lama dari Klinkert. Dicetak tahun 1912, huruf Jawi.

1913 Dicetak terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu Baba (peranakan Tionghoa), hasil terjemahan Shellabear, dibantu oleh Chew Chin Yong dan Sulaiman. Penerjemahan ke dalam bahasa Melayu Baba ini dirintis oleh Nona McMahone, misionaris Presbiterian yang menyelesaikan Injil Matius.

1927 Dicetak revisi Perjanjian Lama Klinkert oleh Shellabear, edisi huruf Latin.

1935 Diselesaikan penerjemahan Perjanjian Baru yang "lebih Indonesia" oleh Werner August Bode (Jerman), dibantu oleh A.W. Keiluhu dari Ambon, Mashohor dari Perak, Abdul Gani, William Shellabear dan Dr. Hendrik Kraemer. Dicetak tahun 1938.

1942 Kapal yang membawa Bode sebagai tawanan Belanda dibom oleh Jepang. Perjanjian Lama dari Bode pun tidak terselesaikan

1947 Sebagian naskah Perjanjian Lama yang disimpan sang isteri, diterbitkan.

1952 Dibentuk panitia penerjemahan Alkitab Terjemahan Baru, diketuai Dr. J.L. Swellengrebel.

1958 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI, berdiri tahun 1954) mencetak terbitan darurat, yakni gabungan Perjanjian Lama dari Klinkert dan Perjanjian Baru dari Bode. Cetakan ini dikenal sebagai Terjemahan Lama.

1962 Ketua panitia penerjemahan Alkitab Terjemahan Baru dilanjutkan oleh putra Indonesia, Dr. J.L. Abineno. Anggota-anggotanya antara lain: Drs. C.D. Grijns, P.S. Naipospos, Dr. Chr. F. Barth, E.I. Soekarso, Dr. R. Soedarmo, M.H. Simanungkalit, O.E.Ch. Woewoengan, Dr. Liem Khiem Yang, J.P. Siboroetorop, Dr. A. de Kuiper, J.Koper, dan Drs. Rikin-Bijleveld.

1964 Diterbitkan Perjanjian Baru terjemahan gereja Katholik Roma.

1968 Gereja Katholik Roma menghentikan penerjemahan Perjanjian Lama yang sempat dikerjakan oleh Pater Cletus Groenen dkk, dan memutuskan untuk menggunakan Alkitab terjemahan LAI.

1970 Proyek penerjemahan Alkitab Terjemahan Baru diselesaikan

1971 Diterbitkan Perjanjian Baru.

1974 Diterbitkan lengkap.

1977 Diterbitkan Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) edisi pertama, hasil terjemahan Drs. M.S. Hutagalung, Ny. Maria Sigar dan Dr. Martin Olsthoorn, dengan Konsultan Dr. Barclay M. Newman, Jr. yang dilanjutkan oleh Dr. Daniel C. Arichea, Jr. untuk edisi kedua.

1985 Diterbitkan Perjanjian Lama BIS edisi pertama, hasil terjemahan Ny. Maria Sigar, Ny. Amsyati Susilaredeya, Sr. Emmanuel Gunanto, dibantu oleh Dr. Wismoady Wahono, Pater C. Groenen dll. Terbitan ini digabung dengan Perjanjian Baru BIS edisi ketiga, dengan nama: Alkitab Kabar Baik untuk Masa Kini. Deuterokanonika dikerjakan oleh Sr. Emmanuel Gunanto bagi gereja Katholik Roma.

1997 Diterbitkan Perjanjian Baru Terjemahan Baru edisi ke-2.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA