Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 9 No. 2 Tahun 1994 >  STRATEGI PELAYANAN KRISTEN DALAM KONTEKS SOSIAL POLITIK INDONESIA > 
STRATEGI KESAKSIAN DAN PELAYANAN 

8. Di situlah kita berada sekarang ini. Tidak ada yang dapat memastikan ke mana perubahan-perubahan itu pada akhirnya akan membawa kita. Pertanyaan kita: bagaimana dalam rangka ketaatan kita kepada Allah, kita dapat menyatakan kasih Kristus seefektif-efektifnya sebagai wujud pelayanan dan kesaksian kita? Tentukan lebih dahulu apa sasaran kita yang utama. Apakah cukup asal sekuritas kepentingan kita sebagai kelompok terjamin? Bagi saya, tidak! Ini adalah egoisme kelompok yang bertentangan dengan semangat dan roh pelayanan Kristiani. Sasaran kita, menurut keyakinan saya adalah bagaimana melalui peran-peran kita yang semaksimal-maksimalnya, kita ikut serta menentukan arah kehidupan bangsa ini. Peran serta itu kita perjuangkan melalui upaya yang sekeras-kerasnya untuk menjadi berkat yang sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin orang, bagi kesejahteraan seluruh bangsa.

(a) Perteguh komitmen iman Kristiani kita. Ini akan merupakan kunci paling utama! Komitmen, sekali lagi komitmen!

(b) Upayakan agar umat kita menyadari sepenuhnya di dalam situasi apa kita berada sekarang ini, dan apa kemungkinan-kemungkinan akibatnya!

(c) Perteguh persekutuan oikoumenis dan konsolidasikan kekuatan kita! Hanya dengan ini kita mampu bersaing !

(d) Perkokoh kesadaran dan wawasan kebangsaan kita! Hanya dengan ini kita mampu berperan!

(e) Tingkatkan 'daya saing' dengan memanfaatkan semaksimal-maksimalnya 'nilai lebih' kita! Persiapkan kader-kader Kristen yang tangguh!

(f) Nyatakan keberpihakan kita kepada rakyat kecil dan komitmen kita mengatasi kesenjangan sosial ekonomi!

(g) Bangun jembatan-jembatan, jangan tembok-tembok! Usahakan ini mulai dari setiap warga kita di lingkungan masing-masing. Seberapa mungkin bina kerjasama dengan semua pihak yang seperjuangan dengan kita.

9. Bagaimana aplikasinya?

(a) Pembinaan SDM yang mempunyai komitmen iman, patriotisme, dan solidaritas sosial yang tinggi.

(b) Bangun daerah-daerah'Kristen' yang terbelakang melalui kerjasama oikoumenis.

(c) Kembangkan proyek-proyek kerjasama untuk rakyat kecil.

10. Catatan Akhir: setiap lembaga hendaknya jangan berambisi untuk, melakukan segala sesuatu sendiri. Bangun "net-working system" yang efektif. Dalam kerangka sistem jejaring itu, masing-masing menentukan satu dua wilayah konsentrasi. Yang kedua yang penting juga adalah melaksanakan fungsi kita sebagai 'enabler': memampukan semakin banyak orang untuk melanjutkan dan mengembangkan apa yang kita lakukan. Apakah itu berarti kita tidak perlu memberitakan Injil? Sama sekali tidak! Pemberitaan Injil harus tetap dan terus kita laksanakan, di dalam konteks situasi yang bagaimana pun! Bila saya tidak terlalu menyentuhnya di sini, itu semata-mata adalah karena yang kita bicarakan di sini adalah strategi pelayanan, dan bukan tentang strategi Pi. Mengenai PI ini, yang ingin saya katakan adalah: beritakanlah Injil yang utuh bagi manusia yang utuh! Lakukanlah itu dengan tulus hati, dengan empati, dengan respek, dengan penuh kerendahan hati. Tanpa kepalsuan, tanpa paksaan, tanpa tipu daya! Ikutlah teladan Kristus: tidak dengan 'love to power' tetapi dengan 'power to love.



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA