Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 3 No. 1 Tahun 1988 >  GERAKAN GELOMBANG KETIGA > 
PERNYATAAN-PERNYATAAN KUASA ADIKODRATI DALAM SEJARAH GEREJA 

Pelayanan-pelayanan kuasa adikodrati, khusus untuk penyembuhan dan pelepasan dari kuasa-kuasa kegelapan, hingga Nama Tuhan dimuliakan dan banyak orang berpaling kepada Allah, bukan saja terjadi dalam sejarah Alkitab melainkan juga dalam sepanjang sejarah gereja sejak abad permulaan hingga abad keduapuluh ini.

Ramsay MacMullen, sejarahwan dari Yale University, dalam bukunya yang terakhir, Christianizing the Roman Empire, A.D. 100-400, telah menulis secara obyektif. Sebagai sejarahwan sekuler yang melihat sejarah sebagaimana adanya, ia memaparkan dengan terinci terjadinya pernyataan-pernyataan kuasa adikodrati Allah dalam kehidupan umat Kristen pada masa Gereja Mula-Mula, sehingga dalam masa tiga setengah abad agama Kristen telah mendominasi Kekaisaran Romawi. Menurut MacMullen, penduduk Romawi bukanlah humanis sekuler. Mereka tahu tentang mujizat-mujizat dan memanfaatkannya. Pada masa itu sangat sedikit orang yang bertobat karena pengajaran Kristen maupun penyajiannya yang logis. Orang-orang bertobat karena mereka melihat dengan mata sendiri bagaimana Tuhan telah melakukan mujizat-mujizat yang lebih besar daripada dewa apapun yang mereka kenal. Pengkhotbah-pengkhotbah pada masa itu demikian yakin dengan kuasa Yesus, sehingga mereka tanpa ragu-ragu menantang diadakannya "duel" secara terbuka dengan kuasa dewa-dewi mereka, sebagaimana yang dilakukan Elia di gunung Karmel. Salah satu contoh yang diberikannya adalah tradisi yang mengisahkan bagaimana pada suatu hari Rasul Yohanes berdoa di kuil Artemis di Efesus (cf. Kis. 19:21 ff.): "Oh Allah ...yang pada-Nya semua berhala, setan dan roh kenajisan takluk, biarlah sekarang para setan yang berada di tempat ini menyingkir daripadaMu." Maka segera altar Artemis pecah berkeping-keping dan separuh kuil tersebut runtuh. Maka orang-orang di Efesus kemudian bertobat dan berkata: "Kami bertobat sekarang karena kami telah melihat perbuatan-Mu yang luar biasa!" Sekalipun kisah tersebut hanya tradisi dan tercatat dalam Kitab Yohanes sang Rasul, yang tidak termasuk dalam kanon Perjanjian Baru, namun bila diakui oleh sejarahwan sekaliber MacMullen itu, maka patutlah pengakuannya itu di terima.41

Banyak di antara Bapak-bapak Gereja mengakui dan mempraktekkan karunia-karunia rohani. Beberapa di antara mereka cukup kita kenal antara lain, Justin Martyr, Polycarp, Tertullian dan Chrysostom, Bahkan Augustinus, yang pada mulanya menganggap bahwa karunia-karunia roh telah berakhir pada abad pertama, telah berdoa untuk orang sakit dan melihat kesembuhan, mengusir setan dan bersukacita atas kelepasan jemaatnya.

Pemimpin-pemimpin gereja pada masa kemudian juga menerima dan mengakui praktek-praktek pernyataan kuasa adikodrati tersebut. Martin Luther, yang menyangkal adanya kuasa kesembuhan pada zamannya, melihat bagaimana rekannya Melanchton disembuhkan dari sakitnya yang sekarat melalui doa Luther sendiri. Kemudian ketika Luther ditanya bagaimana menolong orang yang sakit mental, maka ia memberikan instruksi berdasarkan Kitab Yakobus dan menambah "menyembuhkannya dengan doa dalam nama Yesus." Rupanya dengan berlalunya waktu. Luther telah belajar menghargai karunia-karunia.rohani dari Allah, daripada meremehkannya. Itulah suatu sikap yang patut ditiru!

Tokoh-tokoh Injili dan Revival yang masyhur seperti, John Wesley, A.B. Simpson, D.L. Moody, R.A. Torrey dan yang lainnya, mengakui pula kedaulatan kuasa adikodrati Allah dalam kehidupan dan pelayanan mereka. Bahkan John Wesley berkomentar, bahwa sikap yang berbahaya terhadap kuasa adikodrati itu bukannya terlalu berlebih-lebihan menyanjungnya, melainkan kita terlalu tidak mempedulikannya.42

Dari kenyataan di atas, dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa pelayanan yang melibatkan kuasa adikodrati Allah bukannya tabu bagi kalangan Injili, Reformed maupun Tradisional. Mungkin yang merisaukan kita adalah ekses-ekses yang ditimbulkan oleh sekelompok orang atau oknum-oknum yang melakukannya dengan cara-cara yang dapat merugikan Jemaat. Oleh karena itu dalam bahagian berikut ini kita akan membahas tindakan-tindakan positif apakah yang patut kita ambil, agar pelayanan-pelayanan yang melibatkan kuasa adikodrati ini tidak merugikan gereja kita bahkan membuatnya makin bertumbuh.



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA