Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 11 No. 2 Tahun 1996 >  COMMON GRACE: SUATU DISKUSI TEOLOGIS DI KALANGAN REFORMED > 
DEFINISI 

Kita perlu lebih dulu menyamakan persepsi sebelum berdiskusi supaya arah dan makna pembicaraan kita jelas. Penyamaan persepsi hendaknya dicari dalam definisi. Oleh karena itu, kita mulai dengan definisi anugerah umum. Sebagai perbandingan sekilas, penulis menyajikan dua definisi. Penulis mengutip definisi anugerah umum dari P.E. Hughes dan John Murray. Penulis melihat keduanya menyajikan definisi berikut penjelasan ringkasnya.

P.E. Hughes:

Common grace is so called because it is common to all mankind. Its benefits are experienced by the whole human race without discrimination between one person to another.1009

Hughes menjelaskan kalimat pertama dengan kalimat kedua. Apakah artinya anugerah tersebut umum bagi semua manusia? Artinya, kebaikan-kebaikan dari anugerah itu dialami oleh seluruh bangsa manusia tanpa perbedaan (discrimination) antara pribadi yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain tiap-tiap pribadi, yang mewujudkan keseluruhan bangsa manusia, sama-sama mengalami kebaikan-kebaikan dari anugerah umum.

Anugerah umum ini, menurut Hughes, dinyatakan dalam tatanan penciptaan yang mencerminkan pikiran dan kepedulian Sang Pencipta. Ia menopang apa yang telah dibuatNya, misalnya pergantian musim, adanya waktu menabur dan waktu menuai. Hughes menyamakannya dengan providensi ilahi.1010

Anugerah umum juga menyangkut pemeritahan ilahi dan kendali alas masyarakat manusia. Maksudnya, masyarakat manusia, yang ada dalam kondisi berdosa, dikendalikan oleh Allah sehingga tidak merosot menjadi kacau sama sekali karena dosa. Bahkan umat manusia menikmati kebaikan-kebaikan dalam masyarakat (baik dalam lingkup setempat maupun internasional). Itu berkat kebaikan pemerintahan Allah.1011

Dan, anugerah umum juga dinyatakan dalam diri manusia, yakni tetap adanya suatu kesadaran akan perbedaan benar salah, adil - tidak adil, serta keinsyafan bahwa manusia bertanggungjawab bukan hanya kepada sesamanya, tetapi juga dan terutama kepada Allah, Penciptanya.1012

John Murray:

...the term 'common grace' should rather be defined as every favour of whatever kind or degree, falling short of salvation, which this undeserving and sin-cursed world enjoys at the hand of God.1013

Definisi Murray terdiri dari tiga bagian. Pembagian ini mengisyaratkan aspek-aspek anugerah umum.

Aspek pertama anugerah umum adalah kemurahan dengan jenis dan tingkatan tertentu. Murray menjelaskan bahwa kata "umum" (common) di sini tidak berarti setiap kemurahan tertentu diberikan kepada semua orang tanpa perbedaan (discrimination and distinction). Tetapi, menurut Murray, kemurahan-kemurahan tersebut dengan jenis dan tingkatan yang berbeda-beda dicurahkan atas dunia yang terkutuk dan berdosa ini.1014

Aspek kedua, anugerah umum tidak mencapai keselamatan. Artinya, hakekat dan efeknya tidak membawa keselamatan bagi orang berdosa.1015 Hakekat dan efek penyelamatan terdapat dalam anugerah khusus.

Aspek ketiga, anugerah umum berasal dari Allah. Anugerah itu dinikmati oleh dunia yang berdosa dan terkutuk.1016 Dunia yang dimaksud adalah manusia dan alam. Dunia telah dikutuk Allah karena manusia sebagai mandataris Allah atas alam telah berdosa. Jadi sebenarnya dunia tidak layak mendapatkan anugerah Allah. Kalau begitu hanya karena kemurahan Allahlah dunia dapat menikmati anugerah umumNya.

Selanjutnya Murray menunjukkan hakekat anugerah umum. Menurut Murray, hakekat anugerah umum adalah pengendalian (restraint) dan pencurahan dan perkembangan kebaikan (bestowal of Good and Excitation to good).

Sebagai pengendali, anugerah umum mengendalikan dosa1017, keburukan-keburukan di dalam alam1018, dan menunda murka Allah.1019

Sebagai pemberian dan penumbuh kebaikan, anugerah umum menjadikan dunia sebagai penerima kebaikan ilahi;1020 menjadikan orang-orang yang tidak atau belum dilahirbarukan (unregenerates) sebagai penerima kemurahan dan kebaikan ilahi;1021 bahkan mereka dapat melakukan kebaikan relatif1022 dan menjadi penerima karya Roh Kudus,1023 meskipun tidak diselamatkan; serta mewujudkan pemerintahan sipil dengan tujuan membatasi kejahatan dan mengupayakan kebaikan dalam masyarakat.1024

Jika kita membandingkan definisi dan uraian singkat konsep mereka tentang anugerah umum, kita menemukan kesamaan dan perbedaan. Kesamaan mereka terutama terletak dalam beberapa produk anugerah umum, yaitu yang berurusan dengan alam dan pemerintahan sipil. Mengenai kesadaran moral dan pertanggungan jawab, Hughes kelihatannya berbeda dengan Murray, yang menyatakan bahwa orang-orang yang tidak atau belum dilahirbarukan pun dapat melakukan kebaikan sekalipun kebaikan relatif.

Tetapi menurut penulis perbedaan yang paling mendasar di antara keduanya terletak dalam kejelasan. Definisi Murray lebih komprehensif dan ketat tinimbang Hughes.

Pertama, Murray tegas-tegas menyatakan adanya perbedaan (discrimination and distinction) dalam pemberian anugerah umum. Hughes menyatakan pemberian itu tanpa perbedaan (discrimination) dengan tidak menjelaskannya lebih lanjut.

Kedua, Murray menyatakan bahwa anugerah umum berlaku alas dunia berdosa (yang terdiri dari manusia dan alam), sedangkan Hughes melihatnya berlaku atas manusia (tanpa menunjukkan keberdosaannya).

Ketiga, Murray menegaskan bahwa anugerah umum tidak mencapai keselamatan, sementara Hughes tidak menyinggungnya.

Keempat, Murray menyatakan penerima anugerah umum adalah dunia yang berdosa dan terkutuk, dan dengan demikian menekankan ketidaklayakan penerima dan meninggikan kemurahan Allah. Hughes tidak melakukannya. Maka, definisi yang diberikan John Murray lebih komprehensif dan ketat.

Menurut penulis, sesuai dengan kontribusi positif konsep anugerah umum dalam Teologi Reformed, definisi yang diberikan John Murray lebih dapat diterima tinimbang P. E. Hughes. Definisi Murray lebih komprehensif dan ketat sehingga dapat menampung persoalan yang didiskusikan dan diperdebatkan di kalangan Reformed. Kalau begitu, kita mendefinisikan anugerah umum atau common grace menurut definisi yang diberikan John Murray:

every favour of whatever kind or degree, falling short of salvation, which this undeserving and sin-cursed world enjoys at the hand of God.

Setelah penyamaan persepsi, kita akan menelusuri diskusi tentang konsep anugerah umum dalam Teologi Reformed. Sambil terus mengingat definisi di atas, sekilas kita akan menyimak pemikiran Yohanes Calvin, Jonathan Edwards, William G. T. Shedd, Charles dan Archibald Alexander Hodge, Herman Bavinck, dan Abraham Kuyper.

Yohanes Calvin (1509-1564)1025

John Murray mengatakan bahwa dalam penyelidikan tentang anugerah umum, tidak ada nama yang layak memiliki andil lebih besar daripada Yohanes Calvin, reformator itu.1026 Bahkan Anthony Hoekema mengatakan bahwa Calvin memelopori pemikiran teologis tentang konsep ini.1027

Calvin begitu sadar akan kerusakan hakekat manusia secara menyeluruh oleh dosa.1028 Ia juga sadar akan akibatnya, yaitu jika tidak ditolong hakekat manusia tidak akan mampu menghasilkan sesuatu yang baik.1029 Dengan kesadaran ini ia menjelaskan adanya kebaikan di luar anugerah penyelamatan dengan kehadiran suatu anugerah yang umum bagi semua orang, yang dinikmati dalam tingkatan tertentu.1030

Kita akan menyimak ajaran Calvin dalam Institutio-nya.1031 Penulis mengambil bagian-bagian dari Institutio yang secara langsung berkaitan dengan diskusi kita: II.2. 9, 12, 14, 15, 16, 17, II.3.3, 4; III.14. 2, 3.1032

Berkouwer mencatat bahwa Calvin menangani doktrin ini dalam hubungan langsung dengan doktrin kerusakan radikal hakekat manusia.1033 Kebanyakan ia mendiskusikannya dalam pasal yang di dalamnya ia berupaya memperlihatkan bahwa hakekat manusia tidak menghasilkan apapun selain apa yang layak untuk dihukum (11. 2). Semua manusia berdosa dan pendosa. Ia mendasarkan pandangan ini pada kesaksian Alkitab. Ia menemukan Paulus mengutuk seluruh umat manusia karena dosa-dosa mereka (Rom 3:10). Bahkan, meskipun tidak setiap dosa diwujudkan dalam kehidupan tiap orang, setiap keburukan berada di dalam hati mereka.1034 Dengan latar belakang doktrin ini, ternyata Calvin masih mengakui kenyataan adanya kebaikan pada manusia: kebajikan, tatanan masyarakat, kepandaian dan keindahan. Sepintas kelihatannya Calvin menghadapi kesulitan serius: jika kebaikan itu diakui, bukankah itu mengandaikan ia telah memutuskan untuk melunakkan doktrin kerusakan radikalnya?1035

Ternyata Calvin, dengan mengakui kenyataan hadirnya kebaikan itu, tidak memperlunak doktrin kerusakan radikalnya. Hal ini mungkin baginya mengingat sifat teologinya yang teosentris. Menurutnya kebaikan itu semata-mata berasal dari Allah.



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA