Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 11 No. 1 Tahun 1996 >  KISAH TIGA HAMBA TUHAN > 
ANAK ELI DAN SAMUEL DI MATA MASYARAKAT 

Samuel dan anak-anak Eli sama-sama bertumbuh semakin besar. Di ayat 22-26 dibandingkan secara kontras sikap Samuel dan anak-anak Eli. Samuel makin besar imannya di hadapan Tuhan, sedang anak-anak Eli semakin besar dosanya di hadapan Tuhan.929 Di mata masyarakat, Samuel semakin menjalankan perannya sebagai pemimpin rohani yang dikasihi umat, sedang anak-anak Eli semakin mengecewakan umat, bahkan merusak kesucian hidup hamba-hamba Tuhan lain. Mereka berani tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di kemah Pertemuan.

Eli masih sempat menegur mereka dengan keras; mengingatkan mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah suatu dosa di hadapan Tuhan, bukan hanya dosa di hadapan manusia. Dalam sistem Israel saat itu, imam adalah perantara untuk membawa dosa-dosa umat kepada Allah. Tetapi jika Allah menjadi pihak yang dilukai, tidak ada lagi perantara.930 Namun teguran keras ini tidaklah mempan. Mereka tidak memiliki prespektif Ilahi. Sampai akhir kisah ini bahkan tidak ada tanda-tanda mereka menyesal.

Anak-anak Eli berdosa terhadap Allah dan manusia, sehingga Allah merencanakan untuk mematikan mereka, sementara itu Samuel semakin dikasihi oleh Allah dan manusia, sehingga Samuel sekarang siap menggantikan peran anak-anak Eli: peran sakral yang Allah berikan kepada mereka.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA