Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 3 No. 1 Tahun 1988 >  MANUSIA ROHANI > 
1. PENYERAHAN KEPADA KEHENDAK ALLAH 

Kegagalan Adam pertama adalah tidak mau menaati kehendak Allah. Ia mempertahankan kehendak diri sendiri dan menolak kehendak Allah. Tetapi Yesus Kristus hanya memiliki satu kehendak yaitu taat pada kehendak Bapa-Nya. Dia mempunyai kehendak dan pilihan dalam diri-Nya sendiri namun Ia senantiasa menempatkan kehendak Bapa-Nya di atas kehendak-Nya. Itulah sebabnya di taman Getsemani, Ia menghendaki untuk tetap dapat bersekutu dengan Bapa-Nya, Ia menghendaki tidak berpisah dengan Bapa-Nya. Sekali pun kehendak-Nya itu baik, Yesus sadar bahwa itu bukan kehendak Bapa. Bapa menghendaki Ia menanggung dosa-dosa manusia di atas diri-Nya, dan oleh sebab itu Allah akan menyatakan murka atas-Nya dan meninggalkan Dia. Betapa pun itu berat, pedih, dan merupakan cawan yang sangat pahit, dengan penuh penyerahan Yesus berkata kepada Bapa-Nya: "Jadilah, kehendakMu."52 Lalu di Golgota, cawan yang pahit itu, cawan murka Allah, telah diminumNya dengan penuh ketaatan.

Sebab untuk itulah Yesus datang, sebagaimana tertulis:

"Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: Sungguh Aku datang; Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."53

Seluruh kesaksian dalam keempat Injil telah membuktikan bahwa tidak ada satu sisi pun dari kehidupan Yesus Kristus yang tidak menaati kehendak Allah. Yesus Kristus bukan hanya memberitakan kebenaran Firman Allah, tetapi diri-Nya sendiri adalah kebenaran itu.54 HidupNya di dalam dunia telah menerjemahkan makna kebenaran Ilahi. Dia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.55

Inilah pola hidup surgawi, pola hidup Ilahi, yang menjadi perwujudan hidup seorang manusia rohani, yaitu penyerahan penuh ketaatan pada kehendak Allah yang telah dinyatakan di dalam Alkitab, Firman Allah.56 Hidup taat sebagaimana kehidupan Kristus yang taat pada kehendak Bapa-Nya, berarti:

- melakukan dengan sungguh-sungguh apa yang Tuhan kehendaki kita lakukan, sekalipun itu mungkin bertentangan dengan keinginan kita pribadi

- melangkah pergi ke tempat yang Tuhan pimpin kita ke sana, sekali pun mungkin hati kita tidak menginginkannya

- menerima dengan sukacita apa yang Tuhan berikan dalam kehidupan untuk kita alami, sekalipun kita tidak mengharapkannya

- meninggalkan dengan penuh kerelaan apa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, sekalipun kita sangat mengasihinya

- mempercayai Tuhan dengan segenap hati kita, sekalipun kita tidak mengerti rencanaNya

- menyerahkan diri kita dalam pendidikan dan pembentukan Tuhan supaya semakin hari karakter, kepribadian dan hati kita semakin menyerupai Yesus Kristus

- menempatkan Firman Tuhan sebagai yang terutama dalam seluruh aspek kehidupan.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA