Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 13 No. 1 Tahun 1998 >  FEMINISME: SUMBANGSIH DAN KRITIK > 
4. KRITIK TERHADAP FEMINISME 

Sejak lahir, wanita memiliki kodrat yang membedakannya dari kaum pria. Sebagai bangsa Timur, wanita Indonesia mempunyai sifat kodrati yang anggun dan santun. Ia hidup menurut segala tata cara dan tata krama. Secara tradisional wanita menekuni peranannya di dalam ruang lingkup keluarga sebagai pendamping suami serta ibu rumah tangga yang baik, mengasuh serta mendidik putra-putri agar menjadi generasi penerus yang lebih bermutu. Tentu saja peranan sebagai istri dan ibu rumah tangga adalah peranan yang sangat penting. Wanita-wanita modern masa kini masih tetap memegang teguh peranan yang telah menjadi bagian dari dirinya Ditambah dengan tanggung jawab untuk membina generasi muda, berarti ia bertanggung jawab terhadap negara dan bangsanya. Dengan cara itu ia turut aktif membangun bangsanya. Maka sebagai kritik, penulis tidak setuju dengan feminisme liberal, yang tidak lagi menjunjung tinggi nilai dan kodrat wanita. Uraian di atas bukan ingin melemahkan hasil-hasil yang telah dicapai wanita kita, tetapi ingin menempatkannya pada proporsi yang seharusnya. Feminisme liberal yang dianut oleh wanita modern melahirkan sikap seperti laki-laki, terutama melalui revolusi berpakaian. Mereka berpakaian model laki-laki, rambut di cepak, lebih senang bergaul dengan laki-laki, merokok, minum minuman keras, dan sebagainya. Mereka tidak lagi tertarik kepada pria, tetapi lebih tertarik kepada wanita, bahkan menjurus pada lesbianisme. Alasan mereka tidak ingin menikah dengan laki-laki adalah supaya tidak dikuasai oleh kaum laki-laki.

Yang lebih ekstrim lagi, mereka ingin tetap mempunyai anak tetapi tidak mau menikah, yaitu dengan cara menyuntikkan sperma laki-laki yang tidak dikenal ke dalam rahimnya. Mereka ingin memiliki anak sendiri dan berusaha mendapatkan perlindungan hukum. Mereka juga tidak lagi mengerjakan pekerjaan wanita, seperti memasak, mengurus rumah tangga, menyulam, tertarik kepada bunga, dan hal-hal yang bersifat feminin.

Beberapa contoh ini sama sekali bukanlah tujuan semula dari feminisme, karena tujuan feminisme adalah memperjuangkan hak-hak dan kewajiban yang sama dengan kaum pria, bukan memutarbalikkan kodrat kewanitaan yang diciptakan Allah - kodrat yang membedakan wanita dengan pria. Kodrat itu menyebabkan wanita berbeda dalam hal fungsi - bukan dalam hal harkat dan martabat.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA