Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 16 No. 2 Tahun 2001 >  KERUGMA YANG MEMUDAR: PANDANGAN RUDOLF KARL BULTMANN TERHADAP TEOLOGI LUKAS - KISAH PARA RASUL > 
KERUGMA DALAM LITERATUR LUKAS - KISAH MENURUT BULTMANN 

Telah penulis singgung di atas, pandangan Bultmann tentang teologi Lukas - Kisah hanya mendapatkan porsi yang sedikit dalam maha karyanya, Theology of the New Testament, yaitu pada bab "The Development toward the Ancient Church." Namun, sesingkat apa pun tesisnya, hal itu tetap dipandang amat penting bagi perkembangan penyelidikan Lukas-Kisah di masa-masa kemudian.

Menurut Bultmann, gereja mula-mula sedang berada dalam pencarian jati dirinya. Semula gereja menyadari dirinya sebagai umat eskatologis: jemaat yang terdiri atas orang-orang kudus, yang dipanggil keluar dari dunia dan tercerai dari dunia itu. Sebagai umat eskatologis, gereja menantikan penggenapan kedatangan Sang Mesias (parousia) sebagai kepenuhan sejarah keselamatan. Kesadaran ini membuat gereja bersifat eksklusif dan menganggap diri sebagai "orang-orang asing" di dunia.1752 Bultmann menyebutnya sebagai sifat yang transenden dari gereja.

Namun, ternyata parousia tak kunjung tiba. Hal ini berdampak besar kepada kehidupan dan pemahaman gereja. Gereja harus mengadakan "transformasi terhadap pemahaman mengenai jati dirinya." Gereja yang semula merupakan umat eskatologis yang sifatnya transenden tersebut sedikit demi sedikit bergeser kepada kesadaran sebagai institusi yang merenungkan kuasa-kuasa transenden pada masanya. Tuturnya:

In consequence of the delay of the expected parousia the trancendent character of the Church gradually comes to be seen not so much in its reference to the future as in the present possession of institutions which are already mediating trancendent powers in the present: a sacramental cultus and finally a priestly office.1753

Era inilah yang disebut oleh Ernst Troeltsch sebagai Fruhkatholizismus (Inggris: early Catholicism) atau "Katolisisme dini".1754 Dalam kerangka katolisisme dini inilah karya Lukas hadir. Bultmann mengakui bahwa penulis kedua kitab ini juga seorang sejarawan, tetapi berbeda dengan dua Injil Sinoptik lain, Matius dan Markus.1755 Kedua Injil tersebut lebih mempunyai sifat kerugmatis Injil, artinya mereka menuangkan tulisan mereka dalam bentuk penuturan historis tentang "kehidupan Yesus"; bahwa cuplikan-cuplikan tunggal dari tradisi kuno disatukan menjadi deretan kronologis geografis.1756

Namun, menurut Bultmann, masalah yang harus diingat ialah bahwa gereja mula-mula bukan semata-mata jemaat yang membutuhkan catatan historis tentang Kristus dan karya-Nya. Tetapi, jemaat mula-mula juga mempunyai sifat eskatologis, dipanggil keluar dari dalam dunia sebagai bagian dari aeon1757 yang akan datang. Wahyu Allah yang memanggil gereja. diterimanya bukan dari luar atau hal-hal yang misterius, melalui penglihatan maupun melalui mitos-mitos yang tidak dapat dibuktikan, tetapi melalui sesosok figur historis, Yesus. Di dalam Yesuslah gereja mendengar firman Allah yang memanggilnya. Sehingga, tradisi mengenai Yesus amatlah penting: tradisi tersebut secara bersamaan berbicara mengenai perihal eskatologis maupun historis.1758

Masalah ini coba dipecahkan oleh buah karya penulis Lukas - Kisah. Jemaat penerima Injil Lukas dan Kisah adalah jemaat yang telah memasuki era "Katolisisme dini." Ketika penulis menulis dua buku ini (Lukas - Kisah), konsepsi gereja etas dirinya sendiri ialah bahwa Kristianitas merupakan esensi dari sejarah dunia (Christianity as an entity of world history)." Oleh sebab itu, Bultmann berpendapat, penulis hendak menyelesaikan paradoks melalui kaca mata "teologi sejarah" (theology of history), yang hanya mengenal sejarah keselamatan dinyatakan sebagai sejarah dunia. Dengan demikian, tulisan Lukas mengalihkan acuan kerugma menjadi historis.1759 Hal ini jelas dalam proemium Injilnya (Luk 1:1-4), dan penuturan Lukas selanjutnya tentang kehidupan Yesus hingga kebangkitan-Nya; kejadian-kejadian dinarasikan dalam hubungan kronologis dengan sejarah dunia tempat Yesus hidup.

Demikian juga dalam Kisah, yang merupakan kelanjutan dari Injil, Lukas hendak mengisahkan tentang sejarah gereja mula-mula dan permulaan pekerjaan misi, sampai dengan misi Paulus yang menyentuh kota raja Roma, sebagai gambaran ujung bumi. Hal ini menandakan, bahwa di dalam Kristus sejarah penyelamatan telah sampai kepada kegenapannya dan, dalam kaca mata Kisah, kini masih berlanjut terus. Namun, dalam Kisah tidak ditemukan pengharapan mengenai parousia, yang merupakan karakteristik gereja yang paling dini. Hal ini membuat Bultmann menganggap bahwa penulis Kisah tidak lagi memandang penting konsep jemaat eskatologis, bahkan penulis kitab ini telah kehilangan pemahaman kerugmatis gereja mula-mula. Ia mengatakan:

The very fact that he writes an account of the origin and earliest history of the Christian Church-in which the eschatological Congregation, of course, would have no interest-shows how far removed he is from its own way of thinking. The fact that he wrote Acts as sequel to his Gospel completes the confirmation that he has surrendered the original kerugmatic sense of the Jesus-tradition and has historized it.1760

Jadi, menurut Bultmann, pada kedua tulisan (Lukas - Kisah) kerugma yang berisi tradisi Yesus sebenarnya telah pudar. Mengapa? Oleh sebab Kristianitas pada masa Lukas - Kisah ditulis telah kehilangan jati dirinya sebagai jemaat eskatologis yang menantikan kedatangan Mesias, dan masuk kepada era Fruhkatholizismus. Situasi tersebut membuat gereja harus mengubah haluan dan cara pandangnya dan memahami dirinya sebagai esensi (entitas) dari sejarah dunia kontemporer. Maka, sifat kerugma dari Injil sine qua non telah menjadi tunduk kepada teologi sejarah (theology of history). Ketika kerugma telah tunduk kepada teologi sejarah berarti kerugma itu tunduk juga pada "historisasi" (penyejarahan). Dengan perkataan lain, dengan menuliskan sejarah hidup Yesus dan sejarah gereja mula-mula ke dalam Injil dan Kisah, maka kerugma Kristiani telah memudar.1761



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA