Kita telah mengetahui banyak tentang kehidupan orang Babel dan orang Asyur dari ukiran-ukiran timbul yang ditemukan dalam puing-puing Nimrud dan Niniwe (keduanya, ibu kota yang mengagumkan pada masa jaya kerajaan Asyur). Misalnya, satu ukiran menggambarkan sebuah "perburuan" singa liar di mana singa-singa dilepaskan di sebuah arena dan dibantai oleh seorang raja dalam keretanya, yang melepaskan anak panah sementara ia dilindungi oleh orang-orangnya yang bersenjatakan lembing!
Dari kurun waktu yang dahulu kala, mezbah-mazbah Babel dan Asyur menunjukkan adegan-adegan perang. Lukisan dinding dan meterai silinder mereka menggambarkan pemandangan kehidupan margasatwa dan kehidupan tanam-tanaman. Hanya beberapa patung yang bertahan dari kebudayaan Asyur, yang terkenal adalah arca Asyurnasirpal II yang sekarang berada di British Museum.
Arsitektur Asyur mengutamakan ziggurat dan mungkin contohnya yang terbaik adalah istana yang dibangun oleh Sargon II di tempat yang sekarang dikenal sebagai Khorsabad.
Istana itu mempunyai tiga pintu masuk yang menuju ke pelataran yang luas dengan ukuran 90 m di tiap sisi. Dinding-dindingnya diukir dengan gambar timbul dari raja dan pegawai-pegawai istananya dan diplester di berbagai bagian dengan rancangan yang berwarna-warni. Di satu sisi pelataran itu terdapat kantor-kantor dan ruang-ruang para petugas, dan di sisi yang lain terdapat enam buah kuil dan sebuah ziggurat. Di belakang pelataran itu terdapat tempat tinggal raja. Di samping itu terdapat ruang-ruang pemerintahan termasuk sebuah ruang singgasana yang dilukis dengan warna-warna cemerlang.
Banyak kesenian Asyur memfokus pada pemandangan perang dengan memperlihatkan tentara yang mati dan yang sekarat, atau memfokus pada pemandangan perburuan yang menggambarkan hewan yang terluka dan yang hampir mati. Kesenian Babel mencerminkan pengaruh bangsa Sumer. Mereka menggunakan panel-panel batu bata (beberapa diberi lapis email dan merupakan gambar timbul) pada tembok dan pintu gerbang. Mereka juga membangun ziggurat, sumbangan dari orang Sumer. Babel sendiri adalah tempat ziggurat yang dikenal di Alkitab sebagai "Menara Babel" (Kej. 11:1-9). Yang tersisa dari ziggurat itu hanyalah rancangan dasarnya dan bekas tiga tangan besar yang menuju ke puncaknya. Sebuah deskripsi geometris yang ditemukan pada sebuah lempeng cuneiform (yang dibuat kr. 229 sM) menggambarkan menara itu sebagai berlantai dua ditambah sebuah menara dengan lima tingkat, dengan sebuah kuil di puncaknya. Akan tetapi, Herodotus, sejarawan Yunani, menyatakan bahwa Menara Babel itu dibangun dengan delapan tingkat yang dikelilingi oleh jalur yang melandai dan mempunyai kuil.
Istana-istana Babel sering kali dihiasi dengan berbagai lukisan. Selama wangsa Hammurabi, tema-tema lukisan itu terutama bermotif mitologi, pemandangan perang, dan upacara keagamaan.
Ukiran Babel diwakili oleh patung-patung kultus dari para dewa dan penguasa. Salah satu temuan yang paling penting adalah ukiran sebuah kepala dari granit hitam, yang mungkin merupakan patung kepala Raja Hammurabi. Buatannya hampir seperti aliran impresionisme.