Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 13 No. 1 Tahun 1998 >  KAPITALISME: DARI MASA KE MASA > 
1. KAPITALISME SEBAGAI PANDANGAN HIDUP DAN KERJA 

Melihat sub judul ini, banyak pembaca pasti teringat pada Max Weber dan bukunya Die protestantische Ethik yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Etika Protestan dan Jiwa Kapitalisme. Protestanisme (khususnya Calvinisme Puritan) dianggap sebagai inspirator bagi pemeluknya untuk bekerja dengan giat dan mengembangkan usaha. Kapitalisme dan protestanisme merupakan pandangan hidup beragama dan bekerja yang menyatu dan sejalan.

Tetapi sesungguhnya kapitalisme sebagai pandangan hidup tumbuh dan berkembang sebelum protestanisme dan reformasi gereja itu sendiri. Menurut Richard Osborne, kapitalisme muncul pada akhir abad-abad pertengahan, dan merupakan salah satu pendorong renaissance. Bila abad pertengahan (11-15) di Eropa diwarnai oleh sistem sosial ekonomi feodal dan mendominasinya dogma Gereja (dengan huruf besar) di atas pemikiran filsafat sekuler, maka renaissance (1440-1540) ditandai oleh

... a new culture, capitalist in economy, classical in art and literature, scientific in its. approach to nature.

... More and Erasmus gave birth to humanism, as a critique against mideavelism. Da Gama, Columbus, Magellan made the great voyages. Copernicus turns astrology to astronomy. Vesalius provides a systematic study of human anatomy. God enters the heart of individual via the reformation. Advances in the science of painting by Leonardo da Vinci and Alberti. And technological advances were apparent in mining, pumping, metalurgy and printing.

Semangat yang ada pada masa tersebut terangkum oleh ucapan Alberti: "Men can do all things if they will". Manusia dapat melakukan apa Baja bila ia menghendaki. Semangat yang begitu besar sangat berbeda dengan yang berlaku pada abad pertengahan di mana manusia dikekang kebebasannya oleh dogma-dogma Gereja (Roma Katolik) yang didominasi oleh ajaran Thomas Aquinas.

Masyarakat kapitalis mulai berkembang di Italia Utara yang menjadi pusat perdagangan dan ekonomi yang kaya raya. Sangat berbeda dengan masyarakat feodal pada masa sebelumnya, di mana ada hubungan yang jelas antara kelas tuan tanah dan pekerja. Mobilitas sosial sangat tinggi, dan manusia tidak dinilai berdasarkan keturunan atau kekayaan yang dimiliki, melainkan kemampuan ketrampilan, dan kerjanya. Inilah yang menjadi dasar perbedaan feodalisme dan kapitalisme. Masyarakat kelas saudagar di kawasan ini (yang berpendidikan, aktif berpolitik dan sekuler dalam pandangannya) menjadi cikal bakal kapitalisme, dan lebih jauh daripada itu, menjadi cikal bakal abad pencerahan. Korupsi yang merajalela di Gereja pada saat itu, ditambah dengan kengerian Perang Salib dan semangat nasionalisme mulai mendobrak dogma dan ajaran Roma Katolik dan membuka jalan bagi pencerahan, reformasi dan kontra reformasi (yang antara lain melahirkan ordo Jesuit yang sangat berperan membenahi Gereja Katolik Roma).

Singkatnya kapitalisme sebagai pandangan hidup dan kerja terlahir dari kelas saudagar (borjuis) yang berhasil mewujudkan kekayaannya bukan karena warisan tetapi karena semangat bekerjanya sendiri. Kapitalisme juga menggeser feodalisme, bukan saja dalam hubungan antar masyarakat, melainkan juga dalam cara bekerja. Dalam era feodalisme, seorang anak tuan tanah mungkin tidak usah bekerja sampai mengeluarkan keringat untuk menikmati kekayaan dan keberhasilan; sebaliknya seorang anak buruh tani harus membanting tulang setiap harinya hanya untuk hidup sekedarnya. Dalam masyarakat kapitalis, keluarga-keluarga kelas borjuis tidak berpandangan seperti itu. Setiap anak harus berpendidikan dan bekerja keras untuk dapat berhasil dan bersaing di dunia kerja dan anak buruh pun dapat menikmati mobilitas sosial ke atas bila ia mau bekerja keras.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA