Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 9 No. 2 Tahun 1994 >  STRATEGI PELAYANAN KRISTEN DALAM KONTEKS SOSIAL POLITIK INDONESIA > 
TANTANGAN DAN PERUBAHAN 

7. Kini saya akan membahas tantangan dan perubahan yang sedang dan akan terjadi. Pada tingkat global, saya melihat tiga tantangan pokok:

(a) persaingan: siapa yang mau bersaing akan bertahan dan berkembang, siapa yang tidak mampu bersaing akan tersingkir. Kita ditantang untuk bersaing, dan oleh karena itu kita harus benar-benar mampu mengembangkan nilai lebih kita. Bila kita tidak mampu bersaing dalam kuantitas, kita harus menekankan kualitas;

(b) kecenderungan purna modernisme: umat manusia semakin menyadari dehumanisme yang diakibatkan oleh modernisasi dan modernisme. Solidaritas kemanusiaan global semakin bertumbuh, khususnya mengenai HAM, kebebasan, demokratisasi, individualitas, keadilan, lingkungan hidup dan sebagainya. Isu-isu global ini harus kita perhatikan, oleh karena ia semakin merupakan kekuatan yang tak tertahankan. Runtuhnya komunisme antara lain disebabkan oleh karena ia bertentangan dengan semangat kemanusiaan yang bersifat global itu; dan,

(c) Akibat samping dari sikap kritis terhadap modernitas dan modernisme adalah bangkitnya kesadaran identitas kelompok: primordialisme dan fundamentalisme. Keduanya sebenarnya merupakan kritik terhadap individualisme, materialisme, dan sekularisme yang berkembang dalam masyarakat modern, tetapi mengambil bentuk reaksi yang ekstrem dan amat berbahaya. Amat berbahaya, oleh karena ia bersifat mengoyak luka-luka lama dan melahirkan Luka-luka baru. Konflik-konflik yang bersifat primordial, apalagi keagamaan, merupakan konflik yang amat kejam dan amat sulit untuk diselesaikan. Ini juga akan kita alami, dan harus kita antisipasi. Di tingkat nasional persoalan menjadi lebih pelik oleh karena di samping dampak dari globalisasi tersebut, kita menghadapi persoalan-persoalan kita sendiri.

Ketiga tantangan pada aras global itu saja sebenarnya sudah merupakan tantangan yang luar biasa bagi kita di Indonesia. Mampukah Indonesia bertahan dalam persaingan global? Mampukah Indonesia menyesuaikan tatanan sosial politik serta kebijakan pembangunannya dengan aspirasi kemanusiaan yang bersifat global? Mampukah Indonesia mempertahankan kesatuan dan persatuan nasionalnya di tengah-tengah kebangkitan primordialisme dan fundamentalisme? Toh, disamping tantangan-tantangan global itu kita di Indonesia masih menghadapi tantangan-tantangan khas kita sendiri yang berskala nasional. Saya akan menyebutkan beberapa:

(a) kesenjangan sosial ekonomi yang semakin parah;

(b) suasana politik menjelang suksesi kekuasaan;

(c) kebangkitan agama-agama, khususnya Islam.

Ketiga isu nasional ini, apabila tidak diatasi secara fundamental, dengan arif dan sejak dini, sungguh-sungguh dapat membahayakan kesatuan dan persatuan nasional kita. Dan yang lebih penting lagi ialah, ketiga isu itu sebenarnya juga saling terkait. Situasi kesenjangan sosial ekonomi yang parah telah menjadi lahan yang subur untuk mencuatkan sentimen-sentimen primordial dan agama. Persoalan sukses mendorong orang membangun kekuatan, dan ini menyebabkan kekuatan sosial terbesar (=Islam) semakin menentukan. Siapa dapat mengambil hati kelompok ini akan memenangkan pertarungan. Bahayanya ialah: apabila hanya satu dua kelompok saja yang menarik keuntungan dari situasi ini, dengan akibat tersingkirnya kelompok-kelompok lain, ini akan membuat kesatuan dan persatuan bangsa, akan membuat bangsa kita semakin tidak mampu untuk bersaing pada era globalisasi ini. Yang ingin saya katakan adalah: dalam situasi kita sekarang ini, bukan hanya kelompok Kristen saja yang berada dalam posisi yang sulit. Masa depan seluruh bangsa sebenarnya berada dalam keadaan yang amat kritis! Oleh karena itu, kita sebaiknya tidak hanya memusatkan perhatian hanya kepada kepentingan kelompok kita yang sempit. Ada tantangan yang lebih besar dan lebih luas daripada itu!



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA