Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 8 No. 1 Tahun 1993 >  IMPLIKASI KONSEPSI WAKTU DALAM TEORI RELATIVITAS TERHADAP PEMIKIRAN TEOLOGIS > 
WAKTU, RUANG DAN MATERI 

Pernyataan "Absolute space, in its own nature, without relation to anything external, remains always similar and immovable" merupakan inti pernyataan konsepsi ruang menurut Newton. Konsepsi ruang mutlak dari Newton merupakan kesalahan yang fatal. Kesalahan pandangan Newton ini sebenarnya sudah pernah dikemukakan oleh Gottfried Leibniz. Ia mengatakan tidak mungkin ruang ada pada dirinya sendiri, dan tidak tergantung pada apapun. Tidak mungkin ide tentang ruang ada jikalau tidak ada materi. Pandangan Leibniz ini mendapat dukungan dari seorang filsuf Irlandia, Bishop George Berkeley. Berkeley mengatakan bahwa ruang bisa dimengerti ada karena kaitannya dengan materi. Ruang merupakan kekosongan (nothing). Sifat ruang satu-satunya adalah keluasan (extension), namun tanpa adanya materi maka sifat keluasan ini tidak ada, sehingga ruang tidak ada atau tidak dapat dimengerti sebagai ada, kalau tidak ada materi.330 Jika ruang dan waktu tidak dapat dipisahkan berarti ruang waktu mengharuskan adanya materi. Tanpa ruang dan materi kita tidak dapat berbicara tentang waktu. Jadi waktu tergantung pada ruang dan materi (dan gerak pengamat).

Waktu dalam konsepsi TR bukanlah dalam pengertian urutan atau pergantian (sequence), melainkan waktu bersamaan dengan ruang alam semesta itu sendiri. Waktu sendiri merupakan bagian dari alam semesta fisis, karena waktu tidak terlepas dari ruang (ruang waktu). Waktu dalam TR juga bersifat relatif, tergantung pada kecepatan relatif suatu kerangka acuan. Ini berarti tidak ada keseragaman kelajuan waktu. Misalnya, seorang yang sedang berdiri di tepi jalan dapat mengatakan "sekarang," tetapi bagi seorang yang sedang naik mobil dengan kelajuan sekian km per jam, tidaklah "sekarang.""Sekarang" bagi orang yang berdiri di tepi jalan tidak simultan dengan orang yang ada dalam mobil. Oleh sebab itu, tidak ada moment "sekarang" yang universal.

Karena tidak adanya sekarang yang universal dan waktu adalah bagian dari alam semesta fisis, bersamaan dengan ruang, maka implikasi lainnya adalah bahwa berlalunya waktu hanya merupakan kesadaran psikologis, yang tidak mempunyai sifat objektif. Sehingga sebenarnya masa lampau, sekarang dan akan datang (past, present, future) tidak ada. Pengertian istilah-istilah pembagian waktu ini hanya dapat berlaku lokal, tidak dapat berlaku universal.

Namun, timbul suatu permasalahan di sini bahwa waktu dalam konsepsi TR berbeda dengan waktu yang kita persepsi atau alami secara psikologis atau perseptual. Waktu dalam TR tidak mempunyai karakteristik temporal, yaitu tidak adanya pengertian tentang pengertian, peralihan (sequence) atau berlalunya waktu. Sedangkan persepsi waktu secara psikologis atau perseptual bersifat kontinu dan mempunyai arah, yaitu lampau, sekarang, yang akan datang. Secara nyata kita merasakan berlalunya waktu. Apakah waktu berdasarkan pengalaman perseptual psikologis bertentangan dengan waktu menurut TR? Sebenarnya tidak bertentangan! Konsepsi waktu secara psikologis timbul melalui proses pengkonstruksian yang mencakup:

1. Kesadaran subyek terhadap adanya proses yang asimetri, yaitu berlakunya hukum kedua thermodinamika, sehingga terasa adanya masa lampau, sekarang dan akan datang.

2. Subyek menggabungkan semua proses atau kejadian berurutan yang terekam dalam memori atau ingatannya. Pengakuan dan penerimaan yang universal terhadap berlalunya waktu berdasarkan jam.

Ketiga faktor ini merupakan beberapa faktor yang membentuk kesadaran waktu secara psikologis.

Jadi konsepsi waktu dalam relativitas adalah berdasarkan gerak (yang adalah juga termasuk perubahan). Gerak mengharuskan adanya ruang dan ruang mengharuskan adanya materi. Atau, gerak mengharuskan adanya materi, dan materi mengharuskan adanya ruang. Sedangkan konsepsi waktu berdasarkan pengalaman atau secara psikologis terutama berdasarkan atas persepsi subyek terhadap adanya perubahan atau proses dalam realitas, yaitu berlakunya hukum kedua thermodinamika. Sedangkan perubahan/proses mengharuskan adanya materi tanpa materi maka tidak ada proses; tidak adanya proses berarti tidak mungkin waktu dapat dialami, dan materi mengharuskan adanya ruang. Sehingga waktu dalam konsepsi TR tidak bertentangan dengan waktu dalam konsepsi yang berdasarkan pengalaman atau secara psikologis.

Oleh sebab itu waktu dan ruang tidak dapat berdiri sendiri, dan ruang tidak bisa ada pada dirinya sendiri. Waktu tidak dapat dipisahkan dari ruang dan ruang tidak bisa dipisahkan dari materi dan sebaliknya. Tanpa materi dan ruang maka tidak mungkin ada waktu, karena waktu tidak dapat terlepas dari ruang dan materi.



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA