Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 10 No. 1 Tahun 1995 >  ETIKA SITUASI > 
KASUS-KASUS AMBANG BATAS 

Salah satu alasan keberpihakan Fletcher pada situasi adalah adanya situasi-situasi sulit di mana norma-norma yang biasa berlaku, dalam situasi-situasi tertentu menjadi sulit diterapkan. Situasi-situasi seperti ini disebut situasi ambang batas (bonderline situation). Fletcher mengemukakan beberapa kasus ambang batas.

Kasus pertama menyangkut perzinahan.612 Pada waktu Perang Dunia II seorang ibu beranak tiga berkebangsaan Jerman tertangkap patroli Soviet dan dipenjarakan. Suami dan ketiga anaknya di Jerman mencari ke mana-mana dengan hasil nihil. Rupanya usaha keluarganya itu terdengar sampai ke penjara melalui komandan penjara yang simpatik. Peraturan penjara memperbolehkan tahanan dibebaskan hanya dengan dua alasan. Pertama, bila tahanan sakit dan rumah sakit penjara tidak bisa menangani sehingga harus diobati di salah satu rumah sakit Soviet yang lain. Kedua, bila tahanan mengandung dan dikembalikan ke negara asal sebagai pertanggungjawaban. Setelah mempertimbangkan masak-masak, ibu ini minta seorang penjaga penjara yang dikenalnya baik untuk menghamilinya. Setelah ia positif hamil, ia dikembalikan ke Berlin. Keluarganya menyambutnya dengan sukacita. Bahkan anak yang kemudian lahir itu juga disambut dengan amat baik. Mereka tahu bahwa si kecil itu telah berjasa dalam keutuhan keluarga.

Kasus kedua menyangkut pelacuran.613 Seorang wanita Amerika yang cantik diminta untuk menjadi agen kontraspionase dengan cara menyamar menjadi seorang sekretaris di sebuah kota di Eropa Barat. Dalam penyamarannya itu ia harus merayu mata-mata musuh yang telah beristeri supaya akhirnya bisa diperas. Pada mulanya ia protes dan tidak sudi menjual diri seperti itu. Namun orang di departemen pertahanan mengatakan tidak ada jalan lain dan hanya dia yang satu-satunya bisa melakukan tugas itu. Alasan lain, orang itu menganggap pengorbanan itu sama saja seperti pengorbanan saudara laki-lakinya di Korea yang kehilangan kakinya. Persoalannya adalah apakah kesucian seks bisa dikorbankan demi mengemban tugas negara.

Kasus ketiga menyangkut bunuh diri.614 Seorang bapa beranak lima, berusia 40-an, hidupnya di rumah sakit bergantung pada pil. Begitu ia berhenti makan pil, hidupnya hanya akan tinggal enam bulan lagi. Setiap tiga hari ia harus membayar $40. Ia sendiri sudah diasuransikan oleh perusahaan sebesar $100.000. Itulah satu-satunya asuransi yang dimilikinya sekaligus harta satu-satunya yang bisa ditinggalkan bagi anak isterinya. Jika ia makan pil teras, hidupnya akan melewati Oktober. Namun perusahaan asuransi pasti tidak akan memperbaharui polis itu. Selain itu, bila terus makan pil, ia harus berhutang, bahkan bisa jual rumah dan pasti polis asuransinya juga hilang. Namun tidak makan pil sama dengan tindakan bunuh diri.

Kasus keempat menyangkut aborsi.615 Seorang pasien rumah sakit jiwa memperkosa sesama pasien. Namun gadis yang diperkosanya itu menderita schizophrenia yang gawat. Ayah sang gadis menuntut rumah sakit atas kelalaiannya dan meminta supaya dilakukan aborsi. Namun pihak rumah sakit menolak karena hukum hanya memperbolehkan aborsi demi alasan kesehatan ibu yang terganggu.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA