Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 9 No. 2 Tahun 1994 >  TREND-TREND BARU DALAM HERMENEUTIK > 
STRUKTURALISME 

Strukturalisme, selain sebagai metode, dapat juga dikatakan sebagai ideologi. Karena strukturalisme tidak hanya dipakai dalam hermeneutik, tapi juga dalam bidang-bidang lainnya, seperti antropologi, kesusasteraan, seni, sejarah, dan ilmu bahasa. Ferdinand de Saussure, seorang ahli linguistik, dapat dikatakan sebagai bapak strukturalisme.

Strukturalisme mencari arti teks terlepas dari faktor-faktor historis maupun kebudayaan. Arti terkandung bukan dalam maksud pengarang, tapi dalam struktur mendalam yang tersembunyi dalam suatu teks. Bagi strukturalisme, manusia bukan individu bebas seperti halnya dengan pendapat eksistensialisme. Bagi strukturalisme, manusia hanyalah sekedar produk sebuah "struktur". Dan struktur itu mendesak penulis sehingga teks yang dihasilkan merupakan refleksi dari dorongan tersebut secara tidak sadar.

Tugas dari eksegesis struktural adalah untuk menyingkapkan struktur yang ada dalam teks. "Struktur" yang dimaksudkan bukanlah merupakan garis besar (outline) atau pola, atau organisasi internal suatu teks. Yang dimaksudkan dengan struktur adalah suatu konfigurasi yang terdapat lebih dalam dari arti yang kelihatan dari arti permukaan suatu teks. Struktur mendalam ini tidak akan terlihat oleh pembaca biasa. Bahkan mungkin si pengarang sendiri tidak menyadarinya. Maksud dari penemuan struktur tersebut adalah untuk membangkitkan imajinasi, menyingkapkan visi kehidupan dan melepaskan kuasa yang terdapat dalam teks kepada pembaca sekarang.



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA