Stagnasi dapat terjadi kalau penyebabnya dibiarkan hidup terus dan tidak dicarikan jalan keluar untuk mengatasinya. Sebagai murid-murid Yesus, yang telah dibekali dengan ketrampilan dan pengetahuan, seharusnya berusaha dengan pimpinan Roh Kudus menghindarkan terjadinya suatu stagnasi dalam organisasi yang dipimpinnya. Banyak cara untuk menyelesaikan masalah, tetapi ada satu cara yang terbaik adalah menjadi pelayan Tuhan yang memiliki loyalitas yang tinggi kepada Kristus dan firman-Nya, berjiwa besar, berpikir positif dan terus berusaha memperkecil masalah dan tidak membuat sebaliknya membesar-besarkan masalah, yang akan menyebabkan stagnasi total. Menempatkan seseorang sesuai karunia dan kemampuannya akan menghindarkan terjadinya stagnasi dalam suatu organisasi.
Bagaimanapun, bergantung kepada Tuhan adalah inti dari segala-galanya, karena modernisasi, globalisasi dan teknologi bukanlah merupakan jaminan untuk tidak terjadinya suatu stagnasi. Bagi pemimpin Kristen rekonsiliasi adalah merupakan kebutuhan yang terutama agar tidak berbenturan antar sesama pemimpin secara terus-menerus, dan yang hanya akan berakhir pada stagnasi total serta perpisahan. Tentu, hal ini bukan yang diharapkan oleh semua pihak. Dengan demikian, Barnabas, Paulus dan Markus adalah suatu ilustrasi yang sangat cocok bagi para pemimpin Kristen dalam melaksanakan rekonsiliasi untuk dapat mencairkan kebekuan dalam organisasi atau stagnasi dalam pelayanan.