Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 16 No. 2 Tahun 2001 >  YESUS MENDERITA MENURUT CHOAN SENG SONG > 
TEOLOGI APOLOGETIS 

Dari uraian teologi Song pada bagian penderitaan Yesus dan bagian eksegese yang penulis lakukan, maka penulis mencoba memahami persoalan-persoalan yang dihadapi Song dalam membangun teologi penderitaannya.

A. Evaluasi Filosofi

Song meletakkan Yesus sebagai pusat dari semua teologinya yang diaplikasikan dalam konteks filosofi Asia. Hal ini mengingatkan Karl Barth yang juga meletakkan Kristus sebagai central teologinya. Hanya saja Barth mengaplikasikan pada kehidupan Barat, sedangkan Song mengaplikasikan pada kehidupan Asia.

Stephen T. Chan menilai Song dalam dua hal: Pertama negatifnya, Song menghindari teologia Barat. Penulis setuju, tetapi menghindari Barat dan berkonsentrasi pada Asia bukanlah hal yang negatif. Justru ini adalah tindakan yang berani mencari fenomena Asia, sehingga mau tidak mau Song harus jeli memperhatikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Asia.

Kedua positifnya, Song mencoba mencari wilayah baru, sumber-sumber baru untuk membangun teologi Asia.1737 Bagi Chan, membangun teologi baru tidak mungkin bisa dilepaskan dengan pengaruh teologi Barat, yang sudah sedemikian kuat mengakar dan berkembang di seluruh teologi dunia.1738 Penulis setuju dengan apa yang dikatakan Chan. Tapi, memang tidak gampang apa yang dilakukan oleh Song. Dalam kondisi ini Song mencoba menawarkan filosofi teologi "rakyat". Di sini Chan menilai bahwa teologi rakyat yang Song gunakan tidak saja berkata dalam teologi seseorang yang menjadi bagian rakyat, tetapi juga berkata bagaimana cara rakyat dapat mengerti teologi yang ditawarkan. Teologi rakyat juga bukan saja berkata mengenai agama saja tetapi juga berkata mengenai isu-isu kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. Kontribusi teologi rakyat nyata dalam kehidupan sosial, politik. ekonomi, dan isu-isu etika.

Karakter teologi rakyat tergantung kepada dua tugas: metodologi dan bahannya. Metodologi ini berasal dari reaksi persoalan-persoalan hidup manusia, sedangkan materinya adalah isu-isu yang berkembang kepada masyarakat yang besar.1739 Jadi, Song ingin masuk dalam persoalan-persoalan dasar kehidupan masyarakat.

B. Evaluasi Sosio Politik

Pendekatan yang dilakukan Song1740 dengan konsep sosial politik bukanlah hal yang baru. Dietrich Bonhoeffers dalam Letter From Prison" juga telah melakukan apa yang dilakukan oleh Song.1741 Pendekatan ini bagi Song bisa terjadi karena Yesus yang menderita dan mati di kayu salib itu. Penderitaan Yesus masuk dalam persoalan sosial, politik, etika, dan segala bidang kehidupan.

Segi positifnya, di mana Yesus menjadi bagian sosial dalam jemaatNya. Sosial bukan hanya diartikan antara jemaat di gereja atau sesama orang Kristen, tetapi juga antara masyarakat pluralis. Jadi, memang Yesus menjadi dasar kesatuan sosial bahkan melalui Amanat AgungNya, orang-orang Kristen melakukan tugas menyebarkan Injil ke ujung dunia (Mat 28:9-20). Artinya, Yesus juga menghendaki masyarakat sosial mengenal Injil-Nya.

Segi negatifnya, Yesus meski Ia menderita tidak mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk terlibat agama dengan politik (pemerintahan). Justru kehadiran Yesus yang menderita memisahkan diri-Nya sebagai bagian di luar pemerintahan - misalnya Yesus harus menjadi Raja - tetapi kehadiran-Nya sebagai pembebas. Sesuai dengan rencana Allah, Yesus telah hidup secara sempurna, tidak berdosa, dan sebagai penebusan atas dosa manusia dengan kematian-Nya di kayu salib. Jadi, kepada barang siapa yang menerima Kristus dengan iman, Allah mengaruniakan kebenaran Kristus. Jadi, bagi penulis sikap Song yang menggunakan istilah Yesus sebagai "Politik Salib" kurang setuju. Meski "politik Salib" mempunyai penekanan bahwa orang-orang Kristen memberikan kesaksian tentang Allah yang pengasih dan penyayang kepada dunia yang penuh kebencian dan konflik, menghindari kekerasan tetapi pengertian "politik" itu cukup negatif dan tidak teologis. Sementara penekanan "salib" adalah Yesus yang menderita. Jadi, perlu dipikirkan ulang menggunakan istilah tersebut.

C. Evaluasi Teologi

Teologi Song memfokuskan pada satu sisi adalah biblika dengan metode eksposisi mengenai doktrin ciptaan, penebusan, inkarnasi. Lalu, diaplikasikan pada inkarnasi misi dalam areal budaya, sejarah, sosial, dan politik. Dasar pemikiran penderitaan yang dikerjakan oleh Song memang berdasarkan biblika yang kuat seperti eksegese Mrk 8:31; 9:31; dan 10:33-34, di mana Song menemukan bahwa Yesus mempunyai tugas utama sebagai penderita di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia. Dan penulis juga.melihat penderitaan yang menjadi ciri khas orang Kristen (eksegese 1 Pet 4:12-19) demi nama Yesus diaplikasikan oleh Song dalam konsep "teologi rakyat".

Segi positifnya, penulis setuju apa yang dikonsepkan Song bahwa Yesus adalah dasar penderitaan bahkan bagi penulis apa yang dialami Yesus adalah penderitaan yang tertinggi dan tidak bisa disamakan dengan penderita yang dialami oleh manusia. Penderitaan itu jalan salib. Dan memang dari penderitaan ini terekspresikan dalam segala fenomena kehidupan yang sudah, sedang, atau akan terjadi pada setiap kehidupan manusia. Sehingga bila ekspresi salib itu sudah kita kuasai atau pahami, maka tidaklah sulit untuk menghargai apalagi untuk mempercayai Yesus sebagai Juruselamat manusia, khususnya diri sendiri yang bersangkutan.

Salib Yesus merupakan jalan pendamaian. Pendamaian disediakan bagi semua orang. Pendamaian diterapkan (berlaku) kepada orang pilihan ketika mereka percaya. Pendamaian berkaitan dengan hukuman kekekalan.

Salib Yesus mencakup pembebasan dan kutuk hukum dan dosa, perdamaian kembali dengan Allah. demikian pun perdamaian antara orang-orang Yahudi dengan orang-orang kafir, damai sejahtera, sumber kehidupan. Salib telah menjadi pusat perhatian pemikiran Kristus serta pembebasan.

Segi negatifnya, inti berita salib adalah Yesus sebagai penyelamat atau penebus dosa-dosa manusia. Hakekat penyaliban Yesus dan kematian Yesus adalah pintu dari penebusan dosa-dosa manusia ke dalam hidup kekal. Artinya, Kristus sebagai kalam menjadi manusia tidak tega melihat manusia berdosa mendapat kutukan dan hukuman karena dosanya. Di dalam Yesus Kristus, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita yang tidak dapat disampaikan menurut pewahyuan natural. Tapi, oleh Song inti berita ini diaplikasikan pada nilai-nilai yang jauh dari keselamatan misalnya aspek politik sehingga aplikasi ini masih bisa menjadi perdebatan yang berkepanjangan.

Jadi, meskipun teologi itu sudah bergeser pada tataan "perbuatan hidup yang baik" atau "menderita dalam Kristus" (1Pet 4:12-19), maka inti pesan penyelamatan itu tetap menjadi dasar bagi kerangka teologi itu. Penulis rasakan bahwa Song, bergerak pada nilai-nilai di luar Yesus sebagai penyelamat. Justru bila kita melihat 1 Ptr 4:12-19, maka tanda setiap orang Kristen harus meneladani Yesus yang menderita di kayu salib penebusan dosa, sehingga orang Kristen hidup menderita untuk sebagai saksi dan pemberita Injil Yesus itu sendiri.



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.65 detik
dipersembahkan oleh YLSA