Betapa autentikkah Alkitab kita? Apakah kita benar-benar mempunyai Firman Allah? Ataukah penyimpangan-penyimpangan dari kebenaran Allah telah menyusup ke dalamnya?
Soal-soal ini menyangkut teks Alkitab yang telah disampaikan kepada kita dari penulis-penulis yang asli. Dalam uraian berikut mengenai teks Alkitab, kita akan berusaha untuk menilik bagaimana Allah mengilhami penulisan mula-mula dari Alkitab; bagaimana para juru tulis dari abad-abad yang silam telah memelihara kebenaran Allah ketika mereka menyalin manuskrip-manuskrip yang asli; dan patokan-patokan apakah yang dapat kita pakai untuk menguji apakah manuskrip-manuskrip kuno yang masih ada itu dapat dipercayai karena ada beberapa di antaranya yang tidak cocok. Kita juga akan meneliti berbagai terjemahan Alkitab karena tidak banyak di antara kita yang dapat membacanya dalam bahasa aslinya yaitu, bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani. Dapatkah kita mempercayai terjemahan-terjemahan bahasa Inggris yang ada? Apakah terjemahan-terjemahan itu mengalihbahasakan teks Alkitab secara cermat? Patokan-patokan apakah yang dapat kita pakai untuk menilai berbagai terjemahan itu'?
Banyak generasi sebelum Perjanjian Baru ditulis, hamba-hamba Allah telah menulis kitab-kitab Perjanjian Lama. Kitab-kitab ini adalah kitab suci bangsa Yahudi; jadi kita telah menerimanya melalui saluran-saluran yang agak berbeda dari rute yang ditempuh oleh teks Perjanjian Lama. Teks Perjanjian Lama telah bertahan terhadap kekerasan waktu selama berabad-abad lebih lama daripada Perjanjian Baru. Para penulis Perjanjian Lama menulisnya dalam bahasa Ibrani dan Aram, sedangkan seluruh Perjanjian Baru telah ditulis dalam bahasa Yunani. Oleh karena perbedaan-perbedaan ini, kami akan menguraikan teks Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru itu secara terpisah.