Menurut Calvin, manusia, karena kejatuhannya, memiliki rasio yang lemah, rusak sedemikian rupa sehingga kehilangan kepandaiannya (dalam arti ketajaman dan kejernihan dalam mengerti kebenaran).1047 Tapi Calvin tetap mengakui kenyataan adanya tatanan dalam masyarakat, kepandaian dalam filsafat dan sains, serta keindahan yang pada gilirannya mendatangkan manfaat bagi umat manusia.1048
Calvin membedakan dua macam arah usaha manusia, yaitu superior objects dan inferior objects (pen. hal-hal yang lebih tinggi dan hal-hal yang lebih rendah). Yang pertama disebut hal-hal sorgawi, dan yang kedua duniawi (earthly things).1049
Dalam hal-hal yang pertama, keberhasilannya hanya sedikit.1050 Allah telah memberikan manusia suatu pengertian tentang keilahianNya, sehingga tidak bisa tidak manusia mengenal keilahianNya. Beberapa filsuf misalnya, dapat mengerti sesuatu tentang hakekat Allah dengan akurat (meskipun dilihat secara keseluruhan pandangan mereka tentang Allah keliru). Tapi manusia tidak dapat mengenal anugerah kebapaanNya yang menyelamatkan.1051
Dalam hal-hal yang kedua, manusia rupanya lebih berhasil. Hal ini dapat dilihat dari berbagai hal:
Pertama, dari terwujud dan terpeliharanya tatanan masyarakat
Calvin mengakui bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Di dalam pikiran manusia terdapat gagasan tentang tatanan masyarakat. Setiap individu mengerti bahwa masyarakat harus diatur dengan seperangkat hukum. Merekapun mengerti prinsip-prinsip hukum tersebut, meskipun tidak semua merupakan ahli hukum. Maka manusia cenderung untuk memelihara dan membina masyarakat.1052 Hal ini tidak tersanggah dengan adanya perang, pengacau masyarakat, ataupun ketidaksetujuan tentang rincian-rincian hukum tertentu. Sebab, gagasan dan kecenderungan akan tatanan masyarakat ada pada semua orang. Perang dan kerusuhan hanya memperlihatkan kebencian terhadap gagasan tersebut, sedangkan perselisihan tentang hukum hanya memperlihatkan kelemahan pikiran manusia.
Kedua, dari kesenian, filsafat, dan sains
Calvin mengakui, meskipun tingkat kepandaian orang berbeda-beda, jarang sekali ada orang yang tidak menunjukkan kecerdasannya dalam hal tertentu dari ketiga hal tersebut. Semua yang memiliki bakat tertentu, dengan belajar sesuai dengan bakatnya, akan menampilkan kemahiran dalam bidangnya. Rupanya bakat ini secara alami tertanam dalam pikiran manusia.1053 Calvin mengacu kepada prestasi luar biasa dari orang-orang di zaman kuno, baik sebagai ahli hukum, filsuf, guru, dokter, matematikus, dan sastrawan. Usaha-usaha mereka memperlihatkan kebenaran, ketekunan, faedah, dan keindahan.1054
Gagasan tentang tatanan masyarakat dan bakat-bakat di berbagai bidang seni, filsafat, dan sains memang tertanam secara alami dalam pikiran manusia. Kenyataan universal ini, menurut Calvin harus memimpin tiap orang untuk mengakui hal itu sebagai suatu pemberian khusus dari Allah.1055 Artinya, itu merupakan bakat alami yang tidak Ia cabut meskipun manusia sudah jatuh ke dalam dosa. Ia tidak membiarkan rasio yang jatuh itu betul-betul hampa. Dengan kata lain, dalam kepelbagian karunia itu kita melihat sisa-sisa gambar Allah. yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.1056
Allah memberikan bakat-bakat alami itu sehingga rasio masih dapat memancarkan terangnya dalam hal-hal yang lebih rendah. Jika rasio mereka yang tidak atau belum dilahirbarukan dapat mencapai kebenaran dan kemudian menampilkannya, itu merupakan pemberian Sang Pencipta. Roh Kudus adalah sumbernya, sehingga kita tidak boleh menghina kebenaran yang muncul dari mereka.1057 Demikian juga halnya dengan ketekunan, faedah, dan keindahan yang mereka tunjukkan dan hasilkan. Semua yang agung dan terpuji itu berasal dari tangan Allah.1058 Itu semua mengajar kita akan betapa banyaknya karunia yang Tuhan berikan kepada manusia, meskipun hakekatnya telah kehilangan kebaikan sejati.1059
Allah bermaksud, dengan bakat-bakat alami, memberikan kebaikan (benefit) yang umum kepada umat manusia. Dan setiap orang diberikan kekhususan dari bakat itu sesuai dengan panggilannya, yaitu menjadi berkat bagi umat manusia. Bahkan ada yang diberikan bakat yang luar biasa.
Pendeknya, melalui hal-hal itu Ia memberkati umat manusia.1060 Bahkan Allah, melalui RohNya bukan hanya memberikan karunia-karunia itu kepada manusia, tapi berkarya sehingga muncul kebaikan dari bakat itu.1061
Tapi, di hadapan Allah, kecerdasan dengan bakat-bakat yang agung itu sia-sia jika tidak berdasar kukuh di atas kebenaran.1062 Tetap adanya bakat-bakat itu menunjukkan bahwa oleh kemurahan Allah, pemberontakan manusia tidak membawa kemusnahan total pada karunia kodratinya. Tapi akibat kejatuhan itu karunia kodrati beserta bakat-bakatnya tercemar dan lumpuh.1063
Kesimpulannya, Calvin memandang kebaikan manusia semata-mata merupakan anugerah Allah. Kebaikan dalam rupa kebajikan dihasilkan oleh anugerah yang membatasi kuasa merusak dosa. Kebajikan yang luar biasa dihasilkan oleh anugerah, meski bersifat lebih khusus (hanya bagi orang-orang tertentu dari mereka yang tidak terpilih untuk keselamatan). Kebaikan dalam bentuk filsafat, sains, dan seni juga merupakan produk anugerah Allah. Kebaikan itu dilihat dari tetap adanya bakat alami manusia yang sudah jatuh dari pemakaiannya untuk kebaikan umat manusia. Anugerah yang tidak menyelamatkan itu mengambil tempat dalam hakekat manusia sebagai gambar Allah. Dengan anugerahNya gambar itu tidak sama sekali lenyap, balikan dapat memunculkan kebaikan. Karena itu kita tidak boleh menghina kebaikan mereka. Tapi kebaikan manusia tetap menunjukkan kerusakan radikal hakekat manusia yang belum atau tidak dilahirbarukan, karena manusia mengerjakannya dengan motivasi yang salah, bahkan menyalahgunakannya. Inilah anugerah umum yang Calvin pahami dalam tension kerusakan radikal hakekat manusia dan kebaikan yang masih dapat dihasilkannya. Ajaran ini pun direfleksikan dalam penjelasan Murray bahwa anugerah umum mengendalikan dosa dan menjadikan orang-orang yang tidak atau belum dilahirkan kembali sebagai penerima kemurahan dan kebaikan ilahi, bahkan dapat melakukan kebaikan relatif.