Pertanyaan: 828. Apa yang Dimaksud dengan Perumpamaan Kristus tentang Garam yang Kehilangan Rasanya dan Oleh Karena Itu Dibuang untuk Dijalani oleh Manusia?
Naskah di Matius 5:13, "Jika garam kehilangan rasanya, dengan apa ia akan digarami? Ia tidak berguna lagi selain untuk dibuang dan diinjak-injak oleh manusia," didasarkan pada fakta-fakta kehidupan di Timur. Diketahui bahwa garam dalam kondisi tertentu kehilangan keasinannya. Dr. Thomson, dalam bukunya The Land and the Book, menceritakan kisah ini untuk mendukung argumen ini: "Seorang pedagang dari Sidon memiliki persediaan garam yang besar dan mengisi enam puluh lima rumah di daerah pegunungan dengan garam tersebut. Rumah-rumah ini hanya memiliki lantai tanah liat dan garam yang berada di dekat tanah dalam beberapa tahun benar-benar rusak. Garam ini menjadi hambar dan tidak berguna, mengkristal dan berubah menjadi debu, bukan menjadi tanah yang subur. Bukan hanya tidak berguna, tetapi garam ini sebenarnya menghancurkan kesuburan di mana pun dilemparkan, dan itulah sebabnya mengapa garam ini dilemparkan ke jalan. Garam yang rusak ini sangat merepotkan sehingga dibersihkan dengan hati-hati, dibawa keluar, dan dilemparkan ke jalan. Tidak ada tempat di sekitar rumah, halaman, atau kebun yang mentolerirnya. Tidak ada orang yang akan membiarkan garam itu dilemparkan ke ladangnya, dan satu-satunya tempat untuknya adalah jalan; dan di sana ia dilemparkan untuk diinjak-injak oleh manusia."
Question: 828. What Is Meant by Christ's Figure o£ Speech About the Salt That Has Lost Its Flavor and Is Therefore Cast Out to Be Trodden Under Foot of Men?
The passage in Matt. 5 : 13, "If the salt has lost its savour, wherewith shall it be salted? it is thenceforth good for nothing but to be cast out, and trodden under foot of men," is based upon actual facts of Eastern life. It is well known that salt under certain conditions loses its saltness. Dr. Thomson, in The Land and the Book, tells this story to substantiate this contention : "A merchant of Sidon having a large supply of salt filled sixty-five houses in a mountainous district with it. These houses had merely earthen floors and the salt next the ground was in a few years entirely spoiled. This salt, becoming insipid and useless, effloresced and turned to dust, not to fruitful soil, however. It was not only good for nothing itself, but it actually destroyed all fertility wherever it was thrown, and this is the reason why it is thrown into the street. So troublesome is this corrupted salt that it is carefully swept up, carried forth and thrown into the street. There is no place about the house, yard or garden where it is tolerated. No man will allow it to be thrown onto his field, and the only place for it is the street ; and there it is cast to be trodden under foot of men."