Sekali lagi kalimat yang maknanya kelihatan kabur ini menjadi jelas apabila dipahami sesuai dengan konteksnya. Kerub-kerub dalam tempat yang Maha Suci di Bait Allah bersayap, dan sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian, tempat Tuhan hadir di sana. Jadi, kerub yang bersayap itu ada di hadirat Allah (Kel 25:20; 2 Taw 13:11-13). Makhluk-makhluk yang dilihat Yehezkiel dalam penglihatannya waktu ia melihat kemuliaan Allah, juga bersayap, makhluk-makhluk tersebut ada di hadirat Allah dan melayani Dia. Dalam beberapa mazmur, misalnya Mzm 17:8; 36:8; 61:5; 91:4, disebut "sayapMu", yakni "sayap Allah", sebagai tempat naungan dan tempat berlindung bagi manusia. Maka cukup biasa bagi orang-orang Yahudi kalau konsep "sayap" dipakai berhubungan dengan Allah serta menyatakan bahwa Allah adalah tempat perlindungan atau sandaran bagi manusia.
"Kekejian" adalah istilah yang sering dipakai dalam Perjanjian lama untuk berhala, dan untuk penyembahan kepada berhala ganti menyembah Allah. Maka sebutan "sayap kekejian" mempunyai arti tertentu bagi orang-orang Yahudi pada Daniel. Sebutan itu menyatakan bahwa ada sesuatu atau seseorang yang diangkat untuk menggantikan Allah dan yang ditunjuk sebagai sandaran perlindungan bagi manusia.
Kata-kata bahasa Ibrani yang diterjemahkan "pemusnahan yang sudah ditetapkan" dipakai juga dalam Yes 10:23 dan 28:22 mengenai hukuman Tuhan atas Yerusalem dan Israel yang tidak setia kepada Dia, di mana hanya sisa-sisa orang yang bersandar kepada Tuhan dan setia kepadaNya diselamatkan. Ayat-ayat tersebut digenapi dalam peristiwa Babel mengalahkan mereka, menghancurkan Yerusalem, dan membawa mereka tertawan ke Babel. Namun rupanya ayat- ayat itu juga mempunyai penggenapan lain lagi, yaitu dalam peristiwa Roma menghancurkan Yerusalem dan sebagainya setelah orang-orang Yahudi menolak Allah di dalam Kristus. Yes 28:16 jelas berkonotasi mesianis.
Sebagaimana sudah diterangkan, Tuhan Yesus Kristus merupakan penggenapan semua korban dan persembahan yang dituntut dalam Taurat Musa sehingga korban persembahan tersebut tidak lagi berkhasiat. Hanya dengan percaya dan bersandar kepada Kristus yang tersalib manusia dapat beroleh pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Namun orang-orang Yahudi pada umumnya, yaitu selain sisa-sisa yang percaya kepada Kristus, tetap membawa dan mempersembahkan korban dan persembahan tersebut sampai Tuhan menghentikannya dengan mendatangkan alat penghukumNya, yaitu Titus dengan tentara Roma, yang menghancurkan Yerusalem dan memusnahkan banyak orang Yahudi.
Pada waktu itu lambang dari tentara Roma yang menghancurkan dan memusnahkan Yerusalem diletakkan pada tempat yang Maha Suci dalam Bait Allah menggantikan mezbah di sana, seakan-akan orang-orang disuruh menyembah Kaisar Roma dan menjadikan dia sandaran mereka. Sungguh itu merupakan "sayap kekejian yang menghancurkan" yang dinubuatkan dalam ayat 27 ini.
Pemusnahan Yerusalem dan Yehuda yang dilaksanakan oleh tentara Roma itu adalah hukuman yang sudah ditetapkan oleh Allah untuk ditimpakan ("tercurah") atas Israel yang tidak setia dan tidak bersandar kepada Dia, yaitu yang menolak dan menyalibkan PutraNya, Yesus Kristus.
Demikianlah eksposisi Daniel pasal 9. Bagi kita yang hidup dalam masa "satu 'tujuh'", masa yang terakhir, yang akan berakhir dengan kedatangan Kristus dalam kemuliaanNya, lalu dunia ini akan lenyap dan diganti dengan langit dan bumi yang baru di mana terdapat kebenaran, hendaklah kita ingat nasihat Petrus dalam 2 Ptr 3:11-12, "... betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah."


untuk membuka halaman ramah cetak. [