Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 4 No. 1 Tahun 1989 >  PERWUJUDAN P.A.K./PENDIDIKAN KRISTEN DI GEREJA > 
IV. PENDIDIKAN KRISTEN PADA ZAMAN BAPAK-BAPAK GEREJA 

Pada zaman bapak-bapak gereja telah berkembang pembelaan atau yang lazim disebut "apologia" terhadap pengaruh-pengaruh filsafat dan anggapan bahwa orang-orang Kristen adalah orang-orang yang bukan intelek, tidak terdidik dan tidak tahu apa-apa. Di pihak lain itu menunjukkan keberhasilan Injil dan Pendidikan Kristen, yang mampu memberi pengertian kepada orang-orang yang sederhana. Diantara mereka, bapak-bapak gereja itu adalah: Irenius, Yustinus Martir, Tertulianus, dan Origen yang berhasil mengembangkan sekolah dan perpustakaan; yang telah dirintis oleh Pantenus di Alexandria dengan kurikulum yang diperluas dengan mata kuliah umum/sekuler.

Pada zaman reformasi, para reformator, peranannya dalam Pendidikan Kristen adalah dalam mengembalikan pokok ajaran kepada Alkitab, sebagai text book. Peran mereka yang lain adalah dengan menerbitkannya buku-buku pegangan, memantapkan sistem kurikulum, menertibkan organisasi dan administrasi. Mereka juga memelopori berdirinya Sekolah Kristen yang resmi oleh Pemerintah. Martin Luther, misalnya, ia mengembangkan kurikulum, di samping mata kuliah Alkitab adalah: bahasa, rhetorika, logika, literatur, sastra, sejarah, matematika, senam, ilmu alam dan kedua setelah theologia menurutnya adalah musik.

Tantangan bagi gereja di abad XX ini bukan saja agama-agama lain dan filsafat-filsafat dunia, melainkan penafsiran-penafsiran yang sudah begitu liberal dan masalah relevan lainnya yang begitu kompleks: revolusi moral, etika, ekonomi, politik, dan sosial dengan perubahan-perubahan nilai dan pandangannya, seperti masalah aborsi, homosex, bayi tabung, pernikahan dan lain-lain. Perubahan ini begitu banyak dan begitu cepat, sehingga gereja merasa tak mampu (kewalahan) dan orang yang sinis mengatakan bahwa "agama sudah kurang pengaruhnya". Kemajuan di bidang teknologi, elektronika, komputer dan komunikasi juga merupakan tentangan tetapi sekaligus tantangan bagi Pendidik Kristen untuk memanfaatkannya. Keluarga merupakan sasaran empuk bagi semua perubahan dan kemajuan ini dan gereja yang terdiri dari persekutuan keluarga-keluarga tentunya bertanggung jawab dalam membina warganya melalui Pendidikan Kristen.

Sekarang bagaimana Pendidikan Kristen Diwujudkan Di Gereja?



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA