Konsep tentang anugerah umum (common grace) memberikan kontribusi penting dalam pemikiran Reformed. Secara positif, pertama doktrin ini merupakan alternatif jawaban atas tension antara ajaran Reformed tentang kerusakan radikal hakekat manusia yang tidak atau belum dilahirkan kembali oleh Roh Kudus (total depravity) dengan kenyataan melimpahnya prestasi-prestasi luhur dalam moralitas, sains, kesenian, dan kemasyarakatan yang dihasilkannya.1004 Kedua, doktrin ini memberikan penjelasan bagi terus berlangsungnya alam semesta dan kebaikan-kebaikan Allah di dalamnya sementara alam semesta sudah berada di bawah kutuk Allah akibat dosa manusia.1005 Dan ketiga, doktrin ini menjelaskan bahwa Allah mengasihi seluruh umat manusia, meskipun anugerah keselamatan hanya diberikanNya kepada umat pilihanNya.1006
Secara negatif, konsep ini menimbulkan kontroversi yang cukup hebat di kalangan Reformed, khususnya Reformed Belanda, baik di Amerika maupun di Negeri Belanda. Di Amerika Serikat. Herman Hoeksema dan Henry Danhoff, pendeta-pendeta Christian Reformed Church (CRC) menolak konsep anugerah umum. Menurut mereka konsep tersebut tidak alkitabiah. Pada tabun 1924, Sinode CRC of North America menolak ketidaksetujuan Hoeksema dan Danhoff, serta meneguhkan konsep anugerah umum sebagai doktrin Reformed yang ortodoks. Akibatnya, kedua pendeta itu, bersama pengikut mereka, keluar dari CRC dan mendirikan Protestant Reformed Church in America.1007
Di Negeri Belanda, sekitar 1930-1940-an, Klaas Schilder, seorang profesor dogmatika di Seminari Teologi Gereja-gereja Reformed di Negeri Belanda (Gereformeerde Kerken in Nederland) mengkritik konsep anugerah umum yang dipertahankan Abraham Kuyper. Penolakan profesor Schilder memunculkan diskusi dan perdebatan yang luas. Hal ini menyebabkan Sinode Umum Gereforineerde Kerken bersidang (1940-43) membicarakannya. Hasilnya, sinode menolak keberatan Schilder dan meneguhkan doktrin anugerah umum.1008
Sebagai pecinta Teologi Reformed, penulis melihat isu sebenarnya yang mendasari diskusi tentang konsep anugerah umum adalah apakah konsep tersebut konsisten dengan Historic Reformed Faith (yang tercermin dalam ajaran konfesi-konfesi Reformed dan ajaran teolog-teolog representatif dari masa ke masa), dan terutama apakah Alkitab mengajarkannya. Penulis berniat menyajikan diskusi tentang topik ini dalam empat bagian. Bagian pertama membicarakan definisi dan perkembangan konsep anugerah umum dengan mengacu kepada teolog-teolog yang menurut penulis representatif. Bagian kedua membahas kontroversi yang timbul di seputar konsep ini. Bagian ketiga menggali konfesi-konfesi Reformed dan ajaran Alkitab. Dan bagian keempat menyajikan kesimpulan umum dan relevansi pembicaraan ini dengan kehidupan konkret