Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 11 No. 2 Tahun 1996 >  BILA TIMUR BERTEMU BARAT > 
II. BUDAYA BARAT 

Berbeda dari kebudayaan Timur, budaya Barat modern meletakkan martabat individu di atas segala-galanya. Manusia diakui sebagai makhluk yang unik dan tak tergantikan oleh apapun. Oleh karena itu, nilai-nilai lain bergantung pada manusia. Dari sini lahirlah penghargaan yang tinggi atas hak-hak asasi manusia, yang bagi masyarakat Barat merupakan hak-hak dasar yang tak bisa diganggu gugat. Kebebasan individu amat dijunjung tinggi. Anak-anak kecil sudah biasa berbicara tanpa tedeng aling-aling di depan orang dewasa untuk mengungkapkan ketidaksukaannya. Para remaja selepas sekolah menengah sudah dibiarkan hidup sendiri di apartemen. Orang tua membiarkan mereka memilih jalan hidupnya sendiri. Itu sebabnya orang Barat lebih berani menjadi dirinya sendiri, lebih spontan, lebih terus terang, lebih kreatif dan lebih percaya diri. Sejak kecil mereka sudah dibiarkan untuk menjadi dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang otonom.

Budaya demokrasi juga tumbuh subur di Barat, walaupun pada awalnya Eropa seperti halnya Asia, menganut paham monarki di mana pemimpin negara merupakan orang yang khusus dikaruniai Allah untuk memerintah. Dalam pemerintahan monarkhis seperti ini berlaku slogan the king can do no wrong. Raja selalu benar, tidak pernah dan juga tidak bisa keliru. Yang salah selalu rakyat. Maka penguasa berlaku absolut atas rakyatnya. Berbeda sekali dengan sistem demokrasi, di mana kekuasaan memerintah, berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Selain pemerintah berkepentingan sekali untuk memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dalam menyediakan tunjangan sosial, tempat rekreasi, sekolah, perpustakaan umum, tempat perawatan orang jompo dan yatim piatu, ia juga harus mempertanggungjawabkan pemakaian kekuasaan kepada rakyat.



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA