Bisa dikatakan bahwa sepertiga bagian dari seluruh kitab-kitab Perjanjian Lama (PL) berbentuk puisi. Walaupun di sana sini dalam PL sejak kitab Kejadian hingga kitab Maleakhi terdapat tulisan-tulisan berbentuk puisi, namun secara umum terkonsentrasi pada lima kitab syair: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung.
Titik berat lima kitab Musa atau Pentateuch berisikan tentang hukum; sedangkan kitab-kitab sejarah menekankan sejarah kerajaan-kerajaan Israel kuno; sementara kitab-kitab syair lebih banyak berisikan pertuturan manusia berbicara kepada Allah; sebaliknya kitab-kitab para nabi (besar maupun kecil) berisikan kata-kata Allah berfirman kepada manusia.
Dari kitab-kitab syair, tiga di antaranya disebut atau digolongkan juga sebagai kitab hikmat. Jadi yang termasuk literatur hikmat ini adalah kitab Ayub, Amsal dan Pengkhotbah.
Lima kitab syair PL tersebut di atas dalam kalangan orang Yahudi disebut: Kethubim (writings); dan diistilahkan dalam bahasa Yunani sebagai Hagiographa (sacred writings). Masyarakat Masoret pada abad pertengahan menyebutnya kitab syair ke dalam lima kitab gulungan (five Megilloth atau five scrolls), hanya yang dimaksudkan dengan lima kitab gulungan ini adalah kitab Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Kidung Agung dan Ester. Kelima kitab gulungan ini berkaitan dengan upacara-upacara atau perayaan-perayaan umat Yahudi. Kitab Rut berkenaan dengan perayaan Pentakosta; kitab Pengkhotbah dengan perayaan Tabernakel; sedangkan kitab Ester dibacakan pada waktu perayaan Purim tatkala mengingat bagaimana Allah melepaskan orang-orang Yahudi dari bahaya dipunahkan, saat dukacita berubah menjadi sukacita; kitab Kidung Agung dipakai dalam perayaan Paskah; serta kitab Ratapan dipergunakan pada saat umat berpuasa mengenang runtuhnya Bait Suci.
Adapun Kitab Suci (PL) orang Yahudi terbagi atas tiga bagian sebagai berikut:
a. Kitab Torah
b. Kitab para Nabi, yang masih dikelompokkan sebagai:
(1) kitab nabi terdahulu: Yosua, Hakim-Hakim, Samuel dan Raja-Raja
(2) kitab nabi terakhir: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan 12 kitab nabi kecil
c. Kitab Syair (kethubim atau writings)
Alkitab Vulgata (versi PL dalam bahasa Latin) menempatkan kitab Ayub pada bagian awal; sedangkan Septuaginta (versi PL dalam bahasa Yunani, yang disusun oleh tujuh puluh orang sarjana penerjemah) menempatkan kitab-kitab syair sesudah kitab sejarah dan sebelum kitab nabi, dengan urutan kitab Mazmur di bagian depan. Maka urut-urutannya adalah sedemikian: Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung dan Ayub. Versi-versi lain dalam bahasa Inggris mengikuti versi Vulgata berdasarkan pertimbangan kronologis waktu. Ayub dianggap hidup sezaman dengan para Patriakh (leluhur) bangsa Yahudi. Sedangkan kitab Mazmur sebagian besar merupakan karya literatur Daud yang hidup beberapa abad sesudah masa patriakh. Ketiga kitab lainnya: Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung pada umumnya diasosiasikan dengan Salomo, Putra Daud yang mengelompokkan ketiganya sebagai koleksi dari Salomo.
Agar kita dapat memahami ke semua kitab syair PL dengan baik, perlu kiranya diperhatikan konteks dan perkembangan literatur hikmat dalam dunia Asia Tengah kuno dan Israel kuno.