Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 12 No. 2 Tahun 1997 >  TANTANGAN WANITA ABAD 21 > 
III. IMAN SEORANG WANITA 

Tantangan bagi kaum wanita pada abad 21 selain terjadi perubahan diberbagai bidang, adalah semakin rasionalistisnya manusia. Ada tendensi semakin modem seseorang, semakin tidak membutuhkan hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan. Rasional bagi seorang wanita tampaknya bertentangan dengan naturnya yang didominasi perasaan, tetapi bukan tidak mungkin bahwa wanita yang hidup pada abad 21, akan lebih rasional daripada pria. Mungkin ini sisi pandang negatif dari sudut pandang penulis bahwa semakin rasional kaum wanita, bisa bertentangan dengan "kodratnya."

Iman yang saya maksud ialah kerohanian (religiositas) wanita. Iman adalah mempercayakan diri secara pribadi kepada Tuhan Yesus Kristus, dengan keyakinan bahwa yang diimani adalah benar (normatif). Iman berarti juga kembali kepada khalikNya, atau mempercayakan diri untuk didominasi oleh Allah. Dengan kata lain iman merupakan perwujudan ekspresi jiwa, hati, akal budi dengan segenap hati kepada Allah, dan meresponinya secara aktif. Dari sisi teologis, iman adalah "instrumen" yang dipakai Roh Kudus, untuk menjelaskan karsa dan maksud Allah kepada manusia.

Bila kaum wanita kehilangan kehadiran Allah oleh karena dikuasai Iptek, hal ini merupakan tantangan serius. Iman bagi seorang wanita merupakan pertautan hati, antara Allah dengannya. Tanpa iman yang benar, kaum wanita akan jatuh dalam kekosongan rohani dan kemungkinan mudah berbuat dosa. Produk-produk Iptek dalam era informasi merupakan produk high tech dimana untuk menghadapinya kaum wanita memerlukan iman yang benar (high touch). Sejarah mencatat bahwa kemajuan yang dicapai suatu bangsa karena di pacu revolusi dan kemajuan Iptek memacu pula terjadinya dekadensi moral.

Kaum wanita pada abad 21 ditantang untuk tetap beriman dengan tegas, tanpa di reduksi oleh dosa struktural. Kecakapan, kemolekan dan kualitas pendidikan yang baik akan sia-sia, bila tidak diimbangi dengan iman yang benar kepada Tuhan. Takut akan Tuhan berarti respek dan memprioritaskan Tuhan dalam segala aspek hidup.

Bagi sebagian orang, melakukan korupsi, berzinah, serong, manipulasi data, dll., dianggap hal yang "lazim", tetapi bagi wanita yang beriman kepada Yesus, hal ini bertentangan dengan firman Tuhan. Dosa semakin dianggap "sepele" dan dianggap lumrah. Wanita Kristen di tengah-tengah situasi yang bobrok akan ditantang, apakah dia masih bisa tegas dan tegar terhadap godaan? Masihkah wanita Kristen menyinari masyarakat dengan kasih Kristus? Semoga pada abad 21 wanita Kristen lebih terampil, berkarakter baik, menguasai Iptek dan takut akan Tuhan.



TIP #08: Klik ikon untuk memisahkan teks alkitab dan catatan secara horisontal atau vertikal. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA