

Penduduk paling kuno di Mesopotamia yang diketahui mendiami bagian selatan dari kawasan yang sekarang adalah Irak. Orang-orang ini hanya disebut kaum "proto-Efrat" karena tidak ada istilah yang lebih baik. Kaum yang pertama-tama dapat diketahui identitasnya dari kelompok ini dikenali sebagai orang Sumer. Kebudayaan mereka sangat mempengaruhi seluruh Timur Dekat purba, termasuk orang Israel. Kata "Sinear" yang muncul beberapa kali di Perjanjian Lama, mengacu ke daerah yang meliputi tanah air bangsa Sumer.45 Orang Sumer bukan orang Semit, juga bukan orang Indo-Eropa. Bahasa mereka berbeda dengan bahasa lain mana pun, dari zaman purba atau modern.
Suatu waktu sesudah tahun 7000 sM orang Sumer mulai membangun kota-kota kecil sepanjang tepi Sungai Tigris dan Sungai Efrat. Puing-puing dari komunitas-komunitas purba ini menunjukkan bahwa mereka adalah petani primitif.
Orang Sumer mengembangkan sebuah sistem pemerintahan kota praja, di mana kuil dewa setempat menjadi pusat kehidupan ekonomi, budaya, dan agama. Fungsi agama dan pemerintah begitu terintegrasi sehingga masyarakat-masyarakat purba ini telah dinamakan "negara keagamaan purba." Istilah ini menggambarkan kekunoan dan sifat beragama dari organisasi mereka.
Kota diperintah oleh sebuah dewan yang dipimpin oleh seorang walikota atau ensi. Ensi tersebut juga bertindak sebagai imam besar kola, dan melayani di kuil yang terletak di pusat komunitas itu. Kuil menjadi pusat kota untuk pemujaan, pendidikan, dan pemerintahan. Di kuil-kuil E-Anna di Uruk para arkeolog menemukan bukti tertua dari tulisan yang berasal dari sekitar 3000 sM. (Lihat "Bahasa dan Tulisan."
Tiap-tiap kota Sumer mengembangkan gayanya sendiri dalam pembuatan barang tembikar. Para arkeolog telah menemukan contoh-contoh yang elok dari seni pembuatan tembikar mereka di Hassuna, Halaf, Ubaid, dan Uruk (Warka). Orang Sumer juga sangat terampil sebagai pembuat perhiasan.