Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 3 No. 1 Tahun 1988 >  GERAKAN GELOMBANG KETIGA > 
SIKAP TERHADAP KARUNIA ROH YANG ADIKODRATI 

Dalam dunia kekristenan kita mengenal ada tiga aliran yang berpengaruh dalam hal sikap mereka terhadap karunia-karunia roh yang adikodrati.

Yang pertama disebut The Positive School, yang mengakui bahwa karunia-karunia tersebut masih berlaku dan terjadi hingga masa kini. Karunia-karunia adikodrati merupakan pernyataan dibaptisnya seorang percaya oleh Roh Kudus, khususnya dengan berbahasa lidah (glossolalia). Mereka yang menerima sikap ini umumnya kalangan Pentakosta dan sebagian besar Karismatik.

Golongan kedua dikenal dengan sebutan The Negative School. Umumnya mereka berpendapat bahwa karunia-karunia adikodrati telah berhenti pada akhir masa para rasul dan sebagian beranggapan bahwa karunia-karunia tersebut berangsur-angsur lenyap dan berakhir pada abad keempat. Pendukung golongan ini antara lain:

1. Benyamin B. Warfield (1851 - 1921), seorang theolog konservatif yang kukuh mempertahankan ajaran Kalvinis di Seminar! Princeton pada pertukaran abad ini. Beliau mengatakan bahwa bahasa lidah (glossolalia) adalah satu di antara karunia-karunia tanda (sign gifts), yang dimaksudkan untuk meneguhkan pemberitaan para rasul. Oleh karena itu setelah berita Perjanjian Baru lengkap, maka tanda-tanda tersebut tidak dibutuhkan lagi.

2. Merrill F. Unger, seorang theolog dispensasional (umumnya sering dikaitkan dengan Dallas Theological Seminary di Texas), yang salah satu Bible Dictionary-nya cukup dikenal di kalangan mahasiswa theologia di Indonesia, berpendapat bahwa yang disebut "sempurna" dalam I Korintus 13:10 adalah kanon Alkitab, yang merupakan akhir dari kanon "lidah".

Golongan ketiga dikenal sebagai The Middle Position - yang dipelopori oleh A.B. Simpson pendiri Christian and Missionary Alliance (Kemah Injil di Indonesia) - mengambil jalan tengah. Khusus mengenai bahasa lidah, beliau mengatakan bahwa karunia tersebut merupakan salah satu dari banyak karunia dan diberikan kepada sejumlah orang untuk kebaikan seluruh jemaat. Sikap sebaiknya adalah "Jangan dicari, jangan pula dilarang" (Seek not, forbid not). Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa karunia-karunia adikodrati masih berlaku hingga saat ini, namun karunia-karunia tersebut, khususnya bahasa lidah, bukanlah "tanda" seseorang dibaptiskan oleh Roh Kudus.38

Bagaimana dengan sikap kita sendiri? Tentu saja kunci terbaik adalah mempelajari sikap Tuhan Yesus yang melebihi theolog/tokoh gereja. Oleh karena itu sebaiknya kita menelaah sebagian isi Alkitab yang membicarakan pelayanan adikodrati Tuhan serta kenyataan yang terjadi abad ini.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA